21.Mengikhlaskan jalan terbaik?

5K 285 0
                                    

"Jika ucapan orang hanya membuat fikiranmu resah dan down, mungkin kamu harus sombong sesaat tidak perduli dengan sekitar dan mereka-mereka yang memicu kamu badmood"

---
Air Mata Surga
_____________________________

Radit memarkirkan mobilnya dibasement parkiran sebuah hotel ternama.
Dengan langkah cepat dia berjalan menuju lift untuk sampai kelantai lima belas hotel ini.

Sudah ada yang menunggunya diruangan viv itu,setelah pintu lift terbuka dia segera berjalan cepat membuka pintu ruangan.

Ceklek

Pintu sudah terbuka dan menampakkan pria dewasa dengan pakaian santai sedang sibuk dengan kameranya serta asap nikotin yang menyembul dari hidungnya.

"Apa?"tanya Radit to the point.

"Calm broh,duduk dulu!"titah Vando menepuk tempat disebelahnya.

Radit duduk tapi disebrang Vando bukan disampingnya,membuat Vando tersenyum kecut.

"Ada apa?"tanyanya lagi lalu melipat tangan didada.

"Okey.Beberapa hari yang lalu gue ketemu Rukhsa dan ya sempet ngobrol panjang lebar.Pantes aja lo luluh,gue akuin dia bukan gadis sembarangan,walaupun kesal dia tetap akan sopan pada lawan bicaranya."kata Vando membuang puntung rokok diasbak.

"Jangan macem-macem Van!"tegas Radit.

"Gue nggak macem-macem Dit,gue cuma penasaran aja cewek seperti apa sampe bisa menjinakkan Singa bringas dan ganas kayak lo.Tapi sekarang gue udah dapet jawabannya kok."jawabnya santai.

Radit memejamkan mata guna meredakan amarahnya.
"Mau lo apa?"

"Apa?gue nggak mau apa-apa,lagian dari awal gue udah bilang kan gue mau dia Dit."

"Enggak!"jawab sangar Radit.

Vando justru tersenyum sinis dan mengejek,"karena gue masih nganggap lo itu sahabat ,saran dari gue tinggalin dia sebelum lo ngerasain sakit hati."

Radit menatap Vando geram dan mengepalkan tangannya.
"Rukhsa itu udah dilamar pria lain Raditya Anugrah."jawab Vando penuh penekanan.

Radit tersenyum miring,"lo pikir gue percaya sama hasutan murahan lo,"Radit menunjuk Vando dengan telunjuknya.

Vando mengambil kameranya lalu beranjak mendekati Radit.
"Liat ni,"pria menyodorkan kameranya.

Tampak pria dan wanita sedang berdiri bersebelahan seraya tersenyum dan menampilkan kebahagiaan,bukan hanya satu tapi ada beberapa gambar yang memperlihatkan lamaran Rukhsa dan Fikri,tapi jika dilihat lebih jelas tampak sekali senyum penekanan pada wajah sang perempuan.

Radit sempat melirik sekejab lalu membuang pandangan kesembarangan arah.
"Foto siapa yang lo edit?"

"Itu asli,walaupun gue ahli dalam urusan itu tapi foto itu asli Radit."jelas Vando.

"Fikri Dit namanya."

Fikri?tunggu,bukannya itu nama dokter yang menangani Rukhsa waktu itu.

"Dokter?"tanya Radit akhirnya.

"Lo kenal?"

"Enggak."

"Gue minta sama lo jauhin dia,gue bakal kasih apa aja yang lo mau Van."

Vando tertawa lagi,"Fikri jauh lebih baik dari lo Dit,soleh taat agama,dan nggak ada alasan orang tua Rukhsa nolak .Sedangkan lo?"

Radit merasakan rasa sesak didadanya,bahkan dia tidak pernah memikirkan hal ini sebelumnya.

Air Mata Surga ✔Where stories live. Discover now