Melupakan dan Mendapatkan

345 13 0
                                    

         Jatuh cinta dengan jarak memang sangat melelahkan, rumit, menyusahkan, dan sering kali membuat kewalahan. Terlalu jauh untuk menganggapnya ada, tapi terlalu naif untuk meniadakan rasa. Entah saya menyebutnya sebuah kisah cinta atau kisah patah hati, jika terluka masih bisa disyukuri, maka paling tidak saya bisa lebih mengerti "Bagaimana caranya untuk merayakan patah hati".

         Semua berawal sejak saat itu, disaat saya percaya bahwa cinta bisa merubah segalanya. Termasuk merubah mantan playboy yang dibenci banyak wanita. Ia melukai banyak hati hanya untuk mencari jati diri, tapi setelah ia mengenalnya, ia mulai mengerti apa itu cinta, dan apa alasannya cinta di ciptakan oleh semesta. Bukan untuk mencari jati diri, melukai, tapi untuk memberi tanpa mengharapkannya kembali.

        Namanya Suco, dia adalah pacar saya. Sudah hampir dua bulan kita berpacaran, namun saya sudah mengenalnya kurang lebih dua tahun. Ya terkadang semesta memang suka bercanda, mempertemukan yang dulunya hampir terlupakan. Dua tahun yang lalu saya pernah ditolak untuk yang pertama kali oleh seorang wanita, kemudian janji itu terucap "Aku akan ninggalin kamu, kalo kamu nolak aku untuk yang kedua kalinya". Saya merasakan patah hati untuk yang pertama kalinya oleh wanita yang berhasil membuat saya jatuh cinta seutuhnya.

          Pasca penolakan itu, saya menemukan banyak cerita perjalanan. Perjalanan yang membuat saya mengenal dunia petualangan dan pembelajaran dari sebuah pengalaman. Patah hati itu sakit, jadi sekarang saya tau apa alasan untuk tidak lagi mematahkan hati. "Memang setipis apa hati bisa mudah untuk dipatahkan? Ah, masih lebih tipis harga diri mereka yang suka mematahkan hati dengan sengaja, termasuk saya, dulu" Sebuah luka kembali mengenalkan seorang manusia dengan deburan nada mayor yang diciptakan ombak, sunyinya pegunungan dengan bintang di atapnya, atau jingga yang perlahan terbenam di barat kota. Terus sengaja berpetualang berharap agar segera melupakan, tau apa yang saya dapat? Justru hal yang selama ini saya impikan, yaitu kebebasan. Ya, semakin saya bebas, semakin mudah saya berlari untuk mengejarnya kembali. "Sialan, saya terlalu munafik soal percintaan"

          Patah hati ternyata sangat melelahkan, terus berjuang untuk bisa melupakan. Hidup itu realistis, yang sudah biarlah berlalu, anggap saja pertemuan itu tidak sengaja, anggap saja penolakan itu hanya ketidak sengajaan yang diciptakan semesta. Sandiwara hidup memang unik, apalagi aktornya yang suka melebih-lebihkan perasaanya. Lagian bahagia tidak melulu soal cinta kan? Bisa juga bahagia karena berhasil melupakan, atau justru bahagia karena bisa mendapatkannya.

         Hampir dua tahun saya terus berlari, sengaja untuk bisa melupakan tanpa harus merelakan. Harapan kian memudar bersamaan dengan waktu yang terus berputar. Jika ada orang yang selalu ingin tahu kabarmu, dengan siapa kamu sekarang, lauk apa yang kamu makan saat ini, doa apa yang setiap malam kamu ucapkan, lagu apa favoritmu dikala senja, atau kesedihan apa yang sedang kamu rasakan. Ya, saya selalu memikirkan itu setiap waktu, tanpa saya sadari, saya mengkhianati perjalanan saya untuk melupakan. Hingga malam itu, saya teringat dengan sebuah janji yang pernah saya ucapkan, semoga ia menolak, dan saya bisa melupakannya tanpa terburu-buru.

         Tanggal 7 Agustus 2017, tepat pukul delapan malam. Saya kelelahan dan memutuskan untuk berhenti berlari. Merelakan diri untuk segera menerima sebuah penolakan dengan menggelar sebuah pesta perjuangan dengan bercerita soal pengalaman. Pengalaman untuk bisa melupakan, proses, dan sebuah pelajaran. "Sepertinya anda terlalu hebat menjadi wanita yang diperjuangkan dalam segala hal, entah mendapatkan atapun melupakan".

