Chapter 18

3.4K 245 11
                                    

"Assalamualaikum... sayang!" Sapa Ali dengan senyum manisnya.

"Waalaikumsalam... sayang!" Prilly balas menyapa dengan senyum yang juga tak luntur dari wajah cantiknya.

"Aku kangen!" Ucap Prilly manja setelah cukup lama mereka terdiam dan hanya saling melempar senyum satu sama lain.

"Aku juga sayang, apalagi sekarang udah ada si kembar makin berat ini rindunya." Balas Ali membuat Prilly tertawa.

"Dih, ngikutin Dilan!" Prilly meledek seraya tertawa membuat Ali ikut tertawa.

"Oh iya, kamu lagi ngapain?" Tanya Ali setelah tawanya mereda.

"Aku baru mau istirahat sebentar, baru selesai mandiin sama jemur si kembar." Balas Prilly dengan wajah sedikit lelah namun terlihat bahagia.

"Terus sekarang abang sama adek di mana?" Tanya Ali lagi saat tak melihat Prilly menggendong salah satu buah hatinya.

"Mereka lagi sama oma-omanya." Balas Prilly membuat Ali mengangguk paham.

"Oh iya, kamu baru banget sampai ya?" Tanya Prilly saat melihat Ali yang membaringkan tubuhnya di ranjang.

"Iya, ini baru banget sampai hotel. Di kasih waktu istirahat tiga jam, setelah itu aku mulai sibuk sama kegiatan yang udah dijadwalkan." Ucap Ali yang di dengarkan dengan seksama oleh Prilly.

Ya, saat ini Ali dan Prilly memang tidak berada di tempat yang sama. Tadi pagi Ali harus terbang ke Jambi karena Ali harus mengisi beberapa acara yang telah disetujui olehnya dan juga sang manager. Untuk itulah Ali dan Prilly harus rela melepas rindu hanya dengan melakukan sambungan video call.

"Semangat ya! Kamu harus ingat kalo sekarang hasil kamu kerja bukan cuma buat kita tapi juga buat abang sama adek." Prilly mencoba memberi semangat.

"Iya sayang, aku akan selalu ingat itu. Makanya aku semakin semangat kerja demi kalian." Balas Ali yang membuat Prilly tersenyum.

"Tapi ingat, tenaga kamu juga jangan terlalu diforsir. Walau bagaimana pun kesahatan kamu adalah hal yang sangat penting." Prilly mengingatkan membuat Ali mengangguk mengiyakan.

"Eh iya, tiga curut belum datang?" Tanya Ali saat melihat keadaan rumah yang cukup sepi.

"Be... "

"Ngapain lo nanyain kita? Kangen?" Baru saja ditanyakan tapi tiga orang yang menjadi topik tiba-tiba datang dan merebut ponsel Prilly yang membuat wajah mereka memenuhi seisi layar.

"Sorry, gue masih normal. Gue udah punya istri yang cantik, anak-anak yang lucu, terus ngapain gue harus kangen sama bocah kayak kalian." Balas Ali yang sontak saja membuat ketiga orang itu mencibir.

"Dih, udah tua masih aja alay!"

"Bodo amat!" Terjadi keheningan beberapa saat sebelum akhirnya Ali kembali membuka suara.

"Kalian sampai sore kan di rumah gue?" Tanya Ali yang diangguki oleh ketiga orang itu.

"Iya bang, sekalian temani Kak Prilly biar gak bosan." Balas salah satu di antara mereka membuat Ali mengangguk.

"Bagus deh, sekalian jaga bini gue dari mantan. Jangan sampai mantan datang dengan masa lalu yang gak penting untuk dikenang." Ucap Ali yang mendapat anggukkan patuh dari ketiga orang itu.

"Lo tenang aja bang, gue akan jaga istri lo dari mantannya."

"Harus itu! Apalagi mantannya itu teman lo, Debo!" Ucap Ali penuh peringatan. Iya, yang sedang berkunjung ke rumah Ali adalah ketiga sahabat lelaki Prilly yaitu Debo, Ajil, dan Endy.

MINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang