DELAPAN BELAS

1.5K 63 8
                                    

"Bun, lihat. Kata bu guru, gambar Raihan bagus. Bu guru juga saranin untuk bisa diikutkan lomba minggu depan"

Perempuan yang dipanggilnya dengan sebutan Bunda itu tidak menggubris, hanya terus melanjutkan aktivitas membaca majalahnya.

"Bun, lihat. Raihan gambar keluarga kita, ini Bunda, ini Ayah, ini Mas Raka, dan ini Raihan"

"Buat apa menggambar seperti ini, tidak ada bagus-bagusnya sama sekali. Memangnya kamu punya Ayah?"Bentak ibunya, kemudian melempar majalahnya asal. Sementara Raihan masih terdiam di posisinya.

"Fathur!!!!!" teriak gadis cilik yang tinggal tak jauh dari rumahnya, ia mengajak Raihan untuk bermain ke rumahnya. Sambil menggendong Tatan, ia berusaha membuka pagar pintu rumah Raihan yang masih terkunci dari dalam

"Aya, kenapa?" Tanya Raihan kini gerakan tangannya membuka kan pintu pagar untuk sahabatnya

"Loh, mata Fathur kok merah gitu?"

"Ga apa-apa, ini namanya mata saring-gan Aya. Kayak di film naruto"

"Hmm? Fathur punya jurus juga, Fathur adalah hokage ya? Aya juga mau dong"

"Hehe, ga boleh Aya ini rahasia"

"Pelit amat, Aya juga mau tinggal di desa Konoha"

***

"Bro! lo darimana aja? Kayak Bang Jono lo kaga pulang-pulang" ucap Rei setelah bertatap muka lagi dengan temannya

"Bang Toyib kampret. Kalau Bang Jono mah cuma punya neng Gotik" sambung Arya

"Lah emang Bang Toyib punya siapa Ar?" tanya Bandi kini tangannya dengan cepat merampas makanan yang sedang dipegang oleh Rei

"Anjir kenapa bahas-bahas bokap gue sih" sahut Fino, si ketua kelas yang tak sengaja mendengar obrolan ke ketiga pria aneh itu, kecuali Raihan. Raihan malah sibuk mengerjakan PR Matematika yang tinggal beberapa nomor lagi sebelum bel masuk.

"Nama bokap lo Toyib atau Jono, Fin?" tanya Bandi, semakin melancarkan aksi konyolnya

"Han, kemana lo tiga harian ini?" bisik Rei, ia mulai serius dalam obrolan meninggalkan Bandi dan yang lainnya masih sibuk dengan nama bapaknya Fino.

"Ke Bandung" Raihan menjawab singkat

"Hmm? Ngapain?" Rei sangat ingin tahu, pasalnya sudah berbulan-bulan kenal Raihan, ia belum cukup dekat dengan kehidupan Raihan. Biarpun sudah asyik berteman dengan Raihan, Rei masih kekurangan beberapa hal. Ia belum tahu dimana rumah yang ditempati Raihan, ia belum tahu dimana ibu dan ayahnya Raihan, ia benar-benar belum tahu banyak hal tentang keluarga Raihan.

"Jengukin nyokap gue"

"Nyokap lu bukan di Jakarta, Han?" Pertanyaan lanjutan dari Rei terpotong oleh suasana kelas yang mendadak hening karena kedatangan guru Matematika yang paling killer.

Sementara Aliya nyaris saja terlambat masuk kelas hari ini. Kalau sampai itu terjadi, dia adalah sasaran empuk Bu May, untung saja semua murid yang melihatnya tak berniat untuk melaporkan hal itu pada Bu May. Bu May tidak menyadari hal itu, Aliya selamat. Aliya telat bangun pagi tadi karena sangat kelelahan dihukum sama Pak Mahmud kemarin.

Walaupun 9 putaran lainnya dilanjutkan oleh Iqbal, ternyata Pak Mahmud tidak menganggap hukumannya selesai. Kemarin Aliya malah ditambahi hukuman untuk membersihkan toilet, kata Pak Mahmud biar seimbang dengan 20 putaran. Alhasil, selesai 9 putaran di lapangan basket Iqbal juga ikut membantu Aliya untuk membersihkan toilet. Iqbal benar-benar totalitas ingin pacaran sama Aliya, biarpun toilet bau dan sangat menjijikan tetap saja ia betah kalau dibersihin berdua bersama Aliya.

