PENYAKIT MAMA

2.1K 234 13
                                    

Jangan lupa tinggalkan jejak ya sahabat :)

Happy Reading

----------

Kita mulai bab ini dengan awalan raut tidak bersahabat Seulgi yang tengah berjalan di lobi rumah sakit. Untuk pertama kali seorang Kang Seulgi pukul 7 pagi sudah berada dirumah sakit, biasanya wanita ini akan terlihat tepat saat jarum jam menunjukkan pukul sepuluh. Ya,,,, ini dikarenakan Seulgi yang sudah gondok menghadapi Jimin yang tidak mau pergi dari apartementnya sebelum ia berangkat bekerja.

"Selamat pagi dokter Kang." sapa seorang perawat didepan meja resepsionist. Seulgi menghentikan langkah kakinya lalu menoleh menatap perawat yang menyapa, sejenak Seulgi menunduk menarik nafas dalam.

'Ingat Seulgi ingat dia memintamu hanya untuk bersikap baik, hanya itu.' batin Seulgi berucap. Dia siapa sih kan bikin kepo jadinya.

Kepala Seulgi mendongak dengan senyum yang sudah terpatri di bibirnya, menghilangkan raut datar yang selalu tersemat di wajah dan tergantikan dengan raut yang sedikit bersahabat walau belum dikatakan tulus. Bilang saja Seulgi dalam mode terpaksa.

"Selamat pagi." balas Seulgi membuat perawat yang tadi menyapanya mengerjapkan mata karena terkejut. Melanjutkan langkah kaki menuju ruangan pribadinya, tapi baru lima langkah telinga tajam Seulgi menangkap sebuah suara.

"Wah lihat tidak senyumnya." ucap perawat yang tadi menyapa Seulgi.

"Ternyata gosip itu benar, aku pertama kali melihat senyum dokter Kang." mendengar satu lagi perawat yang menyebut namanya membuat Seulgi menghembuskan nafas, senyum digosipkan tidak senyum dikira mengerikan mau mereka apasih dikira Seulgi senyum juga niat apa. Tidak, TERPAKSA!

"Kira-kira kenapa dokter Kang bisa berubah ramah ya?" masih dapat ditangkap telinga Seulgi dan kali ini Seulgi benar-benar ingin mendengar jawaban dari pertanyaan ini. Ya masak orang barubah tidak boleh? heran.

"Jelas saja dokter Kang berubah karena akan di pecat, sudah pasti direktur yang mengancamnya untuk tersenyum pada dokter, perawat dan pasien di rumah sakit ini."

Seulgi tersenyum sinis saat telinganya mendengar jawaban yang sama sekali tidak sesuai kenyataannya.

"Dasar penggosip." bisik Seulgi kembali melanjutkan langkah. Terserahlah seisi rumah sakit ini mau berbicara apa tentang perubahannya toh ia tidak peduli karena prinsip hidupnya adalah tidak mendengarkan kata-kata busuk dari orang lain tentangnya. Seulgi lebih memilih melanjutkan langkah yang tadi sempat tertunda, ingga kakinya sudah berdiri didepan pintu ruangan kepala tim HPB 1.

Tangan Seulgi yang hendak memutar kenop pintu gagal karena ada yang mengintrupsinya, menolehkan kepala saat ada yang menepuk bahunya, ia sudah menduga siapa pelakunya. Siapa lagi yang akan berani menepuk bahunya di RS ini kecuali Irene dan Wendy, dan ya ternyata Wendy, Seulgi menatap dengan bertanya? karena wanita ini yang dengan tiba-tiba berdiri tanpa menyapa.

"Ada pasien di ruang VVIP 05, tadi aku sudah melakukan pemeriksaan pertama hanya saja harus memastikan beberapa hal." ucap Wendy yang langsung diangguki oleh Seulgi, mengerti maksud yang diucapkan oleh sahabatnya kaki Seulgi langsung berjalan menuju ruangan yang tadi disebutkan oleh Wendy.

Ceklek

Tatapan Seulgi langsung terpaku pada wanita yang kini tengah terbaring dengan selang infuse di tangan, ada satu pria paruh baya yang mungkin suaminya dan satu lagi wanita muda yang kini tengah menatap sedih wanita paruh baya yang terbaring diatas ranjang.

Langkah Seulgi mendekat dan berdiri tepat di samping ranjang, menatap wanita yang merupakan pasiennya. Kepala Seulgi menoleh menatap Wendy dan menjulurkan tangan meminta data pasien. Dua menit membaca kepala Seulgi mengangguk dan mengembalikan data pasien ke Wendy, menatap Ny. Park dengan tatapan biasa layaknya seorang dokter.

COMEWhere stories live. Discover now