20. Asing

2.1K 227 2
                                    

"Bukan salah satu yang menjauh, tapi kita semua yang perlahan dengan sendirinya menjauhi titik temu."
BLACKPINK

❤❤


Sudah tiga bulan sejak kejadian di rooftop. Dan sudah tiga bulan pula semuanya berubah. Sooya, Jane, Rosie, maupun Lalice tidak pernah lagi saling bertegur sapa, mereka seolah adalah empat manusia yang tak pernah saling mengenal.

Canda tawa yang selalu mereka perlihatkan tidak ada lagi, kebersamaan saat kemana pun juga telah hilang.

Teman-teman sekelas keempatnya turut merasakan keanehan itu, bertanya-tanya alasan apa yang mendasari hancurnya hubungan yang terjalin bertahun-tahun.

"Ngantin kuy." Woojin melihat ke arah Tzuyu, Sehun, dan Lalice. Dua orang mengangguk cepat.

"Boleh deh." Dengan senyum tipis Lalice menjawab.

Sekarang Lalice dekat dengan ketiga orang itu, kegiatan yang biasanya dilakukan bersama mantan sahabat dia lakukan bersama mereka. Gadis berponi itu mulai bisa tersenyum dan tertawa, dia tidak ingin berlama-lama larut dalam kesedihan.

Sepeninggalan empat orang dari dalam kelas, seseorang senantiasa mununduk menyembunyikan kepalanya.

"Rosie?"

Merasa terpanggil, Rosie mengangkat kepalanya.

"Ngantin bareng yuk!"

Rosie menimang sebentar sebelum akhirnya berdiri kemudian berjalan bersama dengan Seulgi menuju kantin. Tak hanya Lalice yang mulai dekat dengan temannya yang lain, Rosie pun juga telah memiliki teman dekat baru.

Di perjalanan yang hampir bersamaan, keduanya berpapasan dengan Sooya di koridor kelas sepuluh. Di tempatnya, Sooya sedang tertawa bersama Sana dan Jinan. Mereka tampak begitu bahagia.

Seperti sebuah takdir mereka menoleh secara bersamaan, memandang satu sama lain yang berselang hanya beberapa detik lalu kembali normal dengan sikap tidak saling mengenal.

Ketiganya telah memiliki dunia masing-masing. Tidak salah bukan jika mereka memilih mengubur kenangan masa lalu?

Karena bagaimana pun, BLACKPINK sudah tidak ada.

❤❤

"Kau serius dengan hal ini Jennie?"

Jane hanya mengangguk. Tidak berniat mengatakan apapun karena semua yang ingin dia katakan telah tertulis di proposal yang tadi diserahkannya pada wali kelasnya.

"Baiklah, seminggu lagi datang kemari."

Membungkuk sebentar, Jane pun pergi meninggalkan ruangan. Tepat disaat dia menutup pintu kemudian berbalik terdapat Lalice yang sedang berdiri di depan ruangan, seakan gadis itu memang sengaja menunggunya keluar.

Jane mengabaikan. Dia melanjutkan perjalanannya tanpa menoleh ke belakang. Sedangkan Lalice kedua kakinya mulai mengejar Jane.

"Gue juga ngelakuin hal yang sama."

Jane tetap berjalan, tapi telinganya setia mendengarkan Lalice.

"Tapi, gue nyerahin proposal minggu kemarin."

Lalice tidak peduli Jane mendengarnya atau tidak, dia terus saja berbicara.

"Eon, nggak kerasa persahabatan kita hancur gitu aja ya."

"Serasa kayak orang asing. Padahal Rosie dan Sooya eonni bentar lagi jadi saudara."

Lalice tetap melanjutkan dan Jane tetap mengacuhkan.

"Gue sempet mikir tiga bulan ini, harus ya semuanya menjauh padahal yang punya masalah cuma dua orang?"

Lalice berhenti berjalan, "Blackpink beneran udah nggak ada, eon?"

Tepat saat Lalice menyelesaikan ucapannya Jane turut berhenti. Tubuhnya menjadi sangat responsif ketika menyangkut kata BLACKPINK.

"Ya lo pikir aja! BLACKPINK ada itu karena empat orang, kalau nggak lengkap namanya bukan BLACKPINK." Sinis Jane.

"Tapi kan nggak harus asing seperti ini, kita masih bisa deket tanpa nama Blackpink." Kedua mata Lalice berkaca-kaca. Entahlah dia jadi gadis cengeng akhir-akhir ini.

Meski telah dekat dengan Woojin, Tzuyu, dan Sehun kenyamanan Lalice tetap kepada dua eonninya dan Rosie.

"Itu mau lo?" Jane berbalik. Menatap lekat ke arah Lalice.

"Iya."

Kedua sudut bibirnya terangkat tulus, "Mumpung masih ada waktu gue terima ajakan lo. Kita lakuin tugas-tugas Blackpink yang belum selesai. Supaya nanti nggak ada penyesalan."

Lalice senang bukan main, dihapusnya air matanya, lalu berlari memeluk eonninya itu. Sangat erat. Bulir-bulir air mata kembali tumpah dari kelopak matanya, perbedaannya itu adalah air mata bahagia.

Andai semua bisa kembali seperti dulu. Mereka berempat.

❤❤

"Pertama, kita jebak The King."

"Kedua, selesaikan masalah antara kita dengan beberapa laki-laki itu."

"Kemudian,---"

Lalice dan Jane saling memandang dan tersenyum getir.

W a k t u T i m e











Haloha>o<

Ries back

Akhirnya UAS ku berakhir, jadi bisa UP

Terus pantau dan ikutin perkembangan ceritanya yaa

Terimakasih

callmeRIES

WaktuTime (BLACKPINK)Onde histórias criam vida. Descubra agora