Chapter 23

4.6K 581 12
                                    

"Ara, apa yang dilakukan pilar kecil kita disini?"

Semua orang yang berada di ruangan itu terkejut dan langsung menoleh ke arah pintu, terlihatlah Shinobu yang tengah berdiri di ambang pintu ruangan yang mereka tempati. "Seharusnya kau bertemu dulu denganku, Hinata-chan,"

"Ah, gomen. Aku rindu dengan Tanjiro-san, jadi aku langsung mencarinya kesini," Hinata menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal, malu sendiri seperti penjahat yang tertangkap basah sedang menyelinap masuk ke dalam rumah.

"Ano..." Zenitsu mengintrupsi percakapan kedua gadis itu. "Pilar kecil yang kau bilang itu, siapa?"

"Hm? Tentu saja Hinata-chan, memangnya siapa lagi?" ruangan itu seketika hening begitu mendengar jawaban sang pilar serangga tersebut. Sedangkan Hinata menatap mereka berdua dengan tatapan polosnya.

"HEEE?! PILAR?! HINATA-CHAN SEORANG PILAR?!" pekik kedua pemuda itu terkejut, bahkan pemuda yang mengenakan topeng babi itu langsung bangkit dari posisi berbaringnya karena terkejut.

"Hinata-chan, apa itu benar?!" Tanjiro langsung menatap ke arah Hinata diikut dengan Zenitsu, wajah konyol mereka karena shock membuatnya terlihat aneh.

"Iya, aku seorang pilar musim. Aku baru dilantik 2 minggu yang lalu," jelas Hinata dengan anggukkan polosnya, jawaban Hinata membuat ketiga pemuda itu semakin terkejut.

"T-tapi, bagaimana bisa?!" Zenitsu bertanya dengan nada histeris, sepertinya pemuda itu masih tidak mempercayainya.

"Mudah saja," Shinobu berjalan mendekati Hinata, salah satu tangannya menepuk bahu gadis itu, membuat iris abu-abunya menatap ke arah Shinobu.

"Hinata-chan sudah berpangkat Kinoe, dia sudah membunuh banyak sekali iblis selama 2 tahun ini, dia juga sesekali menghadapi iblis bulan. Lalu dia pernah bertemu dengan Kibutsuji Muzan dan bertarung melawannya, padahal pilar lain saja belum pernah bertemu dengannya," Shinobu menjelaskan apa saja pencapaian yang sudah diraih oleh gadis berusia 12 tahun itu. "Maka dari itu, dia pantas untuk mendapatkan gelar sebagai pilar,"

Hinata kembali menundukkan kepalanya, sebenarnya dia merasa tidak pantas untuk mendapatkan gelar tersebut karena kemampuannya masih belum cukup untuk memikul beban itu. Namun dia juga tidak bisa menolak permintaan Kagaya padanya, maka dari itu dia menerimanya.

"S-souka..." Tanjiro tampak speechless, matanya kembali menatap Hinata yang masih menunduk.

"Hinata-chan, kapan kau bertemu dengan Kibutsuji Muzan?" pertanyaan yang dipendam Tanjiro akhirnya keluar juga. Sejak sidang pilar itu dia ingin menanyakannya.

"Saat aku berada di sebuah kota dekat Asakusa, aku melihatnya membantai banyak manusia. Lalu aku melawannya semampuku," balas Hinata menjawab pertanyaan Tanjiro.

"Hee? Berarti... Apakah mungkin dia pergi ke Asakusa setelah aku bertemu dengannya?" Tanjiro bertanya kembali, namun Hinata menggeleng pelan tanda tidak tahu.

"Entahlah, aku tidak tahu..." Hinata terdiam setelah mengatakan itu, dia menundukkan kepalanya kembali.

"Seharusnya aku mati saat itu," Hinata bergumam pelan, namun masih bisa didengar oleh keempat orang itu.

"Mati? Apa maksudmu?" tanya Tanjiro yang kebingungan, tatapan Zenitsu pun juga menyiratkan rasa penasaran.

"Aku diubah menjadi iblis oleh Kibutsuji--"

Bruk!

Tiba-tiba saja Tanjiro langsung melompat memeluk Hinata hingga mereka berdua jatuh dan berguling sesaat, membuat orang orang yang melihatnya terkejut terutama Hinata. Tanjiro memeluknya erat seakan akan melindunginya dari sesuatu.

