2 - Cinta Gadis Biasa

755 44 0
                                    

Revisi, Februari 2020

*********

Jakarta , 11:00 WIB

  Ruangan dengan nuasa abu-abu yg mendominasi. Bahkan beberapa furniture diruangan itu pun hampir keseluruhan berwarna serupa, menandakan sang pemilik ruangan tersebut begitu menyukai warna yg bahkan kebanyakan orang tak menyukai warna itu. Berbanding terbalik dengan pria yg satu ini. Saking suka nya dengan warna yg seakan tak bermakna itu dia mendesain khusus ruangan kerjanya agar keseluruhan berwarna silver.

Pria beriris biru tengah sibuk berkutat dengan
Benda kotak yg sedari tadi menyala, menampilkan grafik perusahaan yg entah apa, hanya dia yg paham, sesekali memijit pelipis nya yg semakin dipandangi benda kotak itu semakin membuat kepala nya berdenyut nyeri.

  Pria tampan sipenyuka warna silver itu kembali menyenderkan punggungnya dikursi kebesaran yg sedang ia duduki. Merilik arloji dilengan kirinya waktu sudah menujukan pukul 11 siang tapi pekerjaan yg menumpuk seakan tak membiarkan dirinya bernapas sedetik saja.

  Pria tampan berwajah western. Dialah Delvin Alvaro, seorang CEO juga seorang dosen disalah satu Fakultas ternama diJakarta. Pria tampan juga berkarisma, mapan, hidup bergelimang harta, cukup Famous dikalangan pebisnis Nasional maupun Internasional. Seorang pebisnis muda yg dikenal sebagai "The lion Of Asia", karena sifatnya yg arogan, dingin tak tersentuh. Cukup disegani karena dirinya terlahir dari salah satu Marga Alvaro yg cukup terkenal.


Semua ia punya, harta, kekayaan bahkan wanita sekalipun. Tak perlu bersusah payah mengejar mereka. Cukup duduk manis dengan senang hati mereka para wanita itu akan melemparkan dirinya sendiri kehadapan delvin. Mudah bukan? Tentu saja, semua karena apa? Jelas karena uang. 'Uang adalah segalanya' kalimat itu yg menjadi pedoman Alvaro's Family, tentu saja delvin termasuk didalamnya. Tapi apa yg tidak delvin miliki, Cinta? Ck! Jangankan memiliki percaya akan adanya Cinta pun delvin rasanya enggan.

"Aaarrhhhggg......hari ini begitu melelahkan , kerjaan yang terus menumpuk seperti ini kapan selesainya". Katanya sembari mengacak rambutnya frustasi, rambut yg tadi pagi tersisir rapi kini sudah tak berbentuk. Dasi yg sudah melorot juga jas mahal yg entah berada dimana. Huh! Luar biasa rapi bukan?

Drrtt..drrtt..drrtt..

Getaran ponsel di saku celana delvin. Mau tak mau membuat pria tampan itu membuka benda canggih walaupun malas-malasan. Satu pesan notifikasi WhatsApp

Gio : "bro sibuk gak luh ? , jam makan siang bisa ketemu di caffe raflesia?"

" Sorry bro , gue gak bisa hari ini kerjaan msih numpuk , nanti malem aja gue ke apartemen lo".

Gio: "oke , gue tunggu".

Setelah menutup ponsel nya , Delvin kembali berkutat dengan benda kotak yg orang sebut dengan nama laptop itu. Benda setia yg selalu mendapingin keseharian seorang CEO muda itu.

Ya bgeitulah Delvin hari-hari nya selalu sibuk dengan kerja kerja dan kerja . Terlebih lagi hari jum'at dan sabtu dirinya harus mengajar di salah satu Universitas terkenal di jakarta. Dosen killer yang terkenal dengan sikap dingin nya itu siapa sangka jadi Dosen favorit setiap mahasiswi nya.

  Meskipun harta yg ia miliki tak akan habis hingga tujuh turunan pun, tapi menjadi dosen adalah cita-citanya sejak kecil.

Cinta Gadis Biasa [On Going]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora