Reminder!
Banyak typo mungkin, dabel apdet eheee
Kamal terbangun dari tidurnya. Situasi sekarang mungkin sudah sore hari menjelang malam. Ia edarkan pandangan ke sekitar dan terkejut melihat dua orang di kamarnya.
Satu orang tertidur di sofa dan satunya lagi kepalanya terkulai di pinggiran kasurnya. Seperti menanti ia untuk siuman.
Dan hal ajaib lainnya. Ia ingat siapa saja yang ada di situ dan situasi lain yang harus ia hadapi. Ia seperti bangun dari tidur panjang yang memenjarakan ingatan dan kemampuannya.
"Kenapa gua bisa tidur di sini?"
Pertanyaan itu sontak membuat kedua orang yang tadi terlelap kini bangun cepat-cepat. Seperti disambar petir keduanya langsung menegang di tempat. Antara percaya atau tidak di hadapannya sekarang adalah pribadi yang kembali hidup.
"Kamu sadar?" tanya Lintang. Setelah membenarkan posisinya untuk duduk sempurna.
"Gua inget semuanya, kecelakaan itu dan obsesi seseorang yang ada di baliknya," ucap Kamal sinis. Setelah ingatannya kembali entah kenapa ia terlihat menakutkan. Tatapannya mengintimidasi membuat suasananya juga demikian.
Soobin hanya bisa menghela nafas, satu lagi pekerjaannya akan bertambah dengan kembalinya sifat asli seorang Kamal.
"Bajingan itu udah mati," dengusnya. Lalu ia beranjak dari kasur menuju laci kecil di bagian lain dari kamar. Lalu tangannya kini membawa beberapa dokumen yang lumayan tebal.
Ia memandang Lintang sejenak. Ia luapkan seluruh rasa rindu melalui tatapan, rasanya sudah lama sekali ia jauh dari manik cokelat itu.
"Lo baik-baik aja?" tanya Soobin.
"Sepertinya iya," dijawabnya dengan senyuman.
Lintang lalu menelusuri dokumen yang sedari tadi sudah di depan matanya. Kernyitan di dahinya muncul karena semakin ia lihat semakin ia tak mengerti apapun.
"Itu dokumen warisan dari ayah. Dan beberapa udah ada yang dicoret dari kepemilikannya," jelas Kamal. Penekanan pada kata ayah dimaksudkan untuk menjelaskan siapa yang sebenarnya.
"Jadi maksud kamu?"
"Setelah baca semua ini gua jadi paham semuanya. Ingatan gua pas baca ini emang belum pulih. Tapi setelah itu semuanya jelas sekali sekarang." Matanya memandang keduanya bergantian.
"Maaf Kamal. Semua penderitaan itu kamu yang tanggung, sedangkan aku sekarang hanya sibuk sama diri sendiri," ucap Lintang.
Kamal hanya tersenyum. Ia tidak menyalahkan gadis di depannya ini karena penderitaan mereka dulu sama-sama perih.
"Seenggaknya kamu bahagia tanpa bajingan itu."
🥀
Ting!
Pesan masuk diterima Yeonjun. Tepatnya pesan yang dikirim Seina kepadanya.
Sebuah foto terpampang di sana. Foto yang membuatnya heran dan bagaimana bisa itu terjadi membuatnya penasaran.
Jangan ganggu Lintang.
Aku ga ganggu, itu gambar memang real aku ambil pas lagi jalan-jalan di komplek.
Oh ya? Kalau gitu jangan nyebar berita yang aneh-aneh.
Kalau aku mau gimana?
Hidup lo ancur. Beserta keluarga lo.
Tidak ada balasan lagi. Dan sepertinya ancaman itu sangat mempan. Yeonjun tak ingin mempercayai pikiran buruknya pada foto ini. Ia akan mencari sendiri apa yang terjadi.
🥀
Berapa chapt lagi tamat. Wkwkwk kelamaan hiat membuat jalan cerita ini makin aneh. Aku bakalan cepet" namatin ini dan revisi. Jadi lebih enak nanti kalau dibaca lagi hehehe...
Vote dan komennya juseyooo
(Revisi)
KAMU SEDANG MEMBACA
Like a Poem •Hueningkai•(Revisi)
FanfictionHidup bagai genre dalam puisi. Dan hal hal rumit lain yang harus dilewati Kamal. Demi menjaga harga diri. Start April 2020 ©tatann_