Story by @andhyrama
[Sudah tersedia di berbagai toko buku!]
Aku Naga yang ingin bebas! Bagaimana tidak? Aku yang hobinya memasak di dapur dan tidak suka olahraga justru terjebak di klub sepak bola. Bukan hanya itu, aku juga terpaksa ikut turnamen ya...
Memberikan hal yang terbaik, bukan dengan berjuang mati-matian. Tapi dengan dengan melakukannya setulus hati.
Gue tulus dalam berjuang, sayangnya gue nggak pernah jadi yang terbaik di matanya.
(。♥‿♥。)
Pre-Question
Absen dulu! Kirim emoji favorit kalian!
Buah paling kalian suka?
Just random questions before you read the story!
1. Lebih sering tahu sifat orang dari omongan orang atau lihat sendiri?
2. Kalian tipe orang yang suka dalam diam apa diumbar-umbar?
3. Kalian pernah berpikir untuk masuk ke dunia film gitu nggak? Kalau iya film apa dan kenapa?
4. Lebih suka lagu ngebeat apa mellow?
5. Kartun favorit kalian?
6. Anggota Avengers favorit kalian?
7. Dalam sebulan, kalian biasanya baca berapa buku?
(。♥‿♥。)
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Meleleh nggak lo?
(。♥‿♥。)
Aku senyum-senyum sendiri di jok belakang mobil. Pak Parno menyetir santai ke sekolah dan tidak menggubrisku yang lagi rebahan. Saat sarapan tadi, Ayah tampak sangat lembut padaku. Apa yang dikatakan Bima tadi malam padanya, ya? Ayahku sampai bilang kalau dia sangat menanti hari Sabtu saat kompetisi persahabatan dengan SMA Pemuda.
Si jendral kucing itu memberitahuku tentang teknis pergantian aku dan Bima. Jadi, saat aku pulang. Bima akan keluar untuk latihan menggunakan sepeda—sekuat itukah dia sampai mau bersepeda ke sekolah yang jaraknya hampir sepuluh kilometer? Sementara itu, aku bisa keluar mengendap-endap lewat pintu pagar belakang rumah jika ingin pergi ke Albian Resto. Bang Albi sudah menerimaku menjadi muridnya.