2

3K 283 9
                                    

Happy Reading

Pekerjaan Sakura sebagai permaisuri memang patut diacungi jempol. Sakura cepat paham jika diajari, menerima masukan dari orang disekitarnya dan bisa memberikan usulan bijaksana jika dirasa kurang setuju dengan sesuatu.

Tujuh bulan telah berlalu dan kuasa penuh sebagai Ibu Negara belum sepenuhnya ada pada jangkauan. Ibu suri juga sering memberikan bimbingan jikalau Permaisuri merasa tertekan. Hubungan mereka sudah selayaknya ibu dan putrinya jika sedang mengobrol santai. Dan akan seperti guru dan murid jika Sakura datang dengan mendiskusikan sesuatu.

Perjuangan permaisuri di Istana juga tak lepas dari seorang mentor yang dikirim sebagai guru permaisuri  yaitu Senju Tsunade mantan seorang Dokter kepala di Rumah Sakit Konoha. Terlepas dari gelar dokter, Tsunade sangat cekatan dan berwawasan luas untuk masalah administrasi politik negara.

Serta Sabaku Temari salah seorang kepala dayang luar biasa yang sudah Sakura anggap sebagai kakak, yang selalu memenuhi kebutuhan sakura sehari-hari dan teman kala Sakura dilanda kebosanan. Keahlian Temari tidak hanya melayani tetapi juga pandai bela diri yang akan menjaga Permaisuri dalam keadaan mendesak.

Selama itu pula Permaisuri tidak pernah pulang distrik klan Haruno karena tradisi keluarga kerajaan setelah menjadi istri, dia adalah hak penuh milik kerajaan. Maka jika tak ada urusan mendesak dilarang keras keluar dari Istana.

Hanya sesekali Haruno Kizashi dan Haruno Sasori kakak Sakura yang telah diangkat menjadi Kapten Penyelidikan mendatangi kediaman Permaisuri di Kastil Cherry Blossom saat kebetulan ada rapat dalam Istana.

Hari-hari Sakura tanpa bertemu Sasuke adalah normal, walaupun konflik mengenai posisi Permaisuri Sementara sering diangkat pada saat pertemuan tertentu.

Hubungan Sakura dan Sasuke juga tidak dapat dikatakan semakin baik. Mereka nyaris tidak pernah bertemu kecuali pada malam intim disetiap bulan. Itu pun hanya membicarakan masalah administrasi Istana atau membutuhkan tanda Raja, diluar itu urusan jika harus berhubungan dengan Sasuke diserahkan melalui Temari dan ajudan raja - Hatake Kakashi.

Diwaktu tertentu Sakura kerap kali mengundang putri bangsawan sebaya di acara minum teh atau kegiatan kelas atas lainnya. Seperti saat ini, dia harus membiasakan diri berinteraksi dengan para perempuan bangsawan baik masih gadis ataupun sudah menikah. Hidup di Istana, relasi sangat diperlukan untuk bertahan hidup.

Jalan hidup tak selamanya mulus meski membangun relasi setinggi langit pasti ada yang bolong. Tak berbeda jauh dengan konflik para bangsawan, konflik para wanita lebih menusuk karena mereka lebih menjaga wibawa dari pada mengungkapkan langsung tapi dengan demikian jika tidak pandai membaca maksud maka kamu akan kalah.

Gosip dikalangan perempuan lebih tajam, lebih menusuk dan menyebar bagai angin. Berbicara menyindir dengan muka tebal. Itu semua adalab lalapan yang harus di tanggung ibu negara sebagai penengah, sebisa mungkin Sakura berada di posisi netral.

"Permaisuri, apakah anda jadi membeli kalung safire dari madam Clorenz." Tanya Shion

"Saya masih ragu, saya suka kalung diamond tapi saya jatuh hati pada design kalung safire. Bagaimana menurut Putri Shion."

"Aku suka kalung rubby karena itu sama dengan mataku, mungkin permaisuri akan lebih cocok dengan kalung emerald ini, mata anda cantik." ungkap Putri Karin yang Sakura yakin sedang menjilat karena tadi dia yakin sedang bertanya pada Shion.

"Ah Anda benar, Putri Karin, kalung itu sangat cocok untuk mu." Sakura memberikan senyum tulus.

"Ah benarkan, saya memang pandai memantaskan diri agar terlihat cantik dan memikat lelaki tampan." Ucap Karin riang

My Heart, My KingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang