Tapi

2.8K 330 31
                                    

Devan menatap Annabell dengan raut mata intens. Annabell yang di tatap seperti itu hanya menatap Devan dengan ketar-ketir. Deg-degan, mau pingsan, mau dangdutan, dan mau-mau lainnya. Itulah yang di rasakan oleh Annabell saat ini.

"Devan... Kamu kalo deket, ganteng banget sih," ucap Annabell dengan tatapan berbinar. Devan hanya tersenyum miring dan menganggukkan kepalanya.

"Baru tau?" tanya Devan sambil terkekeh. Annabell hanya menggeleng pertanda ia tahu bahwa sejak dahulu Devan memang sudah tampan.

"Jadi?" tanya Devan pada Annabell. Annabell mengerjapkan matanya. Tak mengerti dengan ucapan Devan, Annabell tak menjawab pertanyaannya.

"Gak paham dia, jelasin dong." Attariq yanh terbebas dari hukuman memanas-manasi Devan yang sudah setengah mampus malu dengan keadaan sekarang.

Di tatap banyak jiwa. Pasti pulang nanti, followers sosial medianya akan berkurang drastis.

***

Flashback

"Satu..."
"Dua..."
"Tiga..."

Devan dan Attariq hanya memejamkan matanya saat Aidan dan Rajidan membukakan lembar nilai dari mereka berdua.

"Aidan, nilainya berapa?" tanya Rajidan.

Dan mereka berdua mencocokkan nilai sari mereka berdua.

Dan hasilnya...

"Attariq 81,"
"Devan 80,75..."

Ucap Rajidan pada Attariq dan Devan. Sedangkan Devan membulatkan matanya tak terima.

Ia hanya kalah 0.25 dari Attariq dan harus menjalankan hukuman satu minggu pacaran dengan Annabell.

"Apa-apaan." Ucap Devan menatap nilainya. Yang hanya kurang 0.25 itu.

"Percuma Van di tatap, gak bakal berubah jadi lapan puluh dua," ucap Attariq mengejek.

Devan hanya menatapnya dengan tatapan membunuh.

"Lo, gausah bacot ya. Dasar bekicot!" amuk Devan pada Attariq yang sudah tersenyum rapi dan manis. Sedangkan Devan, menatap nilainya dengan penuh frustasi.

"Kan kalo digenapin nilai gue 81 juga!" protes Devan tak terima.

"Lah kan kalo digenapin. Inikan engga." Ucap Attariq tak mau kalah. Devan menghembuskan napasnya. Ini adalah hari kesialannya.

Flashback off

***

Devan menatap Attariq tajam namun berusaha untuk tetap menunjukkam ekspresi terbaiknya pada Annabell.

"Jadi, lo mau gak. Jadi pacar gue?" tanya Devan sambil memegang bunga mawar pada salah satu tangannya.

"Mau, lo ambil terus lo hirup. Gak mau, ambil terus injek aja." Ucap Devan sambil menatap Devan sambil menatap Annabell.

Annabell membatu di depan kerumunan para siswa-siswi yang menonton aktivitas yang di lakukan Devan dan dirinya.

Annabell perlahan mengambil dan mencium bunganya. Tersenyum pada Devan dan menatap sekelilingnya dengan tatapan songong.

"Jadi kita resmi pacaran ya?" tanya Annabell pada Devan. Dan Devan hanya mengangguk.

Annabell tiba-tiba menarik Devan pergi dan memecahkan kerumunan.

Attariq, Aidan, dan Rajidan hanya menatap kepergian Devan dan Annabell bingung.

"Lah, udah? Gini aja?" tanya Aidan dengan kecewa.

"Kok Devan gak ngeprank kaya gue bilang sih?" datang Attariq tiba-tiba.

Rajidan dan Aidan hanya menatap Attariq bingung.

"Gue awalnya nyuruh Devan buat ngeprank Annabell sekaligus lo berdua. Dari tadi gue berdiri tepat di depan Devan gak cuma buat liat dia doang." Jelas Attariq dan mereka berdua mendengarkan penjelasan Attariq dengan saksama.

"Tapi Devan rencananya mau ngasih bunga mawar ke Annabell. Buat nitip doang, kita bakal ngeprank dia, buat dia baper dulu... Tapi kok beneran di tembak?" tanya Attariq bingung.

Aidan dan Rajidan menggeleng. Tak tahu menahu tentang apa yang direncanakan Devan tanpa memberi-tahu mereka semua.

Tapi yang mereka tau pasti, Devan masih mencintai Beryl, sebagai mantan terakhirnya. Karena Devan masih menyimpan foto Beryl di salah satu bingkai di kamarnya.

"Tu anak kemana ya? Yaudah lah ke kelas aja yuk," ajak Aidan tak ambil pusing. Dan meluncur ke kelas dengan diikuti kedua temannya yang lain.

***

Annabell tetap menarik Devan ke sebuah tempat yang lumayan sepi di sekolahnya. Yaitu belakang sekolah yang hanya diisi oleh gudang dan dekat dengan parkiran belakang.

"Kenapa?" tanya Devan bingung. Annabell hanya menatap Devan dengan tatapan luris dan datar.

"Gue tau apa yang lo rencanain sama Attariq kok. Gue gak bodoh. Dan cuma kita berdua aja yang tau. Gue gak papa lo pakein jadi barang taruhan." Ucap Annabell datar. Devan terkejut menatap Annabell tak percaya.

"Jadi jangan sok manis di depan gue, kalo bukan di depan orang lain." Ucap Annabell dengan tatapan sinis. Dan pergi dari situ saat itu juga tanpa permisi.

Devan bingung. Ada apa sebenarnya dengan annabell.

Mengapa dia berubah saat tidak ada orang lain selain dirinya?

***

Jangan lupa untuk vote dan comment yaa...

The somvlak 2Where stories live. Discover now