3/30

700 163 53
                                    

NINOMIYA MERUMI

Punggungku bersandar pada kursi mobil. Akhirnyaaaa, pemotretan selesai. Rasanya punggungku sudah kehilangan tulang punggungnya, entah mengapa bersandar sedikit saja membuatku merindukan kasur empukku.

"Kalau ngantuk, tidur saja dulu. Setelah ini akan ada wawancara ekslusif terkait dramamu yang berhasil trending," ucap Nana-San, managerku.

Aku tersenyum ketika Nana-San mengatakan begitu. Ah, iya, kesuksesan akan segera ada di genggamanku.

"Apakah menurutmu Reina tahu soal kabar ini?" tanyaku.

"Hmm? Mungkin saja. Maksudku, saat ini dia di sekolah, kan? Bukan di penjara. Dia pasti punya ponsel." Nana membalas dengan raut wajah heran, seolah pertanyaan yang kuberikan adalah pertanyaan terkonyol yang pernah kutanyakan.

Dan seperti biasa, balasan Nana-San sangat masuk akal--oh, atau aku yang terlalu ingin mendengar pengakuan bahwa Aisaka Reina pasti tahu tentang kesuksesanku.

Tidak perlu kujelaskan panjang lebar tentang gadis itu. Pokoknya dia adalah rivalku di dunia entertaiment. Namun setengah tahun yang lalu, Aisaka Reina malah dengan bodohnya mempertaruhkan waktunya untuk melanjutkan sekolahnya di Gakuen Sora.

Harus kuakui, itu sekolah yang bagus dan bergengsi, tapi bukankah itu tetap pilihan yang bodoh? Bersekolah di sana dan tinggal di asrama sehingga membuatnya harus cuti ketika masa-masa bersinarnya?

"Hmm, apa aku hubungi dia langsung untuk memastikan bahwa dia tahu aku telah melampauinya?" tanyaku.

Nana-San terlihat menaikkan sebelah alis dari cermin spion, "Kau punya kontak Reina?"

"Punya, tapi aku tidak pernah menghubunginya. Nanti dia besar kepala mengira aku pengagum rahasianya."

Wanita kepala tiga itu hanya bisa menggelengkan kepala, "Kelakuanmu itu sudah seperti pengagum rahasianya, tahu."

Saat sedang menimbang-nimbang untuk menghubunginya lewat aplikasi sosial media, aku melihat salah satu update yang dipublikasikan oleh sepupuku, Chizuko.

H1 festival! Sangat menyenangkan. Festival sekolah dibuka umum selama seminggu. Silakan mampir~~!

Mataku terpaku pada beberapa gambar yang juga disertakan dalam postingan itu. Chizuko tampak akrab dengan teman-teman sebayanya. Tersenyum senang seolah tidak akan ada apapun yang bisa menghilangkan lekukan bibirnya.

Kadang melihatnya, aku terus menerus kepikiran dalam tidurku. Apakah memang dari dulu sebaiknya aku tidak pernah mengiyakan saat Mama ingin memasukkanku dalam audisi?

Setelah dipikir-pikir, hidup Chizuko yang normal-normal itu memang menjadi keinginan artis muda seusiaku.

Dan, ya, Reina mungkin juga berpikir seperti itu.

Kugelengkan kepalaku kuat-kuat. Kelak Reina akan menyesali keputusannya. Tiga tahun lagi, keadaan akan berbanding terbalik; aku yang berusaha akan mencapai ambisiku dan Reina yang melakukan perlarian tidak akan lagi dikenal oleh publik.

Memang itu yang namanya berkorban. Saat ini dia berkorban untuk rehat dari dunia hiburan dan aku berkorban tidak menjalani masa mudaku dengan normal.

Aku tidak butuh teman seusia. Chizuko saja untuk kujahili, sudah cukup.

"Kapan aku punya waktu luang?" tanyaku kepada Nana-San yang sedang menyetir.

Nana-San melirikku dari spion, "Dalam artian apa? Sekarang kan kau sedang luang."

"Aku mau menginap di rumah Chizuko," sahutku.

"Belum tahu, nanti aku cek lagi jadwal tahunanmu."

LUKEWARM [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang