Love Triangle 3

6.3K 618 17
                                    

Xue Yang membuka matanya karena panas sinar matahari mulai merasa menusuk kulitnya yang putih.

Ia memang tidur di luar semalaman karena Daozhang yang menyelamatkannya tadi malam masih belum menemukan tempat tinggal yang layak untuk mereka bertiga. Ia bangun dengan hati-hati agar tidak menyinggung luka di tubuhnya dan membuatnya meringis sakit seperti orang bodoh.

Yah, kira-kira itulah yang ada di pikiran Xue Licik Yang itu.

Ia menatap A Qing yang sedang bermain dengan tumbuhan liar di sekitar pondok ia berada. "Oi!" A Qing segera berdiri dan berpura-pura buta kembali.

"Kau sudah bangun?"

Xue Yang mengabaikan pertanyaan A Qing. Ia lebih memilih menatap gadis itu dengan curiga.

"Apa kau benar-benar gadis buta?" Xue Yang malah bertanya balik sambil membuka sarung pedangnya perlahan.

"Lalu, kau pikir aku berbohong?!" A Qing terpancing emosi. Xue Yang terkekeh sinis.

"Tidak, apa salah jika aku bertanya?" Xue Yang membersihkan mata pedangnya dengan jerami yang ada. "Kemarilah, aku punya permen untukmu."

Sebenarnya A Qing sudah gemetar melihat Xue Yang membelai pedangnya dengan gerik seperti ia siap untuk melayangkan pedangnya di leher A Qing. Tapi, ia tetap berusaha memasang wajah tenang seakan ia benar-benar tidak melihat apapun.

"Benarkah?" tanya A Qing dengan nada semangat.

"Tentu. Tapi, kau hanya akan mendapatkannya jika kau kemari." Xue Yang semakin melebarkan senyum miringnya.

Perlahan, tapi pasti. A Qing berjalan dengan bantuan tongkatnya ke arah Xue Yang yang sudah mengarahkan ujung pedang mengkilat dan sangat tajam itu tepat ke arah perut A Qing.

A Qing terus berjalan ke arahnya hingga jika saja gadis itu maju selangkah lagi, bisa dipastikan perutnya akan terkoyak oleh pedang itu. Xue Yang melebarkan matanya melihat itu. Refleks ia langsung menghindarkan pedangnya darisana dan raut cemas mulai mengisi wajah dengan gurat licik itu.

"Mana permen untukku?" tanya A Qing dengan nada polos. Ia menampungkan tangannya di depan Xue Yang.

Lelaki itu masih mengatur nafasnya lega dan mengeluarkan satu permen berbungkus coklat dari dalam bajunya. Ia menaruh permen itu di atas tangan A Qing.

"Ternyata kau benar-benar buta."

A Qing memakan permen itu dengan perasaan lega pula. Namun, ia langsung memasang wajah jengkel lagi mendengar ucapan Xue Yang. "Kau masih meragukanku?!" Xue Yang merotasikan matanya.

"Kemana Kakak Putihmu itu?"

"Kakak sedang ke pasar. Ia membeli bahan masakan untuk makan siang nanti." Xue Yang hanya mengangguk paham.

•••

Sebulan, dua bulan, tiga bulan pun sudah berlalu. Xue Yang juga sudah mengetahui siapa lelaki yang menolongnya malam itu. Tak dapat ia pungkiri ada rasa senang yang teramat dalam saat ia memiliki banyak kesempatan bersama Xiao Xingchen. Dan ia tidak tahu mengapa?

Setiap hari, setiap waktu mereka lalui dengan penuh tawa dan kebahagiaan. Entah karena pertengkaran A Qing dan Xue Yang atau rengekan keduanya yang saling mengadu pada Xiao Xingchen, cukup membuat lelaki itu merasakan kehidupannya kembali cerah. Ia bahkan sudah melupakan masalah yang pernah terjadi diantaranya dengan Song Lan.

•All Of You• WANGXIAN [TAMAT]Where stories live. Discover now