"Are You Still Sleeping?" ~ 13 [I'AM THE PRINCESS]

214 19 0
                                    


   Di dalam gelapnya hutan, Cahaya dari api yang menyala menembus sebuah kabut. Suara gemeretak akibat sebuah lempengan yang dihancurkan pun ikut menimbulkan kebisingan.

"Tok.. Tok... Tok"

Kedua manik mata Christina menatap kosong benda yang sedang ia hancurkan itu, wajahnya tampak tidak ber-ekspresi sama sekali.

🥀🥀🥀

Setelah Helena mengajak dua targetnya masuk ke dalam rumah, ia bergegas untuk mempersiapkan obat bius yang akan ia berikan melalui alat suntik.

Sebenarnya mudah saja untuk membuat mereka lumpuh sesaat, Namun Helena menginginkan rasa sakit saja yang menyiksa mereka berdua.

Di sisi lain, Anastasia dan Magenta yang terlihat sangat kelelahan tidak bisa berbuat apa-apa selain menunggu di sofa besar milik si tuan rumah. Ia berdua memutuskan untuk menunggu Helena kembali sementara Helena meninggalkan mereka dengan alasan membuat makanan di dapur.

Setelah hampir 20 menit, Helena tidak kunjung kembali. Membuat kondisi mereka mulai melemah karena shock, Mereka juga terlihat kedinginan dengan bibir yang membiru akibat diguyur hujan dan cuaca dingin.

Di sisi lain, Helena mengintip mereka dari balik tirai dapur. Mereka berdua sama sekali tidak menyadari keberadaan si tuan rumah karena posisi sofa yang membelakangi dapur.

"Anastasia? Aku tidak bisa merasakan tubuhku" Magenta terlihat sangat pucat, hingga suaranya bergetar. Sedangkan Anastasia hampir kehilangan kesadarannya.

Helena pun datang, dengan membawa alat suntik di tangannya,

"Maafkan aku, Sepertinya aku terlalu lama. Kalian sangat lemah, jadi aku membawakan obat" Ujar Helena, ia meletakan alat suntik itu di atas meja.
Lalu menutupi tubuh Anastasia dan Magenta dengan selimut.

"Ehm... A-aku.. Tidak bisa merasakan tubuhku.. A-apa kk..kau akan menyuntikan sesuatu kepada kami berdua..?"

"Benar, Aku tidak mempunyai jenis obat-obatan lain" Helena pun merendahkan kakinya, hingga membuat dress yang ia kenakan jatuh di lantai dengan tidak beraturan.

Tiba-tiba, Helena menusukan jarum suntik itu, hingga menimbulkan jeritan dari kedua tamu yang akan menjadi mangsanya. Racun yang ia suntikan merupakan Tetrodotoxin, mereka berdua akan merasakan sensasi terbakar dan kejang-kejang. Namun Helena mencampur racun itu dengan cairan lain agar mereka berdua tetap hidup.

"Hei tua, Kau apakan mereka?"
Christina muncul dengan tangan berlumur arang akibat kegiatan menghancurkan plat nomor tadi.

"Aku menyuntiknya, sisanya giliranmu. Aku sudah malas, mereka terlihat menjijikan." Helena meninggalkan Christina dan dua orang itu di ruang tamu.

                         🥀🥀🥀

   "Panas..." Lirih si target yang terbujur di sebuah meja berbentuk persegi panjang.

Meja itu terbuat dari alumunium tebal yang dibawahnya sedang menyala api kecil.

Asap tipis mulai bermunculan dari tubuh si target, kulitnya perlahan menjadi gelap. Ia tidak bisa bergerak, sehingga hanya lirihan kecil yang terucap dari belah bibirnya.

   "Orang seperti kalian berdua bahkan tidak pantas untuk mati, itu terlalu mudah"

Ucap Helena, Ia memandang keduanya tanpa belas kasih.

lilin mulai padam, tubuh keduanya tampak melepuh dan menyisakan luka bakar.

mereka berdua masih bertahan diatas panasnya meja berbahan alumunium itu. Sepertinya Helena tidak akan membiarkan mereka mati begitu saja.

"Christina, Apakah kita mempunyai garam?"

Ide gila lainnya mulai muncul dari kepala si gadis berambut pirang itu.

"aku tahu apa maksudmu, tapi.. "

Pembicaraan mereka berdua terhenti karena tiba-tiba mereka mendengar suara ketukan dari pintu.

Suara ketukan itu terdengar nyaring hingga membuat mereka berdua kebingungan, siapa yang datang ke tengah hutan malam-malam begini?

"Permisi.."

"tok.. tok.. tok"

"tolong bantu.."

Ketukan bersamaan dengan suara pria dewasa, meminta tolong.

Helena yang tanpa pikir panjang pun menyiram api dan tubuh tahanannya tadi menggunakan seember air. tampak asap dan bau pembakaran menyeruak keluar sebelum Christina membukakan pintu untuk si "pengetuk" yang sedari tadi mengetuk-ngetuk pintu rumah mereka.

Helena dan Christina pun berjalan menuju pintu dengan langkah santai, tanpa memikirkan kedua korban yang menggeliat karena rasa perih yang ditimbulkan oleh siraman air.

"Ya.. ada apa tuan?" Ucap Christina ramah sambil menyembulkan kepalanya dari balik pintu.

"Maaf nona, aku polisi yang sedang berpatroli untuk menangkap perburuan liar di sekitar kota. tetapi mobilku mogok, aku berusaha mencari bantuan dan kebetulan menemukan rumah ini."
Jelas laki-laki yang sepertinya sudah berusia lebih dari lima puluh tahun itu.

Christina yang mendengar bahwa laki-laki itu adalah polisi, merasa sedikit panik. karena bisa saja keberadaan mereka berdua terancam.

"ah.. maaf tuan, tapi kami tidak bisa memperbaiki mobil. dan kami juga tidak mempunyai kendaraan lain.. "
Jawab Christina masih dengan wajah polos dan ramahnya.

"Ehm.. kalau begitu bisakah kalian mengantarku ke luar dari hutan, ini sudah malam dan aku lupa membawa senterku"

"Tentu saja, sebentar tuan. kami akan mengambil mantel dan beberapa senter"

TBC ~

𝐼'𝑀 𝐴 𝑃𝑅𝐼𝑁𝐶𝐸𝑆𝑆Where stories live. Discover now