Twenty One

321 37 11
                                    

Taeyong berlari secepat mungkin mencari keberadaan Yuri, ia mengabaikan tentang jantungnya yang tidak dalam keadaan baik itu demi cepat menemukan gadisnya.

Ia melewati anak tangga menuju ke atap dan ia bernafas lega melihat keberadaan Yuri disana. namun nafasnya kembali tercekat melihat gadis itu melewati palang pembatas gedung dan berpijak pada pijakan kecil, sedikit saja ia meleset pasti ia akan terjatuh ke bawah dari ketinggian gedung yang terdiri dari berpuluh-puluh lantai.

"YURI-YA!", Teriak Taeyong panik. Yuri menoleh ke arah Taeyong sebentar lalu menatap ke bawah kakinya.

"Jangan lakukan hal bodoh Yuri-ya.", Mohon Taeyong.

"Yuri-ya, kumohon."

"Kau pasti menganggapku mudah ya?", Yuri membuka suaranya setelah keheningan singkat diantara keduanya.

"Kau pasti berpikir aku akan dengan mudah memaafkanmu. Tapi tidak, aku tidak mau."

"Aku benci lelaki sepertimu.", Sarkas Yuri yang sekarang sudah menatap Taeyong dingin.

"Aku tahu yang kulakukan salah.."

"Aku tahu betapa sakitnya hatimu karena aku juga merasakan hal yang sama.."

"Kau boleh membenciku, kau boleh tidak memaafkan aku, itu hakmu. Tapi aku mohon turunlah sekarang dan kita bicarakan semuanya baik-baik.", Bujuk Taeyong.

"Aku tidak mau.", Tolak Yuri.

"Maafkan aku.", Taeyong berlutut di hadapan Yuri.

"Kau pikir dengan berlutut seperti itu aku akan kembali padamu begitu saja?!", sinis Yuri.

"Terserah apa yang akan kau pikirkan, aku benar-benar tidak ingin kehilanganmu."

"Lalu kenapa kau meninggalkan aku?"

"Itu karena.."

"penyakitmu hanya alasan Taeyong-ah.", Sela Yuri.

"Kau hanya takut akan kematianmu.", Lanjut Yuri lalu menghela nafasnya.

"Bukankah itu hal nanti? Kenapa kau tidak menikmati waktumu saat ini?"

Taeyong menatap Yuri lekat.

"Sesekali jadilah egois untuk dirimu sendiri, aku tidak keberatan akan hal itu.", Ucap Yuri melembut.

"Kau punya banyak pilihan dalam hidupmu, tapi kenapa kau harus bertahan denganku?", Tanya Taeyong, air mata sudah menggenang di pelupuk matanya.

"Karena itu dirimu."

~

Sehun terduduk diam di salah satu kursi tunggu rumah sakit.

"Kau sudah melakukan lebih dari yang seharusnya hyung."

Sehun menoleh dan mendapati bayangan Doyoung dengan senyum di wajahnya.

"Jangan menyalahkan dirimu sendiri terus menerus, itu akan semakin menyiksamu."

"Aku pantas mendapatkannya.", Sehun membuang wajahnya ke arah lain.

"bukan kau yang memutuskan apa kau pantas mendapatkannya atau tidak.", Ucap Doyoung.

"Hyung.", panggil Doyoung lagi.

"Lepaskan semua kegundahan dalam hatimu dan kau juga harus melepaskan aku pergi.", Ucap Doyoung.

"Apa aku sudah menghambatmu?", Tanya Sehun.

Doyoung menggeleng pelan lalu tersenyum.

"Tidak sama sekali, tapi aku selalu mengkhawatirkan setiap langkah yang kau ambil. Karena aku menyayangimu."

Done for Me (Completed)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora