19 - Cinta Gadis Biasa

409 23 0
                                    

Revisi, maret 2020

*****

"Saya ingin pernikahan kita dipercepat"

"Setelah kita menikah saya akan Ke LA untuk mengurus bisnis Daddy yg sedang berada dalam masalah disana, tapi sebelum itu saya ingin mengikat kamu terlebih dahulu"

"Jika kamu bersedia maka secepatnya saya dan orang tua akan segera ke Bandung"

"Kamu tidak perlu khawatir semua persiapan biar saya yg urus. Maaf nadia bukan saya egois tapi sungguh saya tidak ingin kehilangan kamu"

Percakapan beberapa jam yg lalu masih terngiang dibenak nadia, ia masih mencerna seluruh kata yg terlontar dari bibir sang dosen yg kini merangkap sebagai calon imam nya kelak. Sungguh nadia tak mengerti dengan jalan pemikiranya delvin, maksudnya apa? Dia menikah lalu ditinggal pergi. Begitu?

Arrghh... memikirkan maksud dari tiap kata yg delvin lontarkan membuat kepalanya berdenyut nyeri.

Ting'

Satu notifikasi WhatsApp masuk dengan nama yg baru saja ia fikirkan.

Es Milo🍨
Jangan terlalu dipikirkan, saya tidak akan memaksa kamu nadia. Semua keputusan ada padamu.

Nadia tak berniat membalas, oke baiklah jika keputusan ada padanya. Tak ada salahnya memberi delvin kesempatan, toh apa bedanya menikah nanti dan dalam waktu dekat. Ini hanya perihal waktu yg cepat atau lambat. Tugas nya saat ini adalah meyakinkan Randy, kakak tersayang nya. semoga sang kakak tidak berpikiran macam-macam karena tiba-tiba ia membawa kabar bahwa pernikahan nya dipercepat. Ah dan satu lagi-- fani.

Mengakhiri permasalahan yg cukup pelik baginya, nadia memutuskan untuk tidur. Ia butuh istirahat barang sejenak saja. Sebelum tidur ia melangkah gontai kekamar mandi, ritual setiap malam sebelum tidur adalah berwudhu terlebih dahulu. Lima langkah tepat didepan meja rias langkah nya terhenti, ekor matanya tak sengaja menangkap tumpukan buku disana. Dibarisan teratas buku bersampul biru tua bertuliskan 'My Dairy' menarik perhatian nadia. Sudah berapa lama ia tidak mencurahkan isi hatinya pada tulisan.

Semenjak pernyataan cinta dosen ganteng beberapa bulan lalu hingga terjadinya persitiwa lamaran tak terduga yg masih nadia anggap sebagai mimpi itu sampai saat ini nadia belum menyentuh bukunya lagi. Aih-- sudah lama rupanya. Sungguh dalam waktu sekejap sosok delvin yg dulunya orang asing kini menjadi pusat dunia nadia.

Nadia mengulum senyum membaca tiap bait kata yg menceritakan tentang pria itu. Setiap tingkah polah delvin selalu ia sajikan dalam bentuk tulisan. Tak menyangka membaca kembali tulisan-tulisan berisi gerutuan, pujian dan makian halus itu membuat nadia seolah kembali dengan mesin waktu pada setiap kejadian nya.

'Tok tok tok

Suara ketukan pintu menghentikan aktivitas nadia, menutup buku dan menyimpan nya ketempat semula kemudian menyambar hijab instan beranjak membuka pintu. Didepan pintu sosok gadis barbar berdiri dengan menenteng kantong pelastik, begitu pintu dibuka tanpa kata Fani nyelonong masuk sudah biasa bagi Fani dan nadia hanya bisa menghela napas pendek.

"Pinjem mangkok nad" seru nya, tanpa mengalihkan atensi dari dua kantong plastik didepannya.

"Nih" nadia menyerahkan dua mangkok pada Fani, seketika matanya berbinar saat fani menuangkan makanan favorite nya. Nyaris air liur nadia menetas detik itu juga.

"Gue ngidam banget makanan ini, pas waktu itu nyobain di badung gue langsung jatuh cinta sama ini. Lo tau gak nad ini pedes nya level 5 coyy."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Cinta Gadis Biasa [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang