29. Firasat

1.4K 160 29
                                    



Happy Reading!


'Aku tidak bisa mengingat, kapan jantungku mulai berdebar kencang karenanya. Aku juga tidak bisa mengingat, kapan pikiranku menjadi penuh oleh kenangan yang kulalui hari demi hari dengannya. Dan aku tidak bisa mengingat sejak kapan perasaanku mulai tumbuh padanya.'

Krystal semakin mempererat pelukannya kepada Jaehyun, seolah tidak ada yang boleh memisahkan mereka berdua.

"Kenapa selalu nyaman." Ujar Jaehyun sembari memeluk dan meletakkan dagu di puncak kepala Krystal.

Satu senyuman tertarik di bibir Krystal. Ia mensyukuri kebersamaannya dengan Jaehyun kali ini. Ia begitu meresapi setiap detik yang ia lalui bersama Jaehyun seharian ini. Tak lama, Krystal mengangkat arah pandangnya untuk menatap pahatan wajah tampan Jaehyun. Matanya bergerak meneliti setiap bentuk wajah Jaehyun. Matanya yang terpejam, hidung mancungnya, kulitnya yang putih bahkan sepertinya ia kalah putih dibanding Jaehyun. Seolah Krystal ingin merekam setiap inci pemandangan di hadapannya agar ia bisa selalu mengingatnya dengan baik.

"Kenapa? Baru sadar ya wajahku tampan?" Kata Jaehyun.

Krystal menganga, hampir saja ia berseru takjub. Jaehyun benar-benar mempunyai kepercayaan diri yang tinggi. Meskipun benar adanya, tapi manusia akan menganggapnya sebagai orang yang sombong jika Jaehyun mengungkapkannya seperti itu.

"Kau pasti semakin terpesona." Kata Jaehyun lagi.

Krystal tidak tahan. Ia memukul dada Jaehyun cukup pelan tapi berhasil membuat badan Jaehyun bergerak kesakitan. Jaehyun kemudian terkekeh sembari sesekali memegang dadanya yang menjadi korban pukulan Krystal.

"Kau gampang sekali marah ya. Sepertinya aku harus semakin menguatkan otot tubuhku supaya tetap kuat meskipun kau pukuli setiap hari." Goda Jaehyun kembali memeluk Krystal dan membawa wajah Krystal tenggelam di dadanya.

"Kau itu ya selalu menggodaku." Decih Krystal.

"Siapa suruh menggemaskan? Salah sendiri!"

Krystal mendecih untuk kedua kalinya. Detik berikutnya ia kembali mengeluarkan pertanyaan pada Jaehyun yang hendak terlelap.

"Jaehyun?"

"Emm?"

"Bolehkah aku bertanya sesuatu?"

"Apapun Krystal."

Krystal memainkan jari telunjuknya di dada Jaehyun, seolah ragu dengan apa yang ingin ia tanyakan. Ia khawatir Jaehyun tersinggung dan marah.

"Emm.. itu, ini tentang Yerin." Ucapnya susah payah.

Jaehyun membuka matanya dan menatap lurus tanpa melepaskan pelukannya.

"Ya, apa itu?"

"Apa kau masih mempunyai perasaan spesial padanya?"

Dahi Jaehyun mengkerut dalam.

"Kenapa? Kau cemburu padanya Krystal?"

Tak ada jawaban. Apa yang Jaehyun tanyakan memang benar. Ia bukan tipe wanita munafik, yang perkataan dan perasaannya tidak sesuai. Jika bukan cemburu namanya, lantas apa yang selama ini selalu mengganjal pikirannya ketika Yerin terlintas begitu saja di kepalanya?

Jaehyun melepas pelukannya dan mensejajarkan wajahnya dengan Krystal. Ia tidak marah. Tidak juga tersinggung. Sungguh. Malah ia senang, berkali lipat senang karena Krystal cemburu padanya. Itu artinya bahwa Krystal tidak mau kehilangan dirinya dan ingin menjadi pemiliknya satu-satunya.

"Sayang. Jujur, aku pernah mendekati Yerin. Tapi sedikitpun aku tidak punya perasaan yang spesial padanya. Sejak dulu, Yerin adalah teman terdekatku selain Dio. Dulu sebelum kau datang, aku tidak pernah mempunyai keberanian untuk menyentuh orang lain. Dan Yerin, sebenarnya aku hanya mencoba mendekatinya."

MY HAPHEPHOBIA BOSS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang