Surat Kematian

5.5K 343 185
                                    

(Disarankan baca ayat kursi sebelum membaca ceritanya)

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Kehidupan di dunia ini memiliki dua karakter, baik dan jahat. Namun keduanya tidak ada sangkut pautnya dengan takdir, itu adalah mutlak keputusan para insan saat hidup di dunia. Entah dia memilih jalan kebaikan, atau sebaliknya. Yang jelas setiap perbuatan akan ada masanya untuk mendapat balasan.

Suatu saat nanti.

Dikatakan, kalau kehidupan akhirat lebih lama dan panjang dibanding kehidupan di dunia. Perbandingannya, satu hari di akhirat setara dengan seribu tahun di dunia. Akan seperti apa jika pembalasan yang diberikan sangat mengerikan pada setiap manusia yang memilih jalan kejahatan? Siksaan tiada henti, setiap saat menimpanya tiada ampun.

Nahas bukan? Tetapi kenapa manusia lebih memilih bertindak kejahatan daripada menempuh jalan kebajikan? Sejatinya, berbuat baik di dunia itu tidak lah mudah. Hanya orang-orang yang taat yang mampu melakukannya, karena itulah ganjaran untuk buah kebaikan itu sangat manis.

Indah pada waktunya.

Menyesali semua kesalahan serta dosa yang selama ini diperbuat adalah hal terbaik yang harus Safira lakukan saat ini. Untung, wanita itu masih bernasib baik hingga bisa menyadari kesalahannya. Ketamakan serta kebenciannya selama ini, telah membutakan dirinya hingga membuatnya melakukan hal yang keji. Kelalaiannya itu, yang telah menyiksa dirinya seperti sekarang ini.

Saat ini wanita lumpuh itu tengah duduk di kursi roda dengan pandangan kosong. Setitik bulir bening mengalir pelan membasahi pipi. Matanya sembab, tergambar rasa penyesalan yang begitu dalam. Apakah wanita itu benar-benar bertaubat?

"Ya Allah, maafkan aku atas dosa-dosa yang aku lakukan selama ini." Safira bergumam dalam hati. Kedua maniknya mengerjap, serta bibirnya bergetar tangis. Ia mengingat semua tindak kejahatannya selama ini, membuatnya semakin terpuruk.

Berbagai dosa yang telah ia lakukan, semua telah diketahui oleh Maria. Dan gadis itulah yang berhasil membuat Safira membuka mata hatinya. Hikmahnya, kalau saja tadi putri kiai itu tidak memergokinya, pasti Safira akan semakin terlarut dalam perbuatan sesat. Memuaskan nafsu setan, dengan menjadi budaknya.

Namun, ada satu lagi dosa yang belum ia beberkan pada Maria. Tentang penyiksaan Karina. Tetapi, kalau ditelaah lagi, bukan Safira yang membunuh Karina. Justru, karena rasa dengkinya itu, membuat jiwa Karina terbebas dari belenggu setan yang selama ini merasuki jasadnya. Lantas, siapa yang sebenarnya menyisipkan setan dalam jasad Karina?

"Aku harus membeberkan semua rahasia ini sebelum aku mati." Safira bergumam lagi dalam hati. Wajahnya menjadi tegang. "Semua iblis harus membuka topengnya yang selama ini menyembunyikan sifat aslinya. Secepat mungkin, semua orang harus tahu, kalau sebenarnya ada banyak iblis yang memakai topeng kebajikan!"

Wanita paruh baya yang lumpuh dan tak bisa bicara itu menggerakkan kursi rodanya menuju meja. Matanya melototi sebuah buku serta bolpoint di atasnya. Begitu kursi rodanya sampai pada meja, Safira langsung menyambar buku itu dan merobek selembar kertasnya. Ia juga mengambil bolpoint, dan berniat untuk menulis sesuatu.

Apa yang akan wanita itu tulis?

"Rahasia para budak setan, akan aku bongkar dalam surat ini." Safira terkekeh dalam hati. Lantas, ia mulai mengerakkan tangannya, menulis semua rahasia yang selama ini tak mampu terucap oleh bibir.

BUDAK NAFSU SETANWhere stories live. Discover now