Dua puluh menit Niko hanya diam memandang danau. Meskipun dirinya duduk berdua bersama Dinar, tetapi keheningan malam tetap saja menguasai.
"Besok, aku bakal ngelakuin hal gila."
Dahi Niko seketika mengerut bingung. "Maksudnya?"
"Aku capek, Nik." Dinar mendongak. "Aku udah nggak punya apa-apa. Keluarga, teman, sahabat. Aku ... benar-benar nggak diinginkan."
Niko menghela napas. Ternyata Dinar berada di fase depresif--lagi.
"Lihat sini!" suruh Niko. Dia kemudian berucap, "Diriku yang paling berharga."
Dinar mengernyit tak paham. "Diriku yang paling berharga?"
"Bilang lagi!"
"Diriku yang paling berharga."
"Lagi!"
"Diriku yang paling berharga!"
Senyuman merekah, dan sesuatu kembali menggelora di diri Dinar.
***
#LastQuarterMoonWithCP
Kamis, 7 Mei 2020
YOU ARE READING
shards ✔️
Random"Besok, aku bakal ngelakuin hal gila." -Dinar, chapter 4. "Semua berharap tinggi ke saya, eh sayanya malah mengecewakan." -Audy, chapter 9. "Kita selalu berkompetisi dalam hidup!" -Meyra, chapter 10. Kita hanya remaja dengan jiwa pecah berkeping-kep...