Iqbal bener-bener lagi dimabuk asmara kayaknya

***

Aliya dengan cepat memasukkan buku Matematika nya ke dalam tas, ia terburu-buru mengikuti pria yang dicarinya selama absen 3 hari lalu. Aliya mempercepat langkahnya agar bisa terus melihat kemana arah Raihan pergi. Raihan dan ketiga temannya naik ke rooftop. Tak bisa dipungkiri bahwa kali ini Aliya berpikiran buruk tentang Raihan dan ketiga temannya itu. Kedatangan mereka ke rooftop tidak mungkin hanya sekedar melihat pemandangan kota yang memang cukup indah dari atas sana.

Aliya membuka knop pintu keras dan berkarat itu, ini pernah ia lakukan beberapa hari lalu saat menangkap Raihan. Pintu terbuka dengan mudah, tampaknya ia sudah tahu taktik atau mungkin sudah terbiasa. Semua pasang mata mengarah pada Aliya yang tiba-tiba muncul dihadapan keempat pria itu. Arya dan Rei yang tertangkap basah sedang menghembuskan asap rokok ke udara, tiba-tiba langsung tersedak mengetahui Aliya melihat semuanya.

Sementara Raihan dengan santainya dan tak merasa bersalah masih saja menghisap rokoknya. Bandi adalah satu-satunya pria yang tidak merokok hanya melongo menatap Aliya yang seolah akan menerkam keempat pria itu.

"Matiin rokoknya woi" perintah Bandi diikuti oleh Rei dan Arya sedangkan Raihan tak menggubris. Ketiga teman Raihan mundur teratur, membuka jalan bagi Aliya. Mereka bahkan paham apa maksud dan tujuan Aliya datang kemari. Aliya mendekatkan dirinya tepat dihadapan Raihan, mungkin menyisakan jarak 50 sentimeter saja.

"Bahkan setelah hilang 3 hari lo belum minta maaf ke gue!" bentak Aliya. Raihan menghisap rokoknya dalam-dalam, lalu dihembuskannya asap rokok itu kearah Aliya dengan santai.

"Lo gak pernah di ajarin sopan santun sama orang tua ya Han?!" bentak Aliya lagi, ia benar-benar kesal dengan asap rokok yang mengenai wajahnya. Aliya benci pria perokok, sangat benci.

Bentakan Aliya yang didengar oleh Raihan mengenai ajaran sopan santun dari orang tua itu membuat Raihan dengan mudah melayangkan tangannya kearah wajah Aliya. Beruntung ketiga temannya dengan cepat menyadari pergerakan tangan Raihan dan menghentikan aksinya. Raihan sudah gila. Bahkan Aliya yang sempat ingin menghindari tamparan Raihan dan terkejut dengan aksi dadakan Raihan tadi.

"Han! Lo gila ya!" Bandi menarik tangan Raihan

"Tampar gue sekarang, tampar!" perintah Aliya, ia semakin kesal mengetahui bahwa sosok pria yang dulu dianggapnya sebagai pelindung dan penjaganya itu kini malah yang akan menyakitinya. Fathur yang bercita-cita jadi avengers dulu, sekarang malah menjadi monster jahat bagi Aliya.

Raihan menyadarkan dirinya, hampir saja aksi gilanya itu membuat dirinya menyerupai sang Ayah. Sang Ayah yang selalu melakukan kekerasan terhadap ibunya sendiri. Raihan hanya bisa terdiam, namun dikepalnya erat-erat tangan gila yang hampir menyakiti sahabat kecilnya itu.

"Lo berdua ikut gue ketemu sama Pak Mahmud" perintah Aliya mengajak Rei dan Arya

"Ckck" Raihan mendecak sebal pada perempuan yang telah membawa kedua temannya pergi. Sementara Bandi yang masih berada diposisinya hanya diam tak berani bertanya banyak hal pada Raihan setelah kejadian tadi.

The Second Time [COMPLETED]Where stories live. Discover now