15 - Bali II

6.8K 568 40
                                    

Iqbaal melepaskan pelukannya, "aku bakalan jaga liontin ini kak" ucap (Namakamu).

"Iya, gue percaya kok" sahut Iqbaal.

"Sekali lagi, makasih ya kak"

"Hemm"

Iqbaal melihat jam tangannya, "udah malem mendingan sekarang kita balik ke hotel. Udah malem" ajak Iqbaal.

"Tapi kak..."

Iqbaal menatap (Namakamu) dengan bingung, "kenapa?"

"Eum, ya udah kakak duluan aja ke hotel. Aku mau cari makan dulu"

"Emang tadi gak makan?''

"Sedikit"

Iqbaal menoleh ke arah kanan dan kiri, setelah itu ia menoleh kembali pada (Namakamu). "Sendiri?"

(Namakamu) mengangguk, walaupun ia tidak yakin. "Iya, kan kakak mau pulang ke hotel"

"Eh, enggak-enggak! Kalo lo kenapa-napa gimana?"

"Aku bisa jaga diri kak"

"Yakin?"

(Namakamu) terdiam. Sebenarnya dia tidak begitu yakin untuk pergi sendirian, ia tidak pernah pergi sendirian jika di kota orang ataupun kemana pun.

"Tuh diem kan" ujar Iqbaal.

"Tapi kan kakak katanya mau kembali ke hotel, aku gak maksa kakak buat ikut aku kok"

"Enggak gue gak terpaksa kok, gue juga laper. Tau sendiri kan kalo gue doyan makan?" Iqbaal tersenyum menunjukan deretan giginya yang putih yang membuat (Namakamu) juga ikut tersenyum.

"Iya" sahut (Namakamu).

"Ya udah yuk"

"Kak..." panggil (Namakamu) saat Iqbaal hendak pergi duluan.

"Kenapa?"

"Boleh pegangan tangan?" tanya  (Namakamu) sedikit ragu-ragu.

Iqbaal tersenyum, "siniin tangan lo" pinta Iqbaal. (Namakamu) langsung mengulurkan tangannya, dan Iqbaal pun menggenggam tangan (Namakamu).

(Namakamu) senang, malam ini (Namakamu) sangat senang. Iqbaal sepertinya mulai berubah, sifat dinginnya Iqbaal juga agak berkurang malah Iqbaal sekarang baik banget padanya.

"Lihat aja, gue bakal ilangin kalung itu" guman Tania dibalik pohon. Ya, dia orang yang sedaritadi memperhatikan (Namakamu) dan Iqbaal. Tania tersenyum jahat sambil melipatkan tangan di depan dada.

-langitbiru-

Suasana warung itu cukup ramai, (Namakamu) dan Iqbaal pun duduk di bangku kedua.

"Mau makan apa?" tanya Iqbaal.

"Mie goreng" jawab (Namakamu) tanpa berpikir panjang.

"Bu beli mie goreng dua" pinta Iqbaal.

"Siap, tunggu ya" sahut ibu pemilik warung tersebut, mungkin ibu pemilik warung dan karyawannya juga masih agak sibuk karena pelanggan cukup ramai.

"Dingin..." ucap (Namakamu).

"Mau paket jaket gue?" tawar Iqbaal.

"Tapi nanti kakak kedinginan"

"Gapapa"

Iqbaal melepaskan jaketnya lalu ia pun memberikannya pada (Namakamu), (Namakamu) segera memakainya.

"Makasih kak Iqbaal"

nyonya dhiafakhri || IDRHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin