١

355K 13K 227
                                    

Hari ini ku awali hariku seperti hari-hari biasanya. Tapi bedanya jika sebelumnya aku sesegera mungkin menyelesaikan pekerjaanku karena harus berangkat kuliah, kali ini aku tidak terburu-buru karena alhamdulillah aku sudah menyelesaikan kuliahku.

Namaku Hafiza, usiaku dua puluh dua tahun sekarang. Jika ada yang berpikir aku bisa kuliah karena aku anak orang kaya, itu salah. Aku adalah anak yatim piatu. Ayah dan Ibuku meninggal saat aku duduk di bangku SMA karena sebuah kecelakaan. Beruntung, ada seorang janda baik hati yang mau mengasuhku hingga sekarang. Bibi Iroh namanya. Beliau adalah orang yang sangat baik, Bi Iroh sudah seperti ibuku sendiri. Bi Iroh adalah tetanggaku di kampung. Ia juga hidup sebatangkara karena suaminya sudah meninggal dan belum dikaruniai anak.

Saat aku lulus SMA, Bi Iroh mengajakku pergi ke Jakarta untuk ikut bersamanya, karena Bi Iroh tidak bisa berbuat banyak untuk menguliahkanku. Akupun ikut bersamanya karena aku juga tahu aku tidak punya apa-apa untuk melanjutkan kuliah. Bisa bersekolah sampai tamat SMA saja aku sudah bersyukur, itupun karena aku mendapat beasiswa.

Tapi Allah sangat baik padaku. Majikan tempat Bibi Iroh bekerja ternyata adalah orang yang sangat baik hati. Namanya Ibu Sandra, beliau juga seorang janda karena suaminya juga meninggal karena suatu penyakit yang aku juga tidak tahu penyakit apa itu. Ibu Sandra sangatlah baik, beliau menyuruhku untuk kuliah. Awalnya semua biaya ditanggung oleh Ibu Sandra tapi setelah beberapa bulan berkuliah aku mulai mencari informasi tentang beasiswa. Aku tidak enak hati jika terus-terusan merepotkan Bu Sandra. Dan untunglah aku bisa mendapat beasiswa walaupun tidak penuh.

"Non Delia makan dulu ya? Habis itu minum obat." ucapku pada anak bungsu Ibu Sandra.

Delia namanya, usianya lebih muda dariku. Mungkin selisih usia kami hanya sekitar dua atau tiga tahun. Dia sedang duduk di bangku SMA sekarang. Saat ini putri majikanku itu sedang sakit karena merindukan kakaknya yang aku sendiri tidak pernah melihat putra pertama Bu Sandra itu. Lebih kurang aku sudah tinggal di rumah ini selama tiga tahun. Tapi tak pernah sekalipun aku melihat putra Bu Sandra yang bernama Dev itu. Aku tidak tahu kenapa putra pertama Bu Sandra itu tidak pernah pulang. Padahal putra keduanya tinggal bersama Bu Sandra walaupun sudah menikah.

"ngga mau Mba, aku mau ketemu sama Kak Dev baru abis itu mau makan sama minum obat." jawabnya.

'Kak Dev' adalah nama yang terus Delia sebutkan. Itu adalah nama putra pertama Bu Sandra. Sejak kemarin Delia terus saja menyebutkan nama kakaknya itu ketika disuruh untuk makan. Dia terus mengatakan kalau dia hanya akan makan ketika kakaknya itu datang menemuinya. Aku juga heran, kenapa masih ada saja orang yang menyia-nyiakan keluarganya.

"terus kapan sembuhnya kamu kalo nunggu kak Dev sayang?" sahut Bu Sandra yang baru masuk ke kamar Delia.

"Emm maaf Bu, Non Delia tetep gak mau makan." ucapku sambil berdiri.

"tuh kan Za, kamu aja yang biasanya bisa bujuk dia gak bisa bujuk juga kan sekarang. Gimana saya?" ucap Bu Sandra.

Delia memang anak yang manja, mungkin karena memang semua orang memanjakannya. Dari Bu Sandra sendiri, Mas Derrel putra kedua Bu Sandra dan juga Non Risa istri Mas Derrel. Setiap hari ada saja yang membuat orang-orang pusing karena keinginan Delia. Salah satunya adalah sulitnya Delia untuk makan. Bu Sandra bilang sebelum aku datang Delia susah sekali untuk diminta makan. Tetapi setelah aku datang dan membujuk Delia, dia jadi anak yang penurut. Entahlah, aku juga tidak tahu apakah itu benar atau tidak. Yang pasti, sekarang Delia tetap tidak mau mendengarkanku. Dan terus saja menyebut nama kakaknya.

"Kak Dev emang keterlaluan Ma, apa susahnya sih pulang ke sini?" sahut Mas Derrel yang sepertinya akan berangkat ke kantor.

"Deekkk, kamu makan ya? Sama aku sama Mama kan sama aja. Gak usah nunggu kak Dev ya? Kamu mau makan sama apa? Hm? Biar aku yang beliin atau mau dibeliin sama Kak Risa? " ucap Mas Derrel beralih membujuk adiknya itu.

Hafiza (END-COMPLETED) ✔Where stories live. Discover now