18

3.6K 405 126
                                    

Happy weekend....

Siapa yang masih melek?

Yang udah mimpi, gnight ya..

Jangan lupa istirahat yang cukup biar sehat selalu...

Thank you banget buat semua yang disetiap chapternya sudah vote and comment, apalagi ditambah share. Yang udah bersedia mengikuti sampe sejauh ini. Maaf kalo commentnya nggak ke bales. Juga updatenya kemaleman.

Warning: Typo, rancu, gaje, tak suka tak usah baca


HAPPY READING





"Jika Anda ingin pergi, pergilah! Saya sudah membalas surat Anda sebelumnya." Sakura selalu kesal jika harus berhadapan dengan Sasuke. Terlebih dia memanfaatkan malam kunjungannya agar memaksanya pergi besok.

"Kau juga ikut apapun alasannya." Sasuke berujar tajam.

Sakura mengerang untuk beberapa alasan. "Tidak. Saya bilang tidak, mengapa tidak mengerti." Membenamkan wajah dibantal sambil berteriak kesal.

Sasuke ikut menghampiri ranjang saat melihat posisi tidur Sakura hampir menekan perutnya. Terlebih, dia melakukan secara sembrono. Bagaimana jika bayinya kaget.

"Kemari! Apa kau tidak sesak tidur menelungkup begitu?" Sasuke meraih pinggang Sakura lembut. Membuatnya setidaknya tidur menyamping.

Sakura tidak perduli. Dia memunggungi Sasuke. Kesal jika harus melihat tampangnya yang bersikap baik karena ada maunya, atau karena bayi diperutnya.

"Ok, terserah. Besok, Permaisuri. Ingat itu!" Sasuke menyerah, dia lebih baik tidur setelah menyapa bayinya singkat, kemudian mengelusnya hingga pulas.

Sakura yang masih membuka mata mencibir. Dia punya alasan kuat untuk bersikeras tidak ikut. Apalagi harus bersama Sasuke dan selirnya. Mau ditaruh dimana mukanya.
.
.
.
.
.
Paginya, mood Sakura benar-benar buruk. Dibangunkan pagi buta, dimandikan paksa, bersiap dan wajib sarapan. Para pelayan yang membantunya tidak mendengarkan segala bentuk bantahan Sakura karena intimidasi Sasuke yang juga bersiap dikediamannya. Yah, pada akhirnya dia dipaksa ikut.

"Sudah? Akan tidak adil, ketika aku sudah memaksa Karin dan Ino, tapi kamu tetap membantah. Ku harap kau mengerti." Sebelah tangan Sasuke memeluk pinggang Sakura, satunya lagi membelai pipinya.

"Lepas!" Dorong Sakura tak terima. Mereka sudah tidak melakukan kontak fisik lagi. Kecuali dia yang membiarkan hanya menyentuh perutnya. Tidak area selain itu.

"Tunggu disini sebentar, aku akan melihat persiapannya." Sasuke berbalik, namun sebelum benar-benar keluar kamar. "Ingat Sakura! Saat nanti Naruto menjemputmu, jangan membantah!"

Sakura mendengus. Kemudian setelah memastikan Sasuke pergi, dia melepas segala riasan megahnya. Membuat para pelayan kalang kabut dengan aksinya. Membujuk jungjunannya untuk tidak membantah rajanya lagi.

Namun, Sakura seolah tuli. Dia memilih menyanggul sederhana rambutnya, menyisakan anak rambut dikedua sisi wajahnya, ditambah jepit bunga sakura kecil didekat telinga kiri.

Wajahnya tidak terlalu dirombak karena tadi dia meminta memakai riasan tipis seperti kesehariannya jika tidak ada urusan formal. Dia hanya mengganti lipstiknya yang terlalu mencolok menjadi warna sederhana.

Terakhir, Sakura melepaskan gaunnya mewahnya dan meminta gaun yang lebih sederhana, namun masih bisa menutupi perutnya agar tidak terlihat terlalu besar. Para pelayan protes tidak terima, dan Sakura masih tidak perduli.

My Heart, My KingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang