Note: Dimohon untuk komen dan votenya supaya cerita ini berkembang, terimakasih.
Kamal memandang lukisan yang terpajang di dinding kamarnya. Sudah berdebu dan tak terawat. Lukisan itu cukup mengulas kisah lama yang ingin ia lupakan.
Peristiwa yang membuatnya menjadi seperti sekarang. Kamar tak terurus, badan kurus karena malas makan.
Ia hidup sebatang kara berteman harta dan rumah yang besar. Tak ada siapa-siapa di sini. Saudara jauhnya seakan enggan melihat dirinya.
Ia tersenyum pahit. Hal yang bisa ia lakukan hanya memandang pajangan itu. Sebuah pajangan yang seakan merangkum seluruh kesenangannya dulu.
Kamal terjebak masa lalu.
Ia mendudukkan dirinya pada kursi kayu kesukaannya. Karena memikirkan hal buruk sambil berdiri cukup membuatnya lelah.
Di kursi kayu itu otaknya berbicara untuk keluar mencari makan, karena perutnya sudah sangat lapar. Ia bisa tak makan tiga hari lamanya karena perasaan putus asa dan hatinya yang masih luka.
Hati sialan.
Sebuah amplop berwarna merah jambu menarik atensinya. Kamal mengambil secarik surat tak bertuan yang sudah ribuan kali ia baca. Mencoba mencari petunjuk di sana. Walaupun sebenarnya itu hanya sia-sia saja karena isinya sama.
Surat itu hanya tertanda untuknya dan beberapa kata yang tertinggal.
Hai? Jangan terlarut dengan apa yang udah lo alamin. Kita bakal ketemu, gue janji. Jaga diri lo, makan yang bener. Janji sama gue.
Sudah itu saja. Tanpa embel-embel dari siapa atau dari mana. Hal itu membuat Kamal frustasi saja. Surat itu sudah tertinggal setahun yang lalu dan pemiliknya tidak kunjung menampilkan raganya.
Namun anehnya seperti disihir, Kamal akan langsung beranjak ke dapur. Mencari bahan makanan yang tersisa yang mungkin bisa ia makan.
***
Ia tak percaya janji. Baginya janji hanyalah bualan manusia yang tak ada arti dan makna.
Atau ia lebih nyaman menyebutnya sampah.
***
TBC
maaf ini dikit banget. Semoga kedepannya aku bisa nulis perbab panjang-panjang :') (revisi)
KAMU SEDANG MEMBACA
Like a Poem •Hueningkai•(Revisi)
FanfictionHidup bagai genre dalam puisi. Dan hal hal rumit lain yang harus dilewati Kamal. Demi menjaga harga diri. Start April 2020 ©tatann_