8. rasa takutmu

381 48 0
                                    

Seharian Matahari hanya berada di dalam kamar tampak begitu sibuk dengan labtop. Begitu pula denganku.

Yang sibuk mencari-cari waktu untuk memberitahukan pada Matahari yang sebenarnya.

"Mbok. Ari lagi sibuk ya?" Aku mencoba menggali informasi dari Mbok Minah. Wanita paruh baya yang begitu dekat dengan Matahari bagaikan ibunya sendiri.

"Sepertinya non. Jadi kemarin tuan lagi ada lomba IT gitu tapi lewat labtop. Nah ditengah2 perlombaan tuan justru dengar kabar kalau keamanan perusahaan di hek orang non"

"Hacker maksudnya mbok?"

"Iya entah apalah itu"

"Oh"

###

Aku memilih menyeduh teh dan melihat ke arah mbok Minah yang menghidupkan satu lampu tengah di ruang tamu. Selebihnya dibiarkan gelap gulita seperti biasa.

"Bisa tolong buatkan saya teh?" Ucap Matahari mengejutkan ku dari belakang sambil memijit bahuku pelan .

Aku mendongak melihat ke arahnya yang berdiri di belakangku.

"Bisa, mau saya antar ke kamar?"

"Boleh"

"Kerjaan kamu sudah beres?"

"Sudah, baru saja selesai"

Matahari mengerjakan semuanya dari dalam kamar. Dia mengendalikan perusahaan IT miliknya dari dalam kamar.

###

Sambil mengaduk bubuk teh yang sudah dilarutkan dengan gula jagung aku mulai menyiapkan diri untuk berbicara pada Matahari malam ini.

Ini adalah saat yang tepat. Aku harus memberitahukan pada Matahari malam ini juga.

Semakin lama kusimpan rahasia ini. Aku Akan semakin sulit untuk dimaafkan

Setelah teh selesai aku berjalan melintasi ruang tengah tepat ketika lampu mati.

Semua tampak gelap gulita. Tak ada satu pun cahaya yang masuk

Terdengar sayup-sayup.jeritanku yang meminta tolong

Aku menutup kedua telingaku dengan tangan. Menjerit sejadi-jadinya

Terkenang masa lampau ketika ayah tiri ku mulai meraba tubuhku

"JANGGGGGAAAAANNNN! PERRRGGGIIII!"

entah siapa yang ku sepak dengan kakiku. Entah tangan siapa yang mencoba menggapai ku dan menenangkan ku.

Tapi dalam gelap semuanya terasa dingin dan menakutkan.

Tangisanku semakin menjadi-jadi. Entah apa yang pecah. Entah teriakan siapa yang memenuhi telinga berlari kesana kemari. Hingga sebuah cahaya tertuju pada wajah rusak milik Matahari

"Ini saya Cemara . Ini saya" aku melihat Matahari yang mencoba menggapai ku. dengan spontan aku justru meraba wajah yang rusak, garisan perih di tanganku memastikan bahwa dia adalah Matahari.

Tapi di tengah gelap aku mulai merasa dingin dan tak nyaman.

Walau aku mengatakan bahwa aku telah melupakan semuanya..tapi tidak dengan tubuhku.

Air mataku mengalir deras. Tampak kakiku yang mengeluarkan darah dan juga dengan baju milik Matahari..kini aku bingung siapa yang terluka

Mungkinkah ini adalah teguranmu kak Yu.

Karena aku begitu egois untuk ingin bahagia sendiri.

"Saya bantu berdiri ya" ucap Matahari sambil membantuku memegang kedua bahuku.

si buruk rupaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang