Nineteen

305 36 7
                                    

Sebuah mobil terpakir tidak jauh dari gerbang rumah Yuri dan di dalamnya ada seorang Lee Taeyong yang terus mengawasi ke balkon kamar Yuri, berharap bisa melihat gadis itu disana.

Tapi sepertinya itu tidak bisa diwujudkan karena sudah sejam ia menunggu disitu dan tak ada tanda-tanda keberadaan gadis itu di kamarnya.

"Apa dia belum pulang?", gumam Taeyong pada dirinya sendiri.

Ia memukul-mukul kecil setir di depannya dan sesekali menggerak-gerakan kakinya.

Sebuah ketukan di jendela mobilnya membuat lelaki itu terlonjak kaget, dengan cepat ia menoleh dan ia jauh lebih terkejut melihat siapa yang baru saja mengetuk jendela itu.

"Yuri.", gumamnya pelan.

Tangan Yuri bergerak memberi isyarat agar Taeyong keluar dari mobilnya.

Taeyong memutuskan untuk keluar dan berhadapan langsung dengan Yuri.

"Apa yang kau lakukan disini?", Tanya Yuri sinis dan penuh penekanan.

"aku hanya ingin memastikanmu pulang dengan selamat.", Jawab Taeyong tanpa memandang Yuri.

"Karena kau sudah disini, aku akan segera pergi.", Taeyong hendak masuk ke dalam mobilnya lagi tapi sepasang tangan sudah melingkar di pinggangnya dan memeluknya dari belakang.

"Tidak bisakah kau kembali?", Tanya Yuri dengan suara paraunya, tak lama isakan keluar dari bibir gadis itu.

"Tidak. Maafkan aku.", Jawab Taeyong, lalu melepaskan pelukan Yuri yang sudah melemah.

Tanpa berbalik melihat Yuri, Taeyong masuk ke dalam mobilnya dan melajukannya dengan kecepatan tinggi.

Air mata terus turun dari mata Yuri, lalu gadis itu mengusap paksa dan mengepalkan tangannya erat.

~

Taeyong melangkahkan kakinya dengan guntai masuk ke dalam rumahnya. Ia menundukan kepalanya.

Langkah kakinya terhenti melihat sepasang sepatu tertangkap penglihatannya.

"Kau puas?", Tanya Taeyong lalu menatap Sehun yang sudah berdiri di depannya lalu melanjutkan jalannya lagi.

"Kuharap waktu akan membuatnya lebih baik.", Ucap Sehun.

Taeyong berhenti.

"Aku juga berharap begitu."

"tapi dia sangat mencintaimu.", Ucap Sehun yang lagi-lagi menghentikan langkah Taeyong.

"Aku jauh lebih mencintainya makanya aku melakukan ini. Dan kau..", Balas Taeyong tertahan, ia memejamkan matanya menahan tangis yang sepertinya akan keluar.

"..Jangan biarkan dia menangis lagi yaa. Aku percayakan dia padamu.", Taeyong dengan cepat melangkahkan kakinya lagi sebelum Sehun berkata macam-macam lagi yang semakin membuatnya ingin menumpahkan air matanya.

Sehun menghembuskan nafasnya menatap kepergian Taeyong lalu mengacak rambutnya frustasi.

~

Taeyong langsung merebahkan dirinya di atas kasur dan menatap langit-langit kamarnya. Hening. Tak ada suara maupun gerakan berarti dari lelaki di atas kasur itu.

"Seandainya penyakit ini tidak pernah ada, aku tidak akan pernah melepaskanmu barang sedetikpun.", lirih Taeyong sedih.

"Seandainya saja kita tidak pernah bertemu, kau pasti sudah bahagia dengan lelaki lain.", Taeyong menatap nanar ke atas, bayang-bayang senyum dan keceriaan gadis itu masih sangat membekas di kepalanya.

Done for Me (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang