Bab 40 | Saling Menyakiti

16.6K 1.3K 122
                                    

Bismillahirrahmanirrahim.

Bab 40

Aku kabulin buat double up. Sebenarnya aku selalu baca komen kalian, cuman gak balas😂
Jadi, tadi ada yang katanya mau mondok. Nih aku up ya. Semangat buat semua aktifitas kalian💛


***

Hari ini adalah hari terakhir. Hari berakhirnya setiap ketidakpastian yang ada. Hari berakhirnya kata cinta yang dulu pernah terucap mesra. Keduanya saling mencintai namun seolah takdir membuat itu semua abu-abu yang kini harus berakhir dengan pisah  membuat keduanya sama-sama jatuh.

~Kalam Cinta Si Berandalan~

***

Hari ini adalah hari yang ditunggu sekaligus ditakuti oleh gadis bergamis abu-abu itu. Sekarang dia sedang berada di rumah sang suami ditemani oleh Umi Fatimah, Keisya dan juga Zaid. Di ruang keluarga ini juga sudah ada Davian, Elva, Reyno, Kestya, Zemira dan juga Revano. Kini dua keluarga itu masih saling diam, tidak ada yang berbicara bahkan Revano dan Zemira yang biasanya selalu berhasil mencairkan suasana kini tampak kaku dan lesu. Tidak ada di antara semuanya yang menginginkan terjadinya hari ini. Meskipun belum ada kepastian kata perpisahan antara Davian dan Afsheen, tetapi tetap saja semuanya ikut waspada.

Semenjak Afsheen datang dia tau jika Davian tidak pernah sekalipun menatap ke arahnya dan selalu memandang Elva yang terlihat sedikit canggung. Kalaupun mereka bertatapan, maka Davian dengan cepat memutuskannya dan mengalihkan pandangan seolah sangat jijik menatap wajah Afsheen. Kenyataan itu mampu membuat Afsheen semakin sesak, matanya juga memanas seketika. Namun, dia mencoba bertahan agar tidak menangis disini. Jika sudah seperti ini Afsheen benar-benar merasa kalah, Davian pasti akan lebih memilih Elva dari padanya.

"Nak, Afsheen," panggil Reyno dengan suara serak. Mata papa mertuanya itu memerah.

Afsheen menoleh dan menatap ayah mertuanya dengan senyuman tulus seolah menunjukkan bahwa dia baik-baik saja. Sebagai seorang ayah tentu saja Reyno merasa bersalah dan ikut malu ketika melihat si putra bungsu memperlakukan Afsheen begitu sakitnya. Reyno memang sudah mengetahui semuanya dan sungguh dia merasa menyesal telah mengizinkan Davian menikah untuk kedua kalinya. Dia merasa sudah ditipu sedemikian rupa.

"Papa benar-benar minta maaf atas kelakuan Davian. Maafkan Papa yang telah gagal mengajari Davian untuk menjadi suami yang baik, Papa gagal. " Mata pria itu berkaca-kaca. Lalu, mengalihkan pandangan agar tidak ada yang tau bahwa dirinya menangis.

Kini giliran Kestya yang angkat bicara. Ibu mertuanya berjalan mendekati Afsheen terlebih dahulu dan memeluk menantu kesayangannya itu erat. Dia sudah menganggap Afsheen layaknya anak sendiri, menyayangi Afsheen seperti anak kandung bukan seorang menantu. Kestya juga menjadi orang yang paling menyesal sekarang karena dialah dulu yang begitu bersikeras memaksa Afsheen untuk menerima perjodohan hanya untuk menyelamatkan sang putra. Namun, dia juga tidak menyangka akan menyakiti gadis baik seperti Afsheen.

"Maaf. Maafin Mama, Nak. Andai aja Mama dulu gak maksa kamu buat nikah sama Davian mungkin sekarang kamu bisa kuliah lagi atau menikah dengan yang lebih baik bukan malah tersakiti kayak gini. Maafin Mama, maaf." Kestya mengatakannya dengan air mata yang tidak berhenti menetes.

Afsheen tersenyum hangat dan menghapus air mata yang mengalir di pipi sang mertua.

"Gak ada yang salah, Ma. Mama gak perlu minta maaf. Kalaupun ada yang salah, maka yang salah itu Afsheen. Afsheen yang salah bukan Mama, jadi jangan minta maaf sama Afsheen, Ma. Jangan!" Afsheen terisak. Dari tadi gadis itu mencoba menahan air matanya namun akhirnya luruh juga.

Kalam Cinta Si Berandalan✓[COMPLETED]Where stories live. Discover now