"Tak ada manusia yang kuat di dunia ini, nyatanya mereka lemah. Kuat hanyalah tameng yang selalu digunakan untuk menyembunyikan kelemahannya."
🌻🌻🌻🌻🌻
Pagi hari yang buruk bagi Luna. Hari ini rasanya sangat tidak bersemangat bagi Luna, namun jika ia tak sekolah harinya akan lebih buruk karena hanya sendirian di kamar. Mau shoppingpun juga tetap sendirian.
Selesai siap-siap, Luna segera turun kebawah untuk sarapan lalu bergegas menuju sekolah tercinta.
Namun seseorang yang kini tengah ia diamkan sejak semalam sudah ada di meja makan menunggu dirinya, Luna mengurungkan niatnya untuk sarapan pagi.
"Luna, mau kemana kamu? Sarapan dulu sini, daddy mau bicara." Luna tak mengindahkan panggilan daddynya.
"Luna udah telat, Dad." sahut Luna berbohong.
"Kalau kamu gak nurutin perintah Daddy, Daddy akan blokir semua atm kamu dan daddy akan cabut semua fasilitas kamu." ucapan Daddy membuat Luna berhenti, mengapa sekarang Daddynya jadi mengancamnya perasaan dari dulu daddynya selalu membelanya, selalu memanjakannya. Tapi ini.
Mau tak mau Luna menuruti perintah Daddynya itu.
"Kenapa Dad?" ucap Luna dingin.
"Daddy kecewa atas sikap kamu kemarin Luna." jawab Thomas kecewa.
"Luna yang kecewa dan gak habis pikir sama tindakan yang Daddy ambil. Asal daddy tau ya, jaman sekarang gak ada yang namanya cinta Dad, apalagi cewek itu? Apa daddy gak tau, cewek itu cantik dan masih muda, apa lagi yang dia incer dari daddy selain harta daddy? Think dad." ujar Luna meluapkan apa yang ia takutkan.
"Melly tidak seperti itu Luna, dia sangat baik dan perhatian pada Daddy, she is so kind." jawab Thomas.
"Itu didepan daddy kan? Daddy gak tau di belakang daddy dia kaya gimana. Pokoknya Luna gak setuju dan menentang berat daddy sama perempuan itu." ucap Luna kekeuh.
"Sayangg come on, daddy udah tua daddy butuh seseorang yang bisa ngurusin daddy. Daddy gak bisa ngelakuin semuanya sendirian." ujar Thomas.
"Terus gimana aku Dad? Gimana aku yang harus lewatin semuanya sendirian? Gimana aku yang setiap hari harus kesepian? Disaat semua temen-temen aku berkumpul, bercanda, ketawa-ketawa sama keluarganya sama orang tuanya. Gimana aku yang gak ada satupun orang yang peduliin aku? Daddy sibuk kerja, Ka Aril dan Ka Eva sibuk sama keluarganya. Sedangkan aku? Gak ada yang peduli sama aku, bahkan aku sakit aja kalian pada gak tau dan gak peduli." Luna sudah habis kesabaran, dirinya sudah tak kuat lagi untuk meluapkan apa yang ia rasakan ia segera bangkit dari duduknya lalu pergi menuju sekolahnya. Panggilan dari Daddynya tak ia hiraukan.
"Arluna!"
"Arluna!"
"Arluna!"
Saat ini ia tak butuh siapa-siapa, ia tak butuh seseorang untuk mendengarkan keluh kesahnya, ia juga tak butuh bahu seseorang sebagai tempatnya bersandar. Ia hanya butuh sendirian, ia hanya butuh ketenangan. Karena kesendirianlah yang setia menjadi temannya hingga saat ini.
🌻🌻🌻🌻🌻
"Sya, nih buku catatan matematikanya Luna yang kemaren gue pinjem." ucap Hendar mengembalikan buku catatan matematika milik Luna.
"Ngape lo?" tanya Hendar saat melihat Asya yang gelisah memandangi ponselnya sedari tadi.
"Luna gue telfon gak diangkat, gue chat gak dibales. Dia gak ada kabar masuk apa nggak, gue takut dia sakit atau kenapa-napa deh." ucap Asya khawatir, ponselnya tak berhenti ia mainkan guna menelfon sahabatnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Never Be Mine
Teen FictionMencintai orang yang memang tak mudah yang dibayangkan, apalagi jika orang itu hanya berjuang di awal saja. Lebih sakit lagi saat ingin melupakan semuanya, tapi malah didorong untuk kembali masuk dan memulai semua dari awal. Luna bukan gadis yang mu...