Bab 1 | Perkenalan

75K 3.2K 51
                                    

Bismillahirrahmanirrahim.

❌ WARNING ❌

Teruntuk teman-teman, sebelum membaca, aku peringatkan. Apapun konflik yang ada di cerita ini dan bagaimana penyelesaiannya, aku sangat menerima saran dan kritik, tapi yang ber-ADAB. Dilarang keras memberi kritik menggunakan capslock, kata-kata toxic/kasar. Jika ada, mohon maaf akan aku blokir demi kenyamananku dan Readers lainnya.

Thank you. Maaf atas ketidaknyamanannya🙏

🤡🤡🤡


Bab 1 | Perkenalan

{}{}{}

Aku pernah meminta pada tuhan, namun Dia tak memberiku.
Lalu, malah mengirimmu pada ku sebagai seseorang yang akan menjadi masa depanku.
Aku tak mengerti dengan semua.
Apa ini yang dinamakan berjodoh?
Atau kamu hanya sekedar kisah yang sekedar singgah, lalu pergi meninggalkan ku seperti orang bodoh?

~Kalam Cinta Si Berandalan~

***

"Apa?!"

Gadis berkerudung panjang itu menatap kedua orangtuanya dengan tatapan tak mengerti, suhu tubuhnya pun terasa panas seketika, ketika ucapan yang entah permintaan atau perintah terdengar jelas di telinganya. Masih dengan tatapan tak percaya, gadis itu menghela napas ketika tatapan kedua orangtuanya membuatnya luluh seketika.

Adeeva Afsheen Myesha. Gadis dengan mata bulat dan bulu mata yang lentik, gadis pintar dengan segala keramahan dan kerendahan hatinya, bukan hanya cantik dan ramah, tapi dia juga seorang Hafidzah yang selalu rajin melakukan muraja'ah di setiap harinya. Afsheen adalah putri satu-satunya di keluarga yang hanya beranggotakan tiga orang itu. Ada dia, Umi Fatimah, dan juga Abi Ahmad . Sebagai anak tunggal, Afsheen begitu dijaga dan semua tentangnya diatur ketat oleh Sang Abi.

Mendengar permintaan sang Abi mengenai pernikahan antara dirinya dan seseorang yang katanya adalah anak teman dari Abi sendiri membuat Afsheen memejamkan mata sejenak, mencoba memikirkan alasan untuk menolak permintaan kedua orang tuanya. Dia masih berumur 21 tahun dan baginya dia masih cukup muda untuk menikah.

"Dia, anak teman Abi..." Suara Abi membuat pikiran dan hatinya yang sedari tadi berdebat mulai sedikit tenang, menolak permintaan Abi baginya akan menjadi hal yang paling sulit.

"Tapi Bi, Afsheen takut belum bisa jadi istri yang baik," cicitnya pelan.

"Afsheen, kamu sudah cukup dewasa untuk hal ini dan Abi juga tidak akan terburu-buru menikahkan putri Abi satu-satunya, kalian bisa melakukan ta'aruf terlebih dahulu, satu atau dua bulan dan setelahnya baru memutuskan ingin menikah atau tidak. Kamu mau mencoba kan, Afsheen?"

Tatapan memohon Abi-nya membuat Afsheen merasa sudah menjadi anak durhaka saja, dengan sedikit ragu dan terpaksa Afsheen menganggukkan kepalanya membuat sang Abi dan Umi tersenyum lebar seolah telah mendapatkan hadiah umrah dari iklan saja.

"Mereka akan datang nanti malam...." hanya itu yang diucapkan Umi-nya sebelum benar benar keluar dari kamarnya.

Setelah dua malaikat yang Allah kirimkan untuknya itu keluar, Afsheen menghela napas lega. Di satu sisi, dia takut dengan semua resiko dan tanggung jawab yang akan dijaganya, disisi lain ini adalah cara untuk menyempurnakan agamanya sekaligus berbakti kepada kedua orang tua.

Kalam Cinta Si Berandalan✓[COMPLETED]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt