"Jika tak bisa membuatnya bahagia, biarkanlah ia mencari bahagianya sendiri."
🌻🌻🌻🌻🌻
"Gavin!" ya orang itu adalah Gavin.
"Balikkin es teh gue!" perintah Luna, namun tak didengarkan oleh Gavin.
"Gue lagi haus nih." Luna memutar bola matanya malas.
"Terus urusan gue gitu kalo lo aus?" ucap Luna tak peduli
"Gak! Ngapain lo peduli sama gue." ujar Gavin
"Yeh siapa juga yang peduli sama lo." balas Luna tak mau kalah
Melihat Gavin dan Luna seperti itu, Moza geram dan menyiram Luna dengan es teh yang ia bawa.
"Ahhh...Lo apa-apaan si? Lo pasti sengaja ya?" geram Luna kesal
"Maaf, gue gak sengaja. Siapa suruh lo halangin jalan gue." seru Moza dengan muka sengak
Gavin yang melihat dalaman Luna tembus langsung menutupi dengan tubuhnya, ia mendorong Luna untuk segera menuju kamar mandi.
"Ngapain si lo Vin? Mau modus lo ya." tuduh Luna yang membuat Gavin geram.
"Gak usah banyak bacot deh, cepet jalan terus ganti baju lo." perintah Gavin
"Gue mau ngasih pelajaran cewek lo dulu, awas lo!" Gavin menarik tubuh Luna agar tetap berada didepannya.
"Daleman lo nembus, lo mau jadi bahan tontonan anak cowok?" bisik Gavin pelan yang membuat Luna kaget bukan main.
"Gak, gak rela gue!" sahut Luna
'Gue juga gak rela kali'-gavin
"Lo ke uks aja deh minta baju sama Bu Neni, nanti baju lo laundry di sekolah aja." ucap Gavin yang membuat jantung Luna berdegub, Gavin berada tepat dibelakangnya memegang bahunya erat, seakan takut ia lepas.
Jujur Luna tak tahu apa yang ada dipikiran lelaki yang sedang berada dibelakangnya itu, namun ia percaya bahwa Gavin adalah lelaki yang baik. Namun tetap saja Luna kesal, mengapa saat dulu bersamanya Gavin begitu cuek terhadapnya.
"Lo anter sampe sini aja, makasih ya Vin." ucap Luna yang dihadiahi senyuman oleh Gavin
"Sama-sama, nanti pulang sekolah jangan lupa rapat terakhir kita." Gavin mengusap rambut Luna lembut yang membuat Luna terpaku.
🌺🌺🌺🌺🌺
"Alfii!!" panggil Luna saat ia melihat Alfi yang hendak menuju ruang osis, namun yang disapa hanya menoleh sekilas lalu melanjutkan langkahnya.
"Ngapa lagi Lun si Alfi?" tanya Asya bingung, pasalnya baru saja kemarin ia mulai akrab dengan Alfi yang sangat dikenal dinginnya.
"Gak tau gue Sya, dari pagi tadi cuek begituu." balas Luna
Saat mereka sampai ruang osis, semua anggota osis dan alumni anggota telah berkumpul.
"Nih dia nyonya yang ditunggu-tunggu." sindir Moza, Luna dan Asya kaget mengapa ada Moza disini?
"Lah lo ngapain Za? Emangnya lo alumni osis angkatan kita?" tanya Asya
KAMU SEDANG MEMBACA
Never Be Mine
Teen FictionMencintai orang yang memang tak mudah yang dibayangkan, apalagi jika orang itu hanya berjuang di awal saja. Lebih sakit lagi saat ingin melupakan semuanya, tapi malah didorong untuk kembali masuk dan memulai semua dari awal. Luna bukan gadis yang mu...