HUJAN

721 76 8
                                    

⚠WARNING!!! Dilarang BAPER bagi kaum JOMBLO!!!⚠
Author pun JOMBLO, sih, sebenarnya 😂😂

☔SEBELUM BACA, VOTTE DULU☔

🌹HAPPY READING🌹

☔☔

Terjebak bersama! Meski logika menolak, hati tetap tak bisa dibohongi.

🍁

Berulang kali Windi dan Nando terus beristigfar. Meski pun tidak seperti adegan dalam film, yang jika kejadian seperti tadi adalah keberuntungan bagi toko prianya. Tentu akan mendapatkan pelukan tak terduga dari toko wanitanya.

"Lu gak niat peluk gua gitu, Win?" Nando menautkan alisnya. Pertanyaan itu muncul tanpa perkiraannya. Ia terlontar begitu saja. "Duh, bibir," beberapa kali Nando terlihat menampar pelan bibirnya. "emang selaras, ya, sama hati. Suka bener kalau ngomong."

Windi yang sedari tadi tak mengerti ucapan Nando, hanya diam mematung dan memandangi Nando bingung.

"Win?" Panggilan Nando membuyarkan lamunan Windi.

"Hum, eh, iya?"

"Lu denger gak tadi gua ngomong?"

"Gua malah bingun. Lu ngoming ama gua, apa ama diri lu sendiri?"

"Ama diri gua sendiri. Gak sama siapa-siapa. Hehe," Nando terkekeh dan menggaruk telinganya.

"Terus? Tadi lu mau ngomong apa?"

"Oh, iya. Sampai lupa,"

"Sebenarnya apa?"

"Sebenarnya.. Gua mau.. Ajak lu pulang bareng. Mau gak?"

"Lu mau ngajak pulang bareng ampe gugup kek tadi?" Windi membulatkan matanya tak percaya. "Gua kira lu mau nembak gua. Makanya ngomong lu kek tadi,"

"Ngarep, ya? Readers juga 'tuh. Ngarep Windi sama Nando jadian," goda Nando.

"Ishh, apaan, sih? Gaje,"

"Jadi gimana?"

"Gimana apanya?"

"Mau jadian ama gua gak? Readers nungguin jawaban kamu,"

"Nando... Apaan, sih?" Windi mengerucutkan bibirnya. Setelah beberapa minggu putus dengan Rendy dan selalu bersama Nando, membuatnya sedikit banyak sudah mulai melupakan Rendy, mencoba menautkan hatinya pada orang yang berbeda. Ia tak ingin larut dalam duka hatinya.

"Yuk, pulang. Hujannya udah reda,"

" 'Kan gua belum jawab, mau atau enggak?"

"Pulang bareng aja.. Harus nungguin lu jawab mau apa eng-"

"Gua mau," pangkas Windi.

"Ya, udah. Ayok!" Nando sudah keluar dari halte, menuju motornya yang terparkir di seberang jalan. Belum sempat ia menyebrang, teriakan Windi membuatnya kembali membalikan badannya.

ES dan BATU  (TELAH TERBIT)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora