SG-26

11.1K 410 25
                                    

"Jika kalian membenciku,coba hina aku dihadapanku,bukan menghinaku dibelakang seperti pecundang"

.............

Faris lagi-lagi tertawa seraya mengelus surai coklat Caramel.Gadis ini berhasil membuatnya sejenak melupakan permasalahannya.

Setelah tawa Faris,Caramel berpikir sejenak mempertimbangkan pendapatnya,lalu tersenyum.

"Ehm,Ris...gue boleh tanya sesuatu nggak?"

"Tanya aja" ucap Faris tersenyum lembut,Caramel membalas senyum Faris.

"Lo...sudah putus sama Starla?" tanya Caramel pelan diakhir kalimatnya.Ia tertegun melihat perubahan raut wajah Faris yang menjadi datar.

"Sudah" jawab Faris singkat,Caramel menyeringai.Ah rasanya ia sangat senang mengetahui hal ini.

"Baguslah,dia emang nggak pantas buat lo.Lo itu perfect sedangkan cantik juga kagak malahan urakan" ucap Caramel santai,Faris menyorot perempuan dihadapannya ini tajam.

"Dari pada lo,ibarat sampah yang tak bisa didaur ulang"

Suara lain ikut bergabung dalam obrolan mereka,Caramel tertegun lalu berbalik menghadap gadis yang ia hindari,Starla.

'Shit! Dia lagi' batin Caramel kesal seraya menyorot datar Starla.

"Apa maksud lo ngejelekin gue hah?!" bentak Starla,Faris menatap Starla datar padahal sebenarnya ia sangat merindukan pemilik suara itu.

Caramel menatap Starla dengan tatapan menilai,dilihatnya dari sepatunya sampai puncak kepala Starla.Lalu memandang geli Starla,tapi ia berusaha menetralkan rasa gelinya agar aktingnya berhasil.

Starla melihat pakaiannya sendiri,kemudian mengangguk-anggukan kepalanya mengerti.Pantas saja Caramel menatapnya seperti itu,karena penampilannya sangat buruk.Rok kusam yang terdapat noda tanah disana saat ia duduk dilantai toilet,darah yang terciprat di bajunya,rambut berantakan,dan darah segar yang masih mengalir ditangannya.Sungguh mengerikan,tapi Starla menyukainya apalagi dibagian tangannya yang terluka,ia sangat menyukainya.

"S-star,tangan lo luka.Kenapa?" tanya Caramel dengan raut wajah khawatirnya,Starla mendengus melihatnya.

"Nggak usah sok peduli!.dan gue ingatin,kalo lo mau ngehina gue bilang langsung ke gue bukan ngehina gue dari belakang! Cih pecundang"

Caramel mengepalkan tangannya,sekuat mungkin ia tahan emosinya yang sudah menggebu.Kalau bukan karena rencananya untuk membantu seseorang pasti ia sudah merobek mulut Starla.

Starla mengalihkan tatapannya ke Faris,ia menyorot dingin ke mantan pacarnya itu.
"Dan lo lebih baik nggak usah percaya sama ular kayak dia!"

Starla membalikkan badannya,meninggalkan dua orang yang sedang terpaku.Sial baginya,air matanya mengalir lagi.Ia menghapusnya dengan punggung tangannya,lalu kembali memasang wajah dinginnya.

Sebenarnya,ia berencana untuk balik ke kelasnya tadi.Tapi secara kebetulan ia mendengar ucapan Caramel yang menghinanya,ia tak menyangka bahwa sahabat yang selalu mendampinginya bahkan menjelekkan dirinya.

Benarkan dugaannya? dugaannya yang berpikir bahwa hari ini pasti banyak luka yang kembali menghantamnya.

Mungkin kini ia hanya memasang wajah dingin walau nyatanya hati terasa sakit.Ketahuilah,Starla hanya gadis biasa bukan gadis super yang tidak menangis saat terluka.Dan nyatanya airmatanya kembali menetes.Starla menghela nafas,ia kembali menghapus air matanya.Ia tidak mood untuk belajar atau bertemu dengan banyak orang terutama Riana.

StarlaWhere stories live. Discover now