         .......

          "Aku pikir dulu ya, aku jawab besok" Sialan.

         Bulan dan bintang kebingungan, saling bertatapan melihat seorang pria yang sedang duduk termenung didepan rumah, menatap bulan, dan ditemani secangkir kopi panas. Pria itu kembali jatuh cinta. Saya tertidur dengan sangat tidak nyenyak, menunggu jawaban memang tidak menyenangkan. Apalagi jawaban dari sebuah ujung perjalanan. ya, saya berharap untuk tidak kembali jatuh cinta. Cinta diciptakan bukan hanya untuk bisa bahagia, tapi sengaja ada untuk direlakan.

         Keesokan harinya, senja baru saja akan terbenam sepenuhnya, warna merah jambu dengan sedikit jingga di bagian sayapnya. Saya kembali menghubungi dia, kali ini melalui pesan singkat. "Gimana?" Pesan singkat itu terasa sangat lamban untuk tersampaikan, sepertinya tukang pos salah alamat. Siap ataupun tidak, semuanya sudah ada konsekuensinya masing-masing, antara mendapatkan, atau kehilangan untuk selamanya. Waktu terus berlalu, hingga hampir pukul 10 malam, pesan singkat itu masih belum mendapatkan sambutan yang hangat. Saya tidak tau apa yang akan terjadi setelah ini. Tidak lama, pesan singkat itu bersambut, dan jawabanya "Iya ji, aku mau jadi pacarmu"

         8 Agustus 2017, saya berhasil menjadi seorang pemenang. Pemenang yang kembali ditugaskan untuk mempertahankan. Memulai sebuah perjalanan baru berdua, berpetualang bersama dengan jarak yang menjadi sekat pemisah. Jarak kota Jogja dan kota Jakarta memang tidak dekat, tapi entah mengapa, saya merasa jika kita selalu dekat. Entah dengan hal-hal sederhana yang kita lakukan untuk menjadi pensil warna dalam bingkai imajinasi. Saling membahagiakan, membagikan cerita rutinitas, mengadu karena semesta kurang adil, atau menjadi alarm pengingat untuk tidak lupa makan. Tidak terlepas dari rasa bahagia yang saya rasakan, ada luka yang masih terkenang hingga sekarang. Sebuah perjalanan untuk melupakan.

         Melewati waktu dengan konflik batin, antara rindu dan temu yang seringkali tidak seirama. Membuat kita hilang arah, terbelenggu ego sendiri, protektif dengan kabar yang sudah pasti. Menatap langit yang sama, dan saling mengadu ego, menyalahkan jarak yang memisahkan. "Kamu pernah pergi dan akhirnya kembali, tolong jangan pergi untuk kembali lagi, atau malah tidak sengaja pergi dan lupa untuk kembali" Semoga petemuan segera mempertemukan kita. Aku rindu dengan semua hal sederhana yang tidak sengaja kita lakukan.

         Kamu adalah doa yang selalu disemogakan, semoga tetap sama dan terus apa adanya. Biarkan kita saling melengkapi satu sama lain, terlepas dari ego dan ambisi kita masing-masing. Kamu adalah mata terindah, dan aku adalah anugrah. Semoga kita tetap seirama meski jarak masih menentang hubungan kita. Bersabarlah, kelak kita akan segera bertemu. "Maaf jika saya terlalu lancang, tapi menunggu kabarmu, kini telah menjadi hobiku"

          "Kamu kapan ke jakarta?"

          "Belum tau, kenapa?"

          "Kejakarta kek ellah"

          "Dih, kenapa? Kangen? Pingin ketemu?"

         "Yaiyalah bego, masa sama pacar sendiri ga pingin ketemu sih"

          "Tunggu aja"

          "Nungguin apa?"

          "Udah tunggu aja, besok pagi aku sampai jakarta"

          "Hah?!"

          Ini adalah pertama kalinya saya kejakarta. Saya harap, tidak akan terjadi apa-apa dan dia tetap akan mencintai saya apa adanya.

SucoWhere stories live. Discover now