2 - hukuman dari Iqbaal

8K 516 6
                                    

Pagi ini (Namakamu) datang terlambat karena semalaman ia tidak bisa tidur karena sibuk mencari peralatan yang akan ia bawa untuk hari ini.

Sampai di kampus, (Namakamu) kesal karena di depan pintu masuk (Namakamu) melihat Iqbaal yang sudah berdiri disana, mungkin sedang menunggu juniornya yang masih belum datang.

(Namakamu) pun hendak pergi untuk menuju jalan lain karena ia yakin, Iqbaal tidak melihatnya namun saat beberapa langkah ia berjalan tiba-tiba ada seseorang yang menepuk pundaknya yang membuat (Namakamu) langsung membalikan badan.

"Eh kakak... Apa kabar kak?" tanya (Namakamu) sambil cengengesan.

Iqbaal melipat tangannya di depan dada sambil menatap (Namakamu) dengan tajam.

"Mau kemana?" tanya Iqbaal dengan datar.

"Eum, itu kak. Mau ke toilet sebentar, iya toilet" (Namakamu) masih cengengesan.

"Gak usah ngeles, toilet itu disana" Iqbaal menunjuk ke jalan menuju toilet. "Kalo udah terlambat ya akui aja, gak usah banyak alesan!" tegas Iqbaal.

(Namakamu) menunduk. "Iya kak, maaf" ucap (Namakamu).

"Kalo lagi ngomong itu tatap matanya, gak usah nunduk gitu"

(Namakamu) pun langsung menatap mata Iqbaal.

"Kalo dia bukan ketua ospek, udah gue cakar-cakar tuh mukanya" batin (Namakamu) menggerutu.

"Sebagai hukumannya, lo harus bersihin taman belakang kampus ini. Sampai bersih"

"Tapi nanti aku gak ikutan ospek hari ini dong kak?"

"Lo bisa nyusul, gue yang urus"

"Iya kak"

"Ikut gue sekarang"

Dengan terpaksa dan pasrah, (Namakamu) pun mengikuti Iqbaal yang akan memberinya hukuman.

 -langitbiru-

"Nih" Iqbaal memberikan sapu lidi dan juga pengki pada (Namakamu).

"Trus gimana kak?" tanya (Namakamu) dengan polos.

"Ya nyapu lah, masa iya di makan" cibir Iqbaal.

"Oh iya kak hehehe"

"Lo bersihin tempat ini sampai bersih, jangan ada satu pun daun yang tersisa kalo masih ada, bakalan gue tambah hukumannya. Mau?"

Lantas (Namakamu) langsung menggeleng cepat.

"Ya udah cepetan bersihin. Jangan duduk, jangan santai, dan jangan minta tolong. Kalo sampe ketahuan, gue tambah hukumannya. Gue gak akan kemana-mana, gue akan duduk disana. Mantau elo!"

"Iya kak"

Iqbaal pun balik badan untuk melangkah menuju kursi taman yang di dekat pohon besar, (Namakamu) menjulurkan lidahnya pada Iqbaal sebagai pelampiasan kekesalannya.

"Kerjain!" tegas Iqbaal tanpa menoleh kebelakang, namun ia tau pasti (Namakamu) sedang mengejeknya.

"Iya, iya kak.." sahut (Namakamu), ia pun langsung menyapu taman belakang kampus itu.

Sudah 1 jam (Namakamu) membersihkan taman ini tanpa duduk sebentar dan tanpa minum. Sementara Iqbaal, ia hanya duduk santai sambil memainkan game di ponselnya.

"Jadi dia sih enak tinggal nyuruh-nyuruh aja, lah gue?" lagi-lagi batin (Namakamu) menggerutu kesal.

"Kak Iqbaal" panggil (Namakamu).

nyonya dhiafakhri || IDRWhere stories live. Discover now