26🍃

3.3K 254 11
                                    

Ruangan berdekorasi serba putih itu dipenuhi dengan ketegangan dan perubahan sikap dingin milik Celvin. Semua orang hanya bisa menunduk dan tidak berani menatap raja mereka. Mendengar kalau ada orang dalam yang melakukan ini membuat mereka merasa dihianati. Tiba-tiba setelah keheningan yang begitu panjang Celvin angkat suara. "Aku tau siapa dia. Sekarang tidak perlu memikirkannya, yang harus dilakukan adalah bagaimana cara agar bisa menghilangkan kekuatan gelap yang berada didalam inti kekuatan milik Emely."

Benedic maju selangkah kearah Celvin dan berseru. "Saya tau yang mulia."

"Katakan bagaimana!" Dengan cepat Celvin berbicara, itu sedikit membuat Benedic kaget.

"Apakah anda pernah mendengar gua suci Hao?" Benedic menatap Celvin dan dijawab anggukkan olehnya.

"Enn.. aku pernah mendengarnya, tetapi itu ada di dimensi lain. Ada apa dengan hal itu?"

"Gua itu memang ada di dimensi lain dan orang tertentu yang bisa memasuki gua Hao. Ratu harus melaksanakan perjalanan yang panjang dan penuh lika-liku disepanjang jalan menuju gua. Ratu bisa memulihkan inti kekuatannya di gua itu yang mulia."

"Aku mendengar banyak sekali iblis yang akan menghadang orang untuk pergi ke gua itu."

"Dan itu adalah masalah terbesarnya. Jika yang mulia ratu tidak bisa melewatinya maka ratu tidak akan bisa pernah kembali."

Ketegangan bertambah dua kalilipat setelah mendengarkan penjelasan dari Benedic. Bagaiamana caranya Emely bisa memasuki dimensi lain dan melawan para iblis disana. Beberapa abad yang lalu dunia di gemparkan oleh berita bahwa seseorang berhasil memasuki dimensi itu dan akan melangkahkan kakinya ke gua Hao tetapi, di langkah pertama orang itu dihadang oleh iblis yang tertinggi. Raja iblis di dimensi tersebut. Orang itu harus kehilangan nyawanya di tangan sang raja iblis dan tidak bisa kembali. Itu adalah cerita yang masih bertahan dan semenjak saat itu tidak ada yang berani melangkahkan kakinya menuju dimensi lain.

Celvin terlihat sangat tenang tetapi didalam hatinya yang terdalam, ada rasa khawatir yang mendalam. Dia tidak ingin Emely kenapa-napa tapi jika Emely tidak memasuki dimwnsi tersebut, inti kekuatan Emely tidak akan bisa pulih dan kekuatan gelap itu akan bertahap untuk menguasai diri Emly.

"Aku akan ikut ke dimensi itu."

"APA..."

Semua mata terbuka lebar setelah mendengar perkataan dari Celvin. Raja mereka akan pergi kedimensi lain bersama ratunya.

"Ikut ke dimensi apa? Apa maksudnya?"

Kini semua orang beralih menatap kearah Emely yang berjalan keluar dari ruang kaca, ada kerutan didahinya setelah mendengar perkataan Celvin dan betapa terkejutnya semua orang. Emely berjalan perlahan kearah mereka dan menggenggam jemari Celvin. "Apa yang kamu maksud, dimensi lain? Kenapa kamu ingin kesana dan ada apa disana?"

"Didalam inti kekuatan milikmu ada cahaya hitam yang mengelilinginya. Itu adalah kekuatan kegelapan yang menahannya. Dan untuk menghilangkan kerusakan, kita akan pergi kedimensi lain. Kita akan memperbaiki inti kekuatan milikmu itu. Aku akan selalu bersama denganmu Emely."

Celvin menggenggam jemari Emely dengan tatapan yang serius. Saat mendengar kalau Emely harus memasuki dimensi lain, Celvin tidak bisa melepaskannya. Dia harus terus menjaga Emely apapun yang terjadi walaupun nyawa pertaruhannya.

"Jika itu memang harus, maka aku tidak akan keberatan." Emely membalas tautan kedua tangan mereka. Emely tau kalau Celvin tidak akan pernah pergi meninggalkannya. "Kapan kita akan memulai perjalanan Celvin?" Tanya Emely dengan senyuman lima jrinya.

Celvin mengetuk pelan kepala Emely dan berkata dengan gemas untuk meremas kedua pipi tembem Emely. "Kamu sangat aneh Emely. Dunia lain sangat berbeda dengan dunia kita tetapi kamu, kamu malah terlihat sangat bahagaia?"

"Karena kamu juga akan ikut hehe...." Sambil menggosok pipinya, Emely kembali tersenyum cerah.

"Kita istirahat terlebih dahulu, apa kamu tidak mengantuk hmm?"

"Oke oke.. kita istirahat dulu. Dan sekarang ayo kita tidur."

Emely segera menyeret Celvin untuk menuju kamar mereka. Tetapi sebelum Celvin beranjak, dia menugaskan kepada Benedic dan Greyson untuk mengatur perjalanan mereka. Perjalanan itu harus lancar tanpa ada hambatan apapun itu.

Setelah ratu dan raja mereka pergi, Greyson mengacak rambutnya gemas. "Hahh.. kenapa harus ada penghianat diantara kita. Dan sekarang... sekarang kita harus bergadang lagi, huwwaaa... "

Benedic menghampiri adiknya dan menepuk kepalanya prihatin. "Sabarlah, setelah semua selesai maka segeralah balas dendam. Kakakmu ini juga akan menunjukkan bakatnya."

"Terimakasih Benedic..."

"Panggil aku kakak!" Dengan menjitak kepala Greyson yang durhaka itu.

"Aku tidak mau, terdengar agak aneh." Greyson membuang pandangan wajahnya acuh, dia tidak ingin dianggab seperti anak kecil, diantara mereka tidak ada kata kakak adik, mereka sepantaran titik!

"Walaupun seperti itu aku adalah kakakmu tau."

"Siapa suruh kamu menjadi kakakku."

"Apa kamu bilang hahh!"

Ckckck... Edwerd yang melihat bagaimana kedua bersaudara itu bertengkar membuat hatinya yang semula gelisah akhirnya kembali sedikit tenang. Setelah mendengar kalau raja mereka ingin melindungi Putrinya, Edwerd sangat beruntung mendapat calon mantu seperti Celvin. Beranjak dari sana, Edwerd segera pergi menuju kamarnya dan juga istirahat.

Saat pagi menjelang, Emely dan Celvin sedang lari pagi disekitar halaman mereka yang memang cukup luas. Sebelum berangkat bahkan Celvin sempat bertanya kepada Emely apa dia tidak takut untuk perjalanan dan jawabannya adalah ahh itu tidaklah menakutkan, ada kamu disisiku. Semua perkataan Emely bagaikan madu yang ia rasakan. Emely sangat manis dan imut.

"Berhenti, berhenti ha.. ha.. aku sudah lelah!" Emely segera terduduk dijalanan dan meluruskan kedua kakinya.

Saat memijat kedua kakinya tiba-tiba ada suhu yang begitu dingin menghantam pipinya. Emely mendongak dan melihat Celvin tersenyum padanya. Emely mengambil botol itu dan mengucap terimakasih. Dengan santai, Celvin ikut duduk disebelah Emely dengan menjulurkan tangannya.

"Ehh.. kenapa kau menarik kakiku?"

"Aku akan memijatnya."

Leher sampai telinga Emely tiba-tiba memereh dengan sendirinya. Walaupun dia sudah terbiasa dengan keromantisan yang diberikan Celvin. Emely masilah tetap malu, Dia bertambah cinta dengan lelaki dihadapannya ini. Juga, disana banyak sekali body guard yang bertugas, itu menambah rasa malu bagu Emely.

"Ayo kita bersiap-siap." Dengan masih memerah Emely berdiri dan berjalan meninggalkan Celvin. Sedangkan Celvin hanya bisa terkikik melihat tingkah laku Emely yang imut.

Saat mereka sampai diruang rahasia, Benedic, Greyson, dan juga Edwerd sudah menempati masing-masing posisi. Dengan jantung yang berdebar Emely menghampiri mereka dengan menggenggam erat tangan milik Celvin. Ruangan serba Putih itu yang akan mengantar Emely dan Celvin menuju arah dimensi lain. Segera berjalan kearah dua bangku kosong, mereka berdua masih bergandengan dengan hangat.

Celvin menatap manik mata milik Emely dan menganggukkan kepalanya. Sebuah cahaya yang begitu terang menerpa tubuh dua orang yang duduk didalam ruangan. Jantung semua orang berdetak melihat kedua pemimpin mereka yang akan menempuh perjalanan yang panjang.

TBC🍃

Serigalaku Adalah Pelindungku (TAMAT)Where stories live. Discover now