Chapter 13

4K 255 13
                                    

"Aaaa... Ini lucu!"

"Aaaa... Ini juga lucu!"

"Itu juga!"

"Eh yang itu juga lucu!"

"Ali!!! Aku bingung kenapa semuanya lucu sih?" Ali menghela nafas mendengar pekikan Prilly kemudian berjalan menghampiri istrinya itu.

"Semua yang kamu tunjukan itu udah ada rumah, sayang! Cari yang lain aja ya?" Ali mengusap rambut Prilly dengan sayang.

"Gapapa dong sayang, kan bagus juga kalo kita banyak persiapan." Balas Prilly manja.

"Bukan gitu, kalo barangnya gak terpakai mubazir loh sayang." Ucap Ali memperingati.

"Iya juga sih, tapi aku pengen banget yang ini." Prilly menunjukan salah satu sarung tangan berwarna merah muda pada Ali.

"Kenapa harus yang itu? Kita belum tau loh jenis kelamin anak kita, cari yang warnanya netral aja ya?" Prilly menghela nafasnya kemudian mengangguki ucapan suaminya.

"Selesai ini kita mau ke mana?" Tanya Ali saat Prilly sudah beranjak ke meja kasir.

"Aku mau nonton, boleh ya?" Prilly mengedipkan matanya lucu pada Ali membuat suaminya itu mengacak rambutnya karena gemas.

"Boleh, hari ini ke mana pun kamu pergi dan apa pun yang kamu mau akan aku turuti." Ucap Ali lalu mengecup punggung tangan Prilly.

"Benar ya?"

"Iya, kapan lagi kita bisa kayak gini? Kemarin aku sibuk shooting, terus nanti kalo baby udah lahir pasti kita sibuk mengurus mereka. Pasti susah buat kita punya waktu berdua."

"Bang Ali! Kak Prilly!" Ali dan Prilly menoleh pada tiga anak remaja yang berlari menghampiri mereka.

"Hai!" Prilly menyapa dengan senyum manis di bibirnya.

"Aaaa... Gak nyangka bisa ketemu kalian di sini!" Pekik salah satu dari mereka.

"Kita ngobrolnya sambil duduk aja ya? Kasian bumil kalo terlalu lama berdiri." Ucap Ali yang diangguki oleh ketiga remaja tersebut.

"Tadi kita ke lokasi shooting loh bang, niatnya pengen ketemu abang tapi ternyata abang gak shooting." Ucap salah satu dari mereka, Tyas namanya.

"Duh maaf ya, abang emang udah ambil cuti mulai hari ini, mau jadi daddy siaga." Balas Ali sambil mengelus rambut Prilly sayang.

"Emang udah bulannya ya bang?" Tanya Disa, anak remaja yang paling imut di antara teman-temannya. Bisa dibilang anak paling kecil di antara mereka bertiga.

"Iya, makanya abang harus siaga menyambut kehadiran baby." Balas Ali lagi dengan senyum yang tak pernah lepas dari bibirnya.

"Cewek atau cowok?" Kali ini remaja bernama Eva yang bertanya.

"Belum tau, baby nya mau kasih kejutan ke mommy dan daddy." Jawab Prilly sambil menyandarkan punggunggnya ke dada Ali.

"Kenapa sayang?" Ali mengusap kening Prilly dengan sayang.

"Punggung aku pegal." Balas Prilly manja. Memang belakangan ini Prilly menjadi mudah capai dan mudah pegal.

"Ya udah, kita pulang aja yuk!" Ali memberi penawaran namun Prilly langsung menggeleng dengan tegas.

"Aku mau nonton." Prilly merengek sambil menggoyangkan lengan Ali pelan.

"Tapi katanya kamu pegal, kita pulang aja deh ya? Nanti nontonnya kapan-kapan aja."

"Sayang!!!" Prilly menatap Ali dengan mata yang sudah berkaca-kaca membuat Ali menghela nafasnya kemudian mengangguk.

"Yeay! Terima kasih daddy!" Ali mengerjap kaget saat tiba-tiba Prilly mengecup pipinya.

MINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang