04 ~ Daddy

10.4K 1.2K 159
                                    

Jennie terbangun dari tidurnya, namun dia seketika terkejut saat tidak melihat Asha di sampingnya. Dia benar-benar khawatir, lantas wanita itu segera bergegas dari tempat tidurnya untuk mencari sang putri.

Jennie keluar dari kamarnya dan dia langsung menghela nafas lega saat melihat Asha sedang duduk di sofa sambil mewarnai buku gambarnya. Sedangkan Lisa tampak sibuk di dapur. Dia sedang menggoreng telur dan membuat roti panggang.

Lisa tidak mengenakan kemejanya seperti biasa, pagi ini dia hanya mengenakan celana training sedangkan atasannya hanya di tutupi Lace crop top yang membuat Jennie bisa melihat tubuh Lisa yang begitu kencang. Dan entah mengapa, tiba-tiba jantungnya berdetak dengan kencang. Tubuhnya mulai memanas, bahkan Vaginanya terasa berdenyut ketika pikirannya kembali melayang ke malam itu.

Jennie masih ingat bagaimana rasanya menyentuh tubuh Lisa yang sangat di kagumi banyak orang itu. Dia juga ingat ketika Lisa berada di atasnya dan membuatnya menggeliat di bawahnya. Dia ingat betul bagaimana rasanya ketika Lisa menidurinya dengan dalam dan keras menciptakan desahan demi desahan yang mengakibatkan Jennie mendapatkan sejuta kenikmatan akan sensasi yang baru pernah dia rasakan. Lisa memang wanita luar biasa. Dia benar-benar istimewa.

"Lapar?" Pertanyaan Lisa membuat Jennie tersadar dari lamunannya.

"Ya."

Setelah menjawab pertanyaan Lisa dengan singkat, Jennie berpaling dari pandangannya lantas berjalan ke arah Asha.

Lisa mendekati mereka lalu duduk bersama sambil makan dan minum, Ada dua gelas kopi untuknya dan untuk Jennie, sedangkan Asha minum susu.

"Emmm... Asha, Apa kamu mau aku pesankan buah? Apa yang kamu suka? Pisang, melon, anggur, atau strowberi?" Asha tersenyum manis pada Lisa yang menawarinya buah-buahan.

"Asha suka pisang dan anggur. Tapi Asha tidak suka stroberi karena Asha alergi strowberi." Asha berkata dengan suaranya yang selalu terdengar menggemaskan.

"Kamu alergi stroberi? kalau begitu kita sama." Lisa senang mengetahui Asha benar-benar sama dengannya. Itu membuktikan bahwa Asha benar-benar anak kandungnya.

"Benarkah?" Asha tersenyum dengan lebar, seakan kesamaan alergi itu merupakan hal yang sangat menakjubkan.

Lisa mengangguk dengan semangat pada anaknya.

"Asha sayang, ada yang ingin Mommy beritahu padamu." Jennie berkata dengan lembut pada gadis kecilnya.

"Apa Mommy?"

Jennie memandang Lisa beberapa saat, kemudian kembali ke Asha.
"Emmm... sebenarnya dia adalah Ayahmu." Jennie berkata sembari menengok Lisa dan Asha secara bergantian.

Seketika Asha menatap Lisa dengan mata hazelnya yang melebar karena terkejut dengan apa yang di ucapkan Ibunya.

"Kamu ayahku?" Anak itu bertanya pada Lisa.

"Ya cantik, aku ayahmu."

"Bolehkah Asha memanggilmu Daddy?"

Lisa mengangguk dan langsung tersenyum lebar sampai membuat deretan giginya yang rapi terlihat. Lisa merasakan hatinya seperti akan meledak seperti kembang api akibat suka cita yang saat ini dia rasakan, dia tidak bisa menahan air mata yang mengalir begitu saja di wajah rupawannya.

"Panggil aku Daddy, nak."

"Daddy..."

Lisa merentangkan tangannya pada Asha lalu gadis kecil itu menghampirinya. Lisa memeluknya dengan erat. Dia mengangkatnya, lalu memeluknya lagi bersamaan dengan beberapa tetes air mata yang mengalir di wajahnya.

***

"Asha mau tidak? ikut bersama Daddy dan Mommy ke Jeju, disana ada peternakan dan rumah Daddy yang besar." Saat ini Asha berada di gendongan Lisa.

LOSE CONTROL (G!P)Where stories live. Discover now