Special Part 1 - The Engagement

1.5K 133 29
                                    

Hai! Hai! DamarWulan datang lagi! Masih pada nunggu? kelamaan? maafin...😂

Cus! kasih Vote ☆ dulu sebelum baca! Yang banyak! 😄

Happy reading!

🍁🍁🍁

Enam tahun kemudian ...

Keramaian terjadi, riuh gemuruh penuh sorakan terdengar di sebuah halaman gedung salah satu Universitas di Jogjakarta. Mereka baru saja keluar dari gedung setelah acara wisuda berakhir. Ada tangis haru, tawa bahagia, ada yang saling berpelukan dengan sahabat, atau sanak saudara, dan berbagai ekspresi lainnya mereka tunjukan dengan suka cita.

Tak terkecuali dengan seorang gadis yang kini tengah berlari menuju keluarganya. Dengan sebuket bunga di tangan dan predikat cumlaude yang tersampir di tubuhnya. Tawa bahagia berderai darinya ketika ia sudah berhasil memeluk sang Mama. Berbagai ucapan selamat dan rasa bangga Wulan dapatkan dari Mama dan Papanya, termasuk eyang Laksmi yang baru saja datang bersama Lintang adiknya yang baru berusia lima tahun. Eyang terlihat kepayahan mengimbangi keaktifan Lintang yang memang tidak bisa diam.

"Mbak Ulan cantik. Lintang pinjem topinya dong!" Lintang menunjuk topi wisuda di kepala Wulan.

Wulan berjongkok, menyejajarkan tubuhnya dengan Lintang. "Kamu mau pake ini?"

Lintang mengangguk.

"Tuker dulu sama es krim kamu!"

Lintang mencebikkan bibirnya sesaat. Namun, keinginan untuk memakai topi milik kakaknya membuat ia rela menyerahkan es krimnya dengan wajah tak ikhlasnya. "Ya udah ini!"

Wulan terkekeh. "Ya ampun. Mbak Ulan bercanda kok!" Wulan mengacak rambut Lintang gemas, lalu melepaskan topinya, dan memakaikannya di kepala kecil Lintang. Membuat sang adik tersenyum lebar menunjukkan gigi kelincinya yang lucu.

"Wulan!"

Perhatian Wulan ter alihkan ketika mendengar seseorang memanggil namanya. Terlihat seorang wanita paruh baya yang tengah berjalan menuju ke arahnya. Senyumnya melebar seketika.

"Bunda!" pekiknya, lalu berlari menubruk tubuh bunda Kirana dan memeluknya.

"Maaf ya, Bunda terlambat datengnya," ujar Kirana dengan nada sesal di sana. "Ini, buat kamu! Selamat ya!" Kirana menyodorkan sebuket bunga berbagai jenis, yang langsung diterima oleh Wulan.

"Bunda enggak usah minta maaf. Bunda bisa dateng aja Wulan udah seneng, kok! Makasih, Bunda."

Wulan lalu mengedarkan pandangannya guna mencari seseorang. Ia menghela napasnya, sedikit kecewa. Sebenarnya, di tengah rasa bahagianya, ada sesuatu yang mengganggunya. Kebahagiaannya terasa kurang dengan tidak adanya seseorang yang ia harapkan kehadirannya. Ia ingin seseorang tersebut yang memberinya selamat pertama kalinya. Tapi sayang, sosok itu tak terlihat sama sekali.

"Nyariin Damar?"

Wulan hanya menganggukkan kepalanya.

"Maaf, ya. Damar enggak bisa dateng. Kamu pasti udah tahu Damar lagi sibuk-sibuknya sama proyek besar pertama yang dia kerjakan di Jakarta. Pekerjaannya enggak bisa ditinggal," tutur Kirana, mengusap wajah Wulan lembut.

"Enggak apa-apa, Bunda. Wulan ngerti kok! Damar juga udah ngasih tau," jawab Wulan seadanya.

Memang, Damar sudah memberitahunya sejak seminggu yang lalu bahwa kekasihnya itu tidak bisa datang karena pekerjaan. Damar begitu antusias saat mengatakan padanya bahwa lelaki itu baru saja mendapatkan proyek besarnya. Jadi, Wulan tidak bisa egois untuk memaksakan kehendak agar Damar datang. Sudah hampir satu tahun setengah dirinya dan Damar menjalani LDR, karena Damar yang harus kembali ke Jakarta untuk mulai belajar mengurus perusahaan papa Damar. Terakhir kali mereka bertemu tiga bulan yang lalu, tapi rasanya Wulan sudah sangat merindukan kekasihnya.

DamarWulan (Completed✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang