12

7 2 0
                                    

Selamat membaca^^

                               Senyum itu Ratih itu kaya Milea, Bagus.

                               Jadi tercipta untuk orang yang jadi masa depannya doang

                        

                                          ***

Ternyata kedatangan Arilyo ke rumah Ratih, adalah hendak mengajak gadis itu bersepeda di minggu pagi. Ratih tentu saja mengiyakan ajakan itu, namun kali ini Ratih tidak lagi membayangkan akan berduaan dengan Arilyo. Dia sudah tahu pasti sahabat cowok itu akan menggelayut manja di lengan Arilyo seperti koala.

Ratih mendengkus, dia baru saja turun dari mobil Arilyo. Setelah membalas lambaian Arilyo dan tersenyum tipis pada Della yang tentu saja menatapnya datar dan tidak bersahabat padanya, Ratih berbalik cepat, melangkah dengan menunduk menghindari tatapan-tatapan ganas dari gadis-gadis Sinar Kasih.

Eh, Ratih belum cerita ya? Sekitar dua mingguan sudah berpacaran dengan Arilyo. Ratih dilabrak adik-adik kelas sebelas, mereka bilang Ratih nggak cocok bersanding dengan Arilyo, hal ini membuat Felia ngamuk, kata Felia dia tidak suka temannya direndahkan, dia juga membalas sindiran adik kelas itu tak kalah tajam. Itu pula sebabnya Mei bertengkar dengan adik kelas yang namanya Randi. Itu adik kelas tiba-tiba ikut campur bilangnya,'hei Felia mak lampir sok banget lo!'

Sudah tahu kalau Felia ada pawangnya masih aja coba-coba. Ratih berdeham menyembunyikan senyum gelinya mengingat Mei menonjok Randi habis-habisan, bahkan masih dengan rok abu-abunya Mei duduk di atas Randi dan menonjok muka Randi sampai lebam semua. Oleh karena itu Ratih tidak melaporkannya ke pihak sekolah, berhubung saat kejadian itu masih pagi dan belum ada guru datang. Tapi entah siapa yang bermulut dua sampai melapor pada Pak Kepsek.

"Hei!" Seseorang menepuk pundak Ratih dari belakang, membuat gadis itu menoleh. "Hari ini Bu Desy masuk, nanti kita buat surat permohonan bareng-bareng." Katanya.

"Lah bro kita ada 'rajia' hari ini!" Roni di belakangnya protes.

Membuat cowok itu melihat Roni lama, "lo aja, gue udah tobat!" katanya santai.

Ratih terkekeh pelan, Fidi dan Roni dengan segala keajaibannya.

"Waaah, bro ini gue mimpi kah? Baru kali ini sumpah ngeliat Ratih ketawa!"

Fidi mendengkus sedangkan Ratih dengan cepat menunduk.

"Lah kok disembunyiin lagi. Ketawa lagi dong Tih, jangan malu-malu Cuma abang kok yang disini." Protes Roni.

"Cuma abang, Cuma abang. Lo pikir gue apa ha, patung? Lagian ketawanya Ratih tuh kayak Milea, bagus. Jadi Cuma buat orang yang jadi masa depannya nanti!" Fidi memukul jidat Roni, setelah itu dia membalikkan tubuh Ratih dan membawanya berjalan duluan meninggalkan Roni.

Roni melongo, "emang siapa masa depannya? Dilan 2020?"

"Gue!"

***

"Follow every where I go ... Top over the mountain or valley low. Give you everything you've been dreaming of. Just let me in, ooh ..."

Di meja guru duduk Aurel sedang menyanyikan lagu yang booming akhir-akhir ini. Sedangkan sekitar dua meter darinya ada sekumpulan cewek-cewek dengan satu cowok sebagai ketuanya. Sedang menggibah.

"Beneran lu?"

"Iya, beneran gue ngeliat sendiri!"

"Ish, seram banget pacaran sama abang tukang ojek yang sudah tua!"

Putri MaluWhere stories live. Discover now