16_angry Jisoo

2.5K 160 14
                                    

Pagi itu hanya ada Jennie yang menjaga Rose. Jisoo dan Lisa sedang ada job diluar namun hanya setengah hari saja karena ingin cepat-cepat kembali ke rumah sakit.

Jennie sedari tadi hanya memandangi tubuh adiknya yang masih terbaring di ranjang pasien. Dia juga takut ada yang akan mencelakai adiknya lagi.

Tak lama kemudian ada seorang dokter yang masuk kedalam ruangan. Jennie langsung bangkit dan berjalan menuju samping ranjang adiknya.

"Ada apa dok?" Tanya Jennie pada dokter yang tak pernah ia lihat sebelumnya.

"Ohh, saya hanya ingin memberi cairan kepada pasien" jawab dokter tersebut. Jennie hanya mengangguk seolah mengerti apa yang dikatakan oleh dokter itu.
Namun tiba-tiba sang dokter membuka masker yang menutupi setengah wajahnya dan mengeluarkan senjata api dari kantongnya. Jennie langsung mundur sesaat namun langsung mendekati adiknya guna melindungi adik kesayangannya itu.

"M-mau apa kau" ucap Jennie dengan nada penuh ketakutan.

"Hai, kau Jennie kan. Perkenalkan aku adalah orang suruhan mantan pacarmu itu" ucap santai pria tersebut sambil mengarahkan senjata api itu tepat ke jantung Rose.

"Kumohon jangan adikku..hiks , ini salahku bukan adikku..hiks" Jennie memeluk Rose.

"Berisik kau" pria itu menarik tangan Jennie dan mendorong Jennie ke lantai. Jennie bangkit dan menuju ke adiknya lagi, namun..

Dorrr.....

Seketika badan Jennie lemas setelah melihat adiknya ditembak oleh pria tadi. Pria itu pun langsung lari keluar.

"Rose!!" Jennie langsung memanggil dokter dan dokter pun langsung datang. Soal pria tadi, ia ditangkap oleh bodyguard agensi yang menjaga ruangan Rose mulai tadi pagi. Dokter langsung memeriksa keadaan Rose, baju yang dikenakan Rose kini warnanya sudah berubah menjadi merah darah. Jennie histeris disamping Rose.

"Cepat siapkan ruang operasi" suruh dokter pada perawat.

..

"Kenapa bisa seperti ini Jen?! Ha?!!" Jisoo benar-benar marah pada adiknya itu saat ini setelah mendengar semua penjelasan Jennie.

"Kenapa kau tidak bilang dari awal?! Kenapa!!" Jennie hanya menangis mendengar suara teriakan yang dilontarkan kepadanya itu.

"Dengan seperti ini kau hanya memperburuk keadaan Rose Jen" ucap Jisoo sambil menangis.

"M-maaf kak..hiks, aku akan tanggung jawab untuk semua ini" ucap Jennie.

"Tanggung jawab kau bilang?kau akan tanggung jawab untuk apa?!, Nyawa seseorang tidak akan bisa diganti Jen" ucap Jisoo dengan nada tinggi.
Tak lama kemudian dokter yang menangani Rose keluar.

"Pasien membutuhkan donor jantung segera. Kalau tidak, sudah dipastikan nyawa pasien tidak bisa tertolong" ucap dokter yang membuat tiga member lainnya semakin menangis.
Jisoo bangkit dan menghampiri Jennie yang sedang terduduk menangis.

"Kau lihat?, Ini semua ulah mantanmu itu Jen!" Jisoo kembali membentak Jennie.

"Maaf kan aku kak,hiks" Jennie.

"Kau harus lakukan apa yang kau katakan" ucap Jisoo dingin.

"M-maksud kakak?" Jennie menghapus air matanya dan menatap Jisoo.

"Kau harus tanggung jawab" Jisoo.


.

.

Jennie berjalan ke luar dari rumah sakit untuk kembali ke dorm. Ia memilih pulang sendiri sambil menenangkan diri. Jisoo dan Lisa yang mengabaikannya membuat ia tak semangat untuk melakukan hal apapun, sampai ada job untuknya pun ia tolak.

Saat ia sedang berjalan untuk menunggu taksi lewat , tiba-tiba ada seorang yang membekap mulutnya. Penglihatan terakhirnya pun hanya orang yang menggunakan masker hitam.





.

.

"Kak" panggil Lisa pada Jisoo, Jisoo yang sedang memandangi Rose pun beralih memandang wajah Lisa.

"Kenapa?" Tanya Jisoo.

"Kak Jen kemana?" Pertanyaan Lisa membuat raut wajah Jisoo jadi datar seketika.

"Entah" Jisoo.

"Perasaan ku tak enak" Lisa merasa gelisah seperti sesuatu hal yang buruk akan terjadi, tapi ia tak mengerti itu apa.

"Jangan berfikir yang tidak-tidak, pikirkan lah cara mendapatkan donor jantung untuk Rose" Jisoo.

"Iya, tapi setidaknya kak Jis jangan memarahi kak Jen, kasian" Lisa.

"Kau membelanya?" Jisoo.

"Bukan begitu kak, tapi sekarang coba dengarkan aku dulu. Kakak tau kan kalo kak Jennie dimarahin gimana? Kak Jennie pasti bawaannya sakit hati kak, dia ga mau makan, trus jangan sampe kak Jennie jadi banyak pikiran. Apalagi soal ini, kakak tadi marahin kak Jennie seolah-olah ini salah kak Jennie. Tapi ini semua salah Kai kak, bukan kak Jennie. Kak Jennie juga sakit liat Rosie kayak gini, apalagi abis kakak marahin tadi, dia pasti ngerasa bersalah banget kak. Kakak jangan kebawa emosi terus, kakak jadi ga bisa berpikir jernih kan? Dan kakak selalu menyalahkan kak Jennie?. Dan apa sekarang kakak tau kak Jen dimana?" Tanya Lisa dan mendapat gelengan dari Jisoo.

"Kak Jennie tadi pulang sendiri, dia ga mau di anterin, aku takut kak Jen kenapa-kenapa kak. Dari tadi firasat aku ga enak terus dan itu semua kayak mengarah ke kak Jennie" perkataan panjang lebar dari Lisa tadi membuat Jisoo hanya bisa terdiam. Ia merasa bersalah? Tentu jawabannya. Seolah tentang ini ia hanya berpikir pendek dan menyalakan adiknya itu. Lalu, Jennie pulang sendiri? Itu sungguh membuat Jisoo merasa khawatir. Ia langsung mengambil handphone nya dan mencoba menghubungi adiknya itu.
Berulang kali tak ada jawaban, hingga akhirnya setelah ia mencoba untuk yang ke lima kali, Jennie mengangkat telfonnya.

" Halo Jen?" Jisoo

"Hai Jisoo, kau Jisoo kan? Kakak kesayangan pacarku ini?" Jisoo membulatkan matanya

"Siapa kau?" Jisoo

"Datanglah ke dorm, Jennie ada ditangan ku saat ini, dia sudah berdarah-darah setelah anak buah ku memukulinya, datanglah dan lihat keadaan mengenaskan adikmu ini Jisoo"

"Apa yang kau lakukan pada adikku?!!"

"Oh tidak banyak, anak buah ku hanya memukuli nya hingga berdarah dan aku tambahkan lagi darahnya dengan menusuk perutnya walau tidak dalam tapi itu cukup untuk menyakitinya"








Don't forget to votment 😉

Kira-kira kenapa hayooo

Together Until The TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang