0.0

9.6K 621 111
                                    

updet setiap hari Minggu

kisah cinta 95'z line





---

Park Jimin lelaki matang, ganteng, mapan, dan tentunya single. Kecilnya tinggi badan jadi penghalang sendiri bagi Park untuk mendapat jodoh.

Belum sempat berkenal lebih dalam, orang sudah mengcapnya loyo dan lemah dalam urusan ranjang.

Sedikit kuno, ukuran badan memengaruhi panjang penis juga? Begitulah pikiran orang-orang.

Sedikit vulgar, Jimin tidak diminati karena penis dan tinggi badan yang dianggap rendah.

Konyol?

Mungkin. Mini badannya jadi alasan kuat kenapa perjaka kita satu ini selalu ditolak orang.

Selalu saja. Orang selalu menganggapnya cocok dijadikan bottom. Pernah.

Pernah satu kali Jimin memasrahkan diri untuk ditusuk guru Olahraganya di kelas 11. Daripada bujang tua?

Sayang, tidak ada hasilnya.

Jimin kapok setengah mati dicocol dari belakang. Tidak ada rasa nikmat apalagi ketagihan, yang ada malah derita. Seminggu dia sulit BAB dan sulit untuk jongkok.

Kampret.

Asmaranya tidak berjalan mulus.

Betah menjomblo bukan jadi satu hal yang patut dilecehkan.

Maka itu, di usianya yang bisa dibilang terlalu masak. Genap 38 tahun hari ini Jimin tidak meminta harap apa-apa lagi pada Tuhan.

Yang dia inginkan cuma satu, pendamping hidup yang mau menerima keadaan dirinya apa adanya.

"Woy, nanti malem datang ya. Jangan lupa." Jimin mengapitkan ponsel ke perpotongan ceruk leher dan pundak.

Tangannya sibuk menggoreng telur orak-arik dan sosis yang baru ia tuangi mentega.

"Rame ga? Males kalo gabung ama keluarga lo yang lain, Jim."

"Engga. Cuma kalian berdua yang kuundang." Meyakinkan dengan nada malas-malasan.

Sarapan pagi ala kadarnya yakni selapis roti tawar, bacon dan segelas kopi pahit telah tandas beberapa menit lalu.

Kesibukannya berubah jadi mengutak-atik LCD TV dengan tampang bosan.

Ini Sabtu pagi, waktu malas-malasan bagi Jimin setelah penat bekerja jadi kepala arsitek.

Sekarang baru pukul setengah 8 pagi, sebenarnya masih banyak waktu luang untuk pergi belanja menyiapkan pesta nya nanti malam.

Untuk tidur pulas pun dirasa masih sempat.

Namun, sudah terbiasa Bujangan Park kita satu ini bangun pagi dan begadang berhari-hari. Tidur seolah jadi hal yang ia kesampingkan selain mendesain kerangka rumah.

Orang berkaus abu tipis itu menulis list belanja pada secarik kertas.

cake-tart + lilin angka 38

KLANDESTIN | MINVHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin