Bab 10 | Tamu tak diundang

21.9K 1.9K 18
                                    

Bismillahirrahmanirrahim.

Bab 10

Aku sempat mencari kebahagiaan dari orang lain sebelum aku sadar kalau ternyata bahagia itu ada di kamu. Kini, Allah menyatukan kita untuk saling berbagi kasih. Semoga kita bisa berakhir dengan bahagia seperti hari ini.

~Kalam Cinta Si Berandalan~

***

Setelah sampai di depan rumah yang dimaksud Davian, Afsheen berdecak kagum melihat rumah lantai dua dengan design sederhana. Namun, memiliki kesan mewah nan elegan tentu saja sangat sesuai dengan kesukaan Afsheen. Rumah bewarna cream bercampur gold itu memang tampak sangat manis, apalagi ditambah dengan halaman yang luas dan di tengahnya ada air mancur berukuran mini serta ada beberapa tumbuhan hijau lainnya. Lalu juga ada ayunan sederhana menambah kesan asri dan cantik.

Davian yang melihat ekspresi Afsheen yang sedari tadi tersenyum ketika memandang rumah yang dibelinya mampu membuat Davian juga merasa senang. Entah kenapa menurut Davian bersama Afsheen selalu bisa membuatnya nyaman dan merasa tentram seolah tidak ada beban sedikit pun yang dipikulnya. Hanya dengan menatap wajah Afsheen yang berseri-seri membuat Davian merasa sudah menjadi orang yang sangat bahagia di dunia. Sejenak dia juga sudah mulai melupakan Elva.

Davian jadi ingat hadist yang pernah dia dengar dan ingat sampai sekarang dari ustadz yang kemaren memberi tausiyah dihari syukuran pernikahan nya di pondok.
Hadistnya yang berarti 'Sebaik baik wanita adalah wanita yang apabila kamu memandang kepadanya, maka menggembirakan kamu dan apabila kamu menyuruhnya dia patuh kepadamu, dan bila kamu tidak ada di sisinya, maka dia memelihara kamu pada hartamu dan dirinya.' (hadist riwayat abu Hurairah).

Davian lagi lagi tersenyum, dia percaya jika Afsheen termasuk dalam hadits itu karena dengan bersama Afsheen membuat Davian merasa sangat bahagia dan nyaman. Apalagi sekarang melihat Afsheen yang asik dengan urusannya mengatur semua barang-barang di dalam rumahnya bahkan istrinya itu terkesan sangat bersemangat menyusun beberapa barang sebagai hiasan dan juga mengatur susunan lemari yang menurutnya kurang sesuai. Sedangkan Davian hanya diam saja memperhatikan dan sesekali mendekat jika Afsheen memanggilnya.

"Kak Davian, Afsheen susun buku-buku Afsheen di lemari ini ya, Kak?" tanya Afsheen membubarkan lamunan Davian.

Davian mengangguk mengiyakan membuat gadis itu memekik karena senang. Dengan segera Afsheen memasukkan buku-bukunya ke dalam lemari kayu bewarna coklat itu. Lemari yang sederhana, tapi akan menjadi sangat cantik jika diisi buku yang Afsheen punya bahkan Davian berpikir rumah ini bisa saja berubah menjadi perpustakaan karena Afsheen yang begitu suka membaca dan mengoleksi buku agama tentunya.

"Udah siap?" tanya Davian ketika Afsheen sudah mendudukkan diri di samping Davian.

"Udah. Afsheen seneng banget loh Kak kalau ngatur ngatur kayak gini. Selain buat olahraga ini juga bisa buat kita semakin kreatif, eh Afsheen belum nyusun baju di koper ke lemari Kak! Ayo Kak kita liat kamarnya!" ajak Afsheen bersemangat dan menarik tangan Davian kuat menuju lantai dua.

Setelah sampai, Afsheen kembali merasa bahagia. Kamar dengan ukuran yang cukup luas bewarna putih, bersih dan rapi dengan kasur besar di tengahnya dan juga ada lemari pakaian bewarna hitam. Di sana sudah ada wanita yang sebaya dengan uminya sedang menyusun bajunya dan juga Davian, dengan segera Afsheen mendekat dan membantu ibu itu sedangkan Davian memilih menunggu di sofa yang tersedia di dalam kamar.

Kalam Cinta Si Berandalan✓[COMPLETED]Where stories live. Discover now