SALAH PAHAM KARENA KELLY

12.8K 406 6
                                    

Mirza spontan mendorong tubuh Kelly menjauh. Mirza menatapnya dengan tajam. Sedangkan Anjeli hanya bisa menundukkan kepalanya, perih di hati rasanya melihat sang suami dicium oleh wanita lain. Walau bagaimanapun, cinta itu pelan-pelan hadir di hati Anjeli. Dan ketika sang suami bermesraan dengan orang lain tentu akan menimbulkan kecemburuan di hatinya.

"Apa-apaan kamu Kel!!"

"Halah Za, sok jual mahal lu. Dulu aja gue cium begini lo nggak masalah."

"Iya karena gue masih single. Gue sekarang udah punya istri Kel. Tolonglah hargai status gue sekarang. Dan itu yang di depan istri gue."

Kelly bukannya menjauh, malah duduk di samping Mirza. Karena posisi Mirza dan Anjeli sekarang berhadapan dan dipisahkan dengan meja. Masih ada dua bangku kosong di sebelah Mirza dan satu lagi di sebelah Anjeli. Dan Kelly memilih untuk duduk di sebelah Mirza.

"Oh jadi ini Istri lo? Kampungan sekali sih penampilannya." Ucap Kelly sambil mengibaskan rambut blondenya pelan.

"Jaga mulut lo Kel!" Nada suara Mirza semakin meninggi.

"Emang bener kan Za? bajunya aja kedodoran begitu. Gimana letak seksinya coba. Mending sama gue aja Za. Lebih menggoda kan Za?" Kelly terus mendekati Mirza sampai membuat Mirza risih. Anjeli yang melihat hal itu, ingin sekali menangis. Tapi dia tidak boleh menunjukkan rasa sedihnya di hadapan perempuan itu.

"Memang begitulah seorang perempuan Kel. Menutup auratnya, tidak mengumbar aurat kayak lo. Sama seperti roti yang dipajang di etalase toko. Lo mau milih yang mana? roti yang masih dibungkus atau roti yang terbuka dan dihinggapi lalat?"

"Jadi lo nyamain gue sama roti yang nggak dibungkus yang dihinggapi lalat?"

"Lo sendiri ya Kell yang ngrasa!" Ucap Mirza yang tampak tidak peduli dan masih melanjutkan makannya. Sedangkan Anjeli hanya diam saja. Malas untuk melanjutkan makannya. Tetapi jujur dia akui hatinya menghangat ketika Mirza membelanya seperti tadi.

"Oke gak masalah... Mbak! Minta daftar menunya dong! " ucap Kelly pada salah satu pelayan di restoran tersebut.

"Eh siapa yang nyuruh lo buat pesan makan di sini? cari meja lain sana!"

"Nggak sopan banget sih lo Za, emang salah, gue deket sama lo? Lo gak lupa kan sama kejadian malam itu." Ucapnya sambil merangkul lengan Mirza dengan manja dan sengaja membuat suasana menjadi panas. Mirza berusaha untuk menyingkirkan tangan Kelly, tetapi perempuan itu malah semakin bergelayut manja di lengan Mirza. Anjeli sudah tidak kuat lagi melihat semua itu. Dia berdiri lalu pergi meninggalkan Mirza dan juga Kelly dengan setengah berlari.

Kelly tampak puas telah membuat istri Mirza marah dan meninggalkan mereka.

"Apa maksudku bilang kejadian malam itu? emang kita pernah nglakuin apa? siapa lo Kell!" Mirza yang menyadari Anjeli meninggalkan dirinya, spontan langsung berdiri menepis tangan Kelly dengan kasar, lalu meninggalkan sejumlah uang di meja. Mirza mengejar Anjeli yang tiba-tiba saja menghilang.

"Ahh.. uangnya kebanyakan nih Za. Lumayan buat nambah pesanan lagi. Thanks ya Za." Pekik Kelly yang tengah asyik menghitung lima lembar uang berwarna merah yang ditinggalkan Mirza di atas meja.

'Kemana perginya? Anjeli cepat sekali jalannya.' Mirza berusaha mencari dan mengejar Anjeli. tapi tidak juga ketemu.

Mirza nampak kebingungan mencari Anjeli. Dia setengah berlari mengitari pusat perbelanjaan, khawatir kalau Anjeli tersesat. Ponselnya Anjeli pun tidak aktif. Mirza tidak tahu lagi harus mencari Anjeli ke mana. Akhirnya dia mengambil mobilnya di tempat parkir. Ia menduga Anjeli mungkin akan pulang ke rumahnya.

**
Anjeli berjalan dengan cepat, Entah Kemana dia akan pergi yang jelas dia tidak tahan melihat kemesraan suaminya dengan perempuan lain. Begitulah Anjeli, ada sisi buruknya yang tidak pernah Mirza tahu. Yaitu sensitif hatinya. Mudah marah.

Anjeli berjalan keluar dari pusat perbelanjaan. Mencari taxi yang bisa mengantarkan dia pulang ke rumah ibunya. Ya Anjeli tidak akan pulang ke rumah Mirza. Tapi ke rumah ibunya. Dia menghentikan sebuah taksi lalu masuk ke dalamnya.

"Jalan Gajah Mada ya pak."

"Baik mbak." Taksi pun berjalan mengikuti arahan dari Anjeli. Karena taksi itu masih konvensional.

Anjeli tidak kembali ke rumah Mirza, tetapi dia malah pulang ke rumah ibunya. Saat ini Anjeli tidak mau kembali ke rumah suaminya. Hatinya masih sakit mengingat kejadian tadi. Dimana ada seorang wanita yang membuatnya cemburu.

'Kejadian malam itu?' Ucapan Kelly yang itu, terngiang terus di kepala Anjeli. Anjeli tidak tahu apa yang pernah dilakukan suaminya pada perempuan tadi. Apa ada hal lain dari Mirza yang Anjeli belum tahu? Setelah kebiasaan Mirza yang suka minum minuman keras. Apa ada hal lain yang Anjeli belum tahu tentang keburukan Mirza? Anjeli terisak memikirkan hal itu. Dia menyesal karena terburu-buru menikah dengan Mirza.

Tak lama kemudian, Anjeli sampai di depan rumah ibunya. Dia membayar taksi itu lalu membuka pintunya. Anjeli mengetuk pelan pintu rumahnya. Keluarlah sosok ibu yang selalu menenangkan hatinya. Wanita berhijab syar'i itu memeluk ibunya dan menangis.

"Kamu kenapa nak?"

"Anjeli benci Mas Mirza Bu."

"Ayo-ayo duduk dulu. Cerita dulu ada apa. Mel, tolong ambilkan minum buat kakakmu!"

Anjeli duduk di kursi berdekatan dengan sang ibu.

"Ada apa Nak? tenangkan dirimu."

"Tadi Mas Mirza dicium sama perempuan di Mall Bu."

Ibunya Anjeli hanya tersenyum melihat putrinya yang merajuk. Anjeli belum berubah. Dia masih suka ngambek kalau ada yang menyinggung perasaannya.

"Kamu sudah menanyakan pada suamimu, perempuan itu siapa?"

"Belum Bu. Tapi perempuan itu bilang, kamu ga inget ya za kejadian malam itu? Maksudnya apa bu? Anjeli curiga pada Mas Mirza. Jangan-jangan dia menyembunyikan sesuatu lagi dari Anjeli."

"Anjeli, dalam rumah tangga itu harus saling terbuka. Kalau ada sesuatu keburukan dari suamimu, cobalah tabayyun. Tanyakan dulu pada suamimu. Ingat nak sebagian prasangka itu adalah dosa. Jadi kamu jangan su'udzon dulu sama suamimu. Bisa jadi itu teman lamanya. Mirza itu mungkin belum paham pergaulan laki-laki dan perempuan yang bukan mahrom seperti apa. Tadi apa dia berusaha menolak pelukan perempuan itu?"

"Iya bu, Mas Mirza menolak. Tapi perempuan itu masih mendekati Mas Mirza. Dan tidak peduli aku ada di depannya."

"Berarti Mirza mulai paham, Nak. Mirza itu laki-laki yang baik. Dia mungkin kurang dalam segi agama. Tapi bukannya kamu yang ingin membimbing suamimu? Kalau kamu meninggalkan dia seperti ini, apa kamu tidak khawatir dia stress lalu mabuk-mabukan lagi?"

"Jangan Bu. Naudzubillah min dzalik.. Jangan sampai, Bu."

"Ya sudah sekarang kembalillah ke rumah suamimu. Bicarakan semua baik-baik. Jangan asal menuduh. Dan ingat, hilangkan sifat ngambekmu itu An. Ga baik kalau terus dipelihara."

"Iya bu. Terimakasih bu. Anjeli akan pulang." Anjeli masih duduk bersebelahan dengan ibunya.

"Nah gitu donk."

Tok tok tok!!

"Assalamualaikum." Belum sempat dijawab, Mirza sudah masuk duluan karena melihat Anjeli.

"Anjeli. Maafkan Aku."

(TAMAT) SINCERITY OF LOVEWhere stories live. Discover now