"Kenapa kau tidak bilang dari tadi?! Sinar matahari bisa masuk kesini! Kalau kau terbakar bagaima--"

"Tanjiro-kun, Hinata-chan bisa bertahan di bawah sinar matahari," Shinobu memotong seruan Tanjiro yang sedang sangat khawatir, berusaha untuk menenangkan pemuda itu. Tanjiro tampak terkejut mendengar hal itu.

"T-tenanglah Tanjirou-san, aku tidak akan terbakar. Bukankah dari tadi aku terkena sinar matahari?" Hinata juga berusaha untuk menenangkan pemuda itu.

"A-ah, benar juga. Maaf, Hinata-chan," Tanjiro pun melepaskan pelukannya. "Aku terlalu terkejut karena mendengar kalau kau berubah menjadi iblis, kukira kau akan terbakar," lanjutnya meminta maaf sambil menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal.

"Un, daijoubu," balas Hinata dengan menganggukkan kepalanya. Dia berdiri dari duduknya lalu mengulurkan tangannya pada Tanjiro, pemuda itu pun membalas uluran tangan tersebut dan ikut berdiri. Lalu membawa pemuda itu untuk kembali ke ranjangnya.

"Aku masih bisa memakan makanan manusia, tapi aku juga bisa mencium bau darah kalian yang cukup menggoda. Tenang saja, aku masih bisa menahan nafsuku," Hinata melanjutkan penjelasannya karena melihat Zenitsu yang menjadi sedikit takut padanya.

"Kau, benar-benar tidak akan memakan orang lain kan?" tanya Zenitsu sedikit takut, kemana sifat centil pemuda itu sebelumnya?

"Tentu tidak. Kecuali kalau kalian mengajukan diri, akan kupikirkan nanti," jawab Hinata dengan sedikit candaan. Namun pemuda itu malah semakin ketakutan padanya.

"Hanya bercanda, jangan dibawa serius," ucap Hinata yang berusaha untuk menenangkan Zenitsu.

"Ah, iya. Tanjiro-san, aku ingin meminta tolong padamu," Hinata beralih menatap Tanjiro yang sedari tadi diam.

"Hm? Minta tolong apa?" tanya Tanjiro dengan wajah bertanya-tanya. Hinata mendekat menghampiri Tanjiro lalu mengeluarkan sebuah botol kecil yang berisi cairan merah.

"Berikan darahku pada Tamayo-san, Oyakata-sama yang memintaku untuk melakukannya," jawab Hinata yang kemudian meletakkan botol kecil tersebut ke telapak tangan Tanjiro, pemuda itu pun mengangguk sebagai balasan.

"Ha'i, ha'i! Sebaiknya kalian beristirahat, besok kalian masih harus melakukan pelatihan pemulihan diri, bukan?" Shinobu mengintrupsi kedua sahabat itu.

"Pelatihan pemulihan diri? Pantas saja kalian tadi terlihat seperti mayat hidup,"

"IIIAAAA! AKU TIDAK MAU IKUT! AKU TIDAK MAU IKUT!" Zenitsu berteriak keras, terlihat ketakutan. "Ekspresi kalian setelah melakukan pelatihan itu membuatku takut! Tidaakkk!"

'Dia masih orang yang sama seperti orang yang mengalahkan iblis laba-laba sebelumnya itu, kan?' Hinata menatap datar Zenitsu yang sangat berbeda dari saat melakukan misi di Gunung Natagumo.

"Hinata-chan," Shinobu berbisik tepat di sebelah telinga Hinata. "Besok datanglah kesini lagi, kau ikut melatih mereka saat pelatihan pemulihan diri nanti, ya?"

"Ah, baiklah," Hinata pun mengangguk kecil sebagai balasan, mungkin pengetahuannya bisa dia ajarkan pada mereka bertiga nanti.

================================

To be continued...

Maaf updatenya agak lama/sungkem
Kelas 12 gaes :') banyak tugas dan blablabla. Senin juga bakal ada ujian praktek, pening palaku tulung :')

Jangan lupa untuk vote, oke? Karena setiap vote itu membuatku semakin semangat untuk menulis cerita ini :')

Ada kritik dan saran? Ditunggu ya~

Ada kritik dan saran? Ditunggu ya~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Seasons [Kimetsu no Yaiba Fanfiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang