Author Pov
"Ba.. "
"Ta.. "
Ucap Hafiza sambil menunjuk beberapa huruf. Sekarang ini Hafiza sedang mengenalkan huruf-huruf hijaiyah pada putranya, Azzam. Benar, sekarang Azzam sudah besar. Dia tumbuh menjadi anak yang sangat pintar. Hingga sebesar ini pun Azzam tidak pernah merepotkan Hafiza dan juga Dev. Usianya memang masih tiga tahun, tapi Hafiza tidak akan memaksanya untuk harus bisa membaca di usianya sekarang. Hafiza hanya ingin mengenalkan Al Qur'an pada anaknya sejak dini.
"Ba.. " ulang Azzam.
"pinternyaa anak Ibu." ucap Hafiza.
"Ba.. " sahut si kecil yang ada di pangkuan Hafiza.
"eh adek juga mau belajar?" ucap Hafiza pada gadis kecil itu.
Gadis kecil itu pun mengangguk menjawab pertanyaan Ibunya. Benar, gadis kecil itu adalah anak kedua dari Hafiza dan Dev. Sekarang usianya sudah menginjak satu tahun. Ara namanya. Walaupun tidak sediam kakaknya, anak kedua Hafiza ini juga tidak terlalu merepotkan Hafiza. Bedanya dengan Azzam, Ara ini sudah terlihat cerewet dari sejak kecil. Beda dengan Azzam yang cenderung diam.
Hafiza tersenyum melihat kedua anaknya itu. Dia tidak menyangka akan dianugerahi anak kedua secepat itu. Di usia Azzam yang masih satu tahun Hafiza sudah kembali hamil anak keduanya, yaitu Ara. Tentu saja dia merasa sangat senang saat mengetahui hal itu. Saat akan hamil Azzam, begitu banyak usahanya dengan Dev agar hamil. Tapi tanpa mengusahakan hal itu lagi, Allah sudah menitipkan rejeki anak kedua kepada mereka.
"Assalamualaikum.... " salam Dev yang baru saja sampai rumah.
"Wa'alaikumsalam.. " jawab Hafiza bersamaan dengan kedua anaknya yang masih belum lancar dalam berbicara itu.
"hallo sayang... " ucap Dev merentangkan tangannya menyambut putrinya ketika Ara turun dari pangkuan ibunya dan langsung menghampiri ayahnya.
"Yah.. Yah.. " ucap Ara ketika sudah berada di gendongan Ayahnya.
"apa sayang?" jawab Dev mencium pipi gembul Ara.
"Kamu lagi ngapain sih sama Ibu sama Kakak hm?" tanya Dev lalu menghampiri Hafiza dan Azzam.
Dev melakukan hal yang sama kepada Hafiza dan juga Azzam. Dev memang memiliki kebiasaan mencium anak dan istrinya sebelum dan sepulang bekerja.
Saat hamil Azzam, Dev begitu memperhatikan kandungan Hafiza saat itu. Begitupun juga dengan Ara. Saat dari mulai hamil sampai melahirkan Ara, Hafiza tidak bisa menemukan perbedaan dari sikap Dev pada kehamilan pertama dan kehamilan keduanya. Kehamilan keduanya juga sama persis saat dia hamil anak pertama. Dari sikap Dev yang sangat protectif sampai kebiasaan Dev yang mengusap perut Hafiza dari yang belum kelihatan sampai membuncit. Yah, semuanya sama.
"belajar Yah." jawab Azzam dengan logat anak kecilnya saat Dev mencium pipinya.
Di usianya yang masih tiga tahun, Azzam memang terhitung sudah lancar mengucapkan kata-kata. Dia sudah tidak terbata-bata lagi dalam mengucapkan sebuah kalimat.
"belajar? Bisa gak belajarnya?" tanya Dev pada putra sulungnya.
"bisa dong." sahut Ara yang membuat Hafiza dan Dev tertawa.
"ini namanya A, ini namanya Ba. Ini__" ucapan Azzam tiba-tiba berhenti saat jari mungilnya menunjuk huruf Ta.
Azzam seketika melirik ke arah Hafiza bermaksud untuk bertanya apa nama huruf yang sedang ia tunjuk itu. Hafiza tersenyum lalu menjawab pertanyaan putranya itu.
"Ta. " jawab Hafiza.
"namanya Ta." ucap Azzam beralih pada ayahnya.
"Mashaa Allah, pinter banget sih anak Ayah." ucap Dev kembali mencium pipi putranya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hafiza (END-COMPLETED) ✔
General FictionSeorang anak asisten rumah tangga menikah dengan anak majikannya? Apakah itu mungkin? Hmm.. Inilah cerita dari sepasang suami istri yang menikah karena perjodohan. Perjodohan yang tidak lazim yaitu antara seorang anak asisten rumah tangga dengan...