17_jen

2.6K 172 14
                                    

Jisoo dan beberapa bodyguard nya buru-buru meninggalkan rumah sakit untuk menuju dorm, Jisoo menyuruh Lisa agar ia tetap menjaga Rose. Lagipula ia tak ingin adiknya itu kenapa-kenapa.

Sesampainya di dorm, Jisoo langsung menuju kamar Jennie dimana adiknya itu berada, pikirannya sungguh kalut saat ini karena mendengar adiknya disakiti oleh mantan pacarnya adiknya itu sendiri.

"Jen!" Teriak Jisoo setelah melihat perut adiknya itu ditendang keras oleh beberapa pria suruhan Kai.
Jennie yang dipanggil pun berusaha melihat kakaknya yang sudah mengeluarkan air mata melihat keadaannya saat ini.

Para bodyguard dan polisi yang telah dipanggil pun langsung menangkap Kai, Jisoo langsung menghampiri adiknya yang sudah berdiri menunggunya. Jennie tersenyum kecil namun masih bisa dilihat oleh kakaknya itu.
Belum sampai Jisoo memeluk Jennie, tubuh Jennie sudah tumbang duluan. Jisoo pun langsung duduk disamping adiknya dan merengkuh Jennie kedalam pelukannya.

"Jen...hiks..hiks" lirih Jisoo pelan dan masih bisa didengar oleh Jennie.
Jennie memejamkan matanya menahan sakit ditubuhnya, setelah itu ia membuka matanya menatap perempuan yang sudah ia anggap sebagai kakaknya itu.

"I-ini s-sakit kak, t-tapi tak s-sesakit yang dirasakan oleh R-Rosie k-kita" ucap Jennie susah payah. Jisoo yang mendengar itupun makin menangis sejadi-jadinya. Ia merasa gagal melindungi adik-adiknya hingga adiknya menjadi seperti ini.

"Kamu dan Rosie sama-sama sakit, dan kalian juga harus sembuh" ucap Jisoo sambil tersenyum dalam tangisnya.

"T-tolong j-jaga R-Rosie dan l-lisa" ucap Jennie yang dibalas gelengan oleh Jisoo.

"Ga, kamu mau kemana?..hiks" Jisoo.

"S-sakit" Jennie kembali memejamkan matanya menahan sakit yang ia rasakan, tak lama kemudian ia diam dengan matanya yang terpejam. Jisoo menghapus air matanya dengan kasar dan mencoba membangunkan adiknya itu.

"Jen?" Jisoo menepuk pelan pipi adiknya itu namun tak ada respon. Sang manager yang melihat itu pun langsung membawa Jennie ke mobil dan menuju ke rumah sakit yang sama dengan Rose.

Sesampainya di rumah sakit, Jennie langsung dibawa ke salah satu ruang disana. Jisoo memaksa ingin masuk namun dihalangi oleh para perawat, ia terus memaksa hingga akhirnya para perawat kewalahan menahannya dan ia langsung menghampiri adiknya yang tengah diberi pertolongan itu.
Ia mengusap-usap sayang kepala adiknya itu, banyak alat yang menempel pada tubuh adiknya itu membuat Jisoo makin rapuh dan hancur rasanya.
Adiknya itu terlalu lemah untuk menahan semua rasa sakit yang ia rasakan sekarang.

Sudah hampir 3 jam Jisoo terus menemani Jennie yang sudah dipindahkan ke ruang ICU saat ini. Ia menunggu adiknya itu untuk bangun tapi sampai sekarang adiknya itu masih tak kunjung bangun. Hingga seseorang masuk kedalam ruangan Jennie pun Jisoo tak tau. Yap orang itu adalah Lisa, ia juga sama seperti Jisoo, hancur dan rapuh saat ini. Ia duduk disamping Jennie depan Jisoo.
Tangan Lisa mengusap pipi Jennie yang tak tertutupi oleh masker oksigen yang membantu Jennie untuk bernapas.

"Kak Jis.." panggil Lisa pelan.

"Apa?" Jawab Jisoo sambil terus mengusap kepala Jennie.

"Aku ada kabar baik" Lisa.

"Apa" Jisoo.

"Rosie sudah mendapatkan donor jantung" Jisoo langsung menatap Lisa.

"Kapan Rosie akan operasi?" Tanya Jisoo.

"Rosie saat ini sedang Operasi" jawab Lisa.

"Jen, kau dengarkan? Adik kesayangan mu itu sekarang sedang berjuang untuk tetap hidup. Sama seperti halnya dengan manduku ini, kau juga harus tetap menemani ku untuk waktu yang lama dan sampai kapanpun" Lisa hanya tersenyum memandang Jisoo dengan senyuman yang tak bisa diartikan, entah sedih atau bahagia saat ini.

.

.

Sementara diruang operasi, ada gadis yang sedang berjuang untuk tetap hidup sekarang. Keringat membanjiri dahi para dokter yang sedang menanganinya saat ini.
Hanya suara monitor alat medis Rose yang menemani mereka hingga salah satu perawat berkata saat melihat monitor itu menunjukkan garis lurus.

"Dok.." ucap salah satu perawat dan dokter langsung menekan dada gadis itu agar detak jantungnya berdetak kembali. Cukup lama melakukannya namun tak berhasil, dokter langsung mengambil defibrilator dan menempelkannya di dada Rose. Tubuh Rose berguncang beberapa kali hingga akhirnya...

.

.


"Ayo Jen ayo" lirih Jisoo didepan pintu melihat dokter yang sedang berusaha mengembalikan detak jantung adiknya itu.
Tadi tiba-tiba saja keadaan Jennie menurun drastis, Jennie kelihatan sulit untuk bernapas. Jisoo langsung panik dan memanggil dokter.

Air mata Jisoo dan Lisa turun seketika saat melihat dokter memberhentikan aktivitasnya setelah tubuh Jennie tidak merespon alat medis yang ditempelkan pada tubuhnya.
Perawat pun juga melepas ekg yang dipasang di tubuh Jennie tadi.

"Ga mungkin" Jisoo kembali menangis begitu juga dengan Lisa.







.

.

Sementara ditempat lain..

"Kak"

"Rosie?"

"Kakak disini juga?"

"Iya"

"Trus kak Jisoo sama Lisa mana?"

"Mereka masih harus nerusin hidup mereka, belum waktunya mereka disini"

"Kita tunggu mereka disini ya kak"

"Iya"


.


Don't forget to votment 😉

Btw hari ini author lagi berkurang umurnya lohh😂.

Together Until The TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang