MENCARI ANJELI

9.7K 332 10
                                    

Romi panik saat melihat Anjeli pingsan. Dia segera membawa Anjeli ke klinik terdekat dengan kampusnya. Banyak teman-teman Anjeli yang melihat kejadian itu.

Ada perasaan menyesal di hati Romi ketika wanita yang ia cintai untuk kesekian kalinya ia buat menderita. Harusnya Anjeli tahu bahwa dia mencintai gadis itu sejak dari dulu.

"Maaf apakah Anda suaminya Mbak Anjeli?"

"Bukan dok, saya temannya. memangnya ada apa ya?"

"Mbak Anjeli ini sedang hamil, dia mungkin dalam keadaan stres, sehingga dia pingsan."

"Hamil, Dok? "

"Iya hamil, memangnya anda tidak tahu?"

"Tidak Dok. Saya hanya teman kampusnya saja."

"Oh ya sudah kalau begitu tolong sampaikan pada suaminya ya. Bahwa mbak Anjeli jangan sampai kecapean dan stres. Nanti saya akan kasih vitamin dan penguat kandungan."

" Iya, Dok terima kasih."

Romi merasa terkejut dengan berita kehamilan Anjeli. Tapi dengan kejadian ini dia malah memiliki peluang untuk mendapatkan Anjeli.

**
"Kamu sudah sadar Anjeli?" ucap Romi yang sekarang sedang duduk di samping tempat tidur berukuran besar.

"Di mana aku?" Anjeli mengedarkan pandangannya ke sekeliling ruangan, nampak asing baginya, kamar yang begitu mewah dan luas, dengan cat warna biru laut sesuai dengan warna yang ia suka.

"Kamu ada di rumahku. Bahkan aku membuat kamar khusus dengan warna kesukaanmu." Anjeli terkejut saat Romi mengetahui hal kecil darinya.

"Maksudmu apa, Rom? di rumahmu? bagaimana bisa?" Anjeli mengangkat tubuhnya. Kepalanya masih terasa pening. Tapi dia terkejut dengan apa yang dikatakan Romi.

"Kamu tadi pingsan. Jadi aku bawa ke rumahku," ucap Romi santai.

"Tolong Rom, izinkan aku untuk pulang. Aku harus kembali pada suamiku." Anjeli terisak. Dia takut kejadian waktu itu akan terulang lagi padanya."

"Tidak Anjeli. Mulai sekarang aku tidak akan pernah melepaskanmu. Kamu sedang hamil anakku. Jadi jangan pernah kamu berpikir untuk kembali lagi dengan Mirza." Romi menatap Anjeli tajam. Gadis itu memalingkan wajah tidak mau sedikitpun melihat Romi.

"Apa maksudmu Rom? Aku hamil anaknya Mas Mirza. Aku tidak pernah melakukan apa-apa denganmu," ucap Anjeli masih dalam posisi yang sama.

"Kamu lupa waktu malam itu? Sebenarnya aku sudah melakukan itu padamu. Saat kamu tak sadarkan diri. Hari ini berarti lebih dari 1 bulan kan? Jadi bisa dipastikan bahwa itu adalah anakku." Mendengar pengakuan Romi, Anjeli histeris. Dia menangis karena telah menodai kepercayaan suaminya. Mungkinkah Romi benar-benar sudah menodainya?

"Nggak-- nggak mungkin. Aku tidak mungkin hamil anak kamu. Ini adalah anaknya Mas Mirza kamu jangan membuat fitnah, Rom."

"Aku tidak memfitnah Anjeli, memang kenyataannya seperti itu. Kamu pernah lihat foto itu, kan?"

Anjeli menangis, hancur sudah harapan untuk bisa kembali dengan Mirza. Ia yakin Mirza tidak akan mau menerimanya lagi jika tahu ternyata dirinya hamil anaknya Romi.

"Aku akan menemui Mirza, Aku akan memintanya menceraikanmu. Dan mulai saat ini jangan pernah berharap untuk keluar dari sini Anjeli. Aku akan menjagamu dan calon anak kita."

"Biadab kamu, Rom. Apa ini yang namanya cinta? Kamu bahkan tidak peduli dengan perasaanku. Kamu bilang kamu cinta kan sama aku? tapi kenapa kamu justru ingin melihatku menderita?" hampir saja tangan Anjeli menampar wajah Romi. Tapi dengan cepat Romi menghindarinya.

(TAMAT) SINCERITY OF LOVEWhere stories live. Discover now