"Enak, Dy?"
Suara Keano kontan membuat Audy mengalihkan pandang. Gadis itu berhenti mengunyah dan malah cengo di tempat, merasa aneh dengan pertanyaan tak berbobot tersebut.
Ini kan cuma seplastik cilok depan sekolah. Tidak ada yang istimewa. Bahkan, dia sangat yakin kalau Keano pun hafal dengan cita rasa jajanan yang sekarang ia pegang.
"Eee ... nak," jawab Audy sedikit kikuk. "Kenapa? Mau minta?"
Keano menggeleng. "Lebih enak lagi kalau makannya sambil duduk, Dy."
Tiga detik terlewat, Audy baru bisa merespon melalui kuluman senyumnya. "Ehehe, maaf, kebiasaan."
"Lo itu udah gede, udah waktunya meninggalkan kebiasaan buruk, kayak yang dibilang Pak Kepsek."
***
#LastQuarterMoonWithCP
Minggu, 3 Mei 2020
YOU ARE READING
shards ✔️
Random"Besok, aku bakal ngelakuin hal gila." -Dinar, chapter 4. "Semua berharap tinggi ke saya, eh sayanya malah mengecewakan." -Audy, chapter 9. "Kita selalu berkompetisi dalam hidup!" -Meyra, chapter 10. Kita hanya remaja dengan jiwa pecah berkeping-kep...