Part 2

13.6K 973 19
                                    

"Jadi, gimana? Terima atau enggak nih tawaran aku?" Tanya Shani yang sedang bertemu Gracia untuk menagih jawaban dari gadis berzodiak Virgo itu

"Cici yakin sama tawaran cici yang mau membiayai pengobatan adik aku sampai sembuh total?"

"Yakin, kenapa enggak?" Jawab shani

Tak lama Gracia terdiam, tiba-tiba Gracia menjulurkan tangan kanannya ke arah Shani.

"Ok, aku akan Terima tawaran ci Shani" Dan shani menatap tidak percaya jika gracia menerima tawarannya

"Kamu serius?"

Gracia mengangguk

"Buruan salaman, sebelum aku berubah pikiran nih" Kata gracia yang saat itu juga shani langsung menjabat tangan putih mulus milik gracia

Shani tersenyum

Yes, akhirnya. Batin shani

"Terus surat kontrak nya udah ci shani buat atau belum?" Tanya gracia

"Udah kok ge, ini" Shani memberikan kertas folio yang di dalam nya sudah ada perjanjian kontrak gracia dengan shani. Dan di dalam nya juga sudah ada syarat-syarat yang harus gracia lakukan selama mereka menjadi sepasang istri

"What? Melayani pasangannya dan hamil?" Kaget gracia saat membaca syarat paling bawah yang shani berikan

Shani kembali tersenyum

"Walaupun ini cuma kawin kontrak, tapi aku juga berhak mendapatkan reward dari kebaikan aku ini dong. Jadi kamu gak boleh nolak semua syarat yang aku kasih"

"Iya tapi ini kan gak mungkin ci, gak mungkin aku hamil anak kamu" Kata gracia 

"Ya emang gak mungkin. Tapi di dunia ini udah ada teknologi yang canggih gracia. Kamu bisa hamil tanpa harus berhubungan intim dengan laki-laki. Tapi kamu bisa melakukan inseminasi, penyuntikan sperma di rahim kamu. Gimana, bisa kan?" Tanya shani

Duh, mama sama papa ngijinin gak ya aku hamil? Terus dia marah gak ya sama perjanjian kontrak aku sama ci shani yang kaya gini? Ah, mending aku telfon mereka dulu aja deh. Batin gracia

"Bentar ya ci, aku mau telfon mama sama papa ku dulu" Ijin gracia yang diangguki oleh shani

Sekitar 15 menit shani menunggu gracia yang masih menelfon orang tua nya. Akhirnya gracia kembali lagi duduk di depan shani.

"Gimana?" Tanya shani

"Ok, aku bersedia hamil. Tapi, setelah adik aku sembuh total dan perjanjian kawin kontrak ini berakhir. Anak itu jadi tanggung jawab kamu sendiri. Aku lepas tangan, karena yang menginginkan anak itu kamu, bukan aku. Gimana, deal?"

Shani yang sempat senang mendengar gracia bersedia hamil mendadak kecewa mendengar ucapan terakhir yang gracia katakan pada nya.

"Kenapa bengong? Mau atau enggak nih?" Kini ganti gracia yang menuntut shani mengikuti kemauannya

"Ok, aku bersedia" Jawab shani

"Bagus, kalo gitu sebelum penandatanganan surat perjanjian kita ini. Lebih baik sekarang kita makan dulu, aku laper" Kata gracia

"Yaudah makan aja"

"Ok"

Gracia lalu memesan makanan yang ada di cafe itu, begitu juga dengan shani.

"Setelah dari sini kamu ikut aku ke kantor papa" Ucap shani pada gracia

"Harus banget hari ini ci?"

"Heem"

"Aku harus cepet-cepet bawa kamu ke papa, karena papa minta aku bulan ini juga menikah. Dan sekarang udah mau akhir bulan" Kata shani

"Ok, setelah ini kita ke kantor papa kamu" Setuju gracia

Keadaan pun jadi hening, gracia sibuk memainkan handphone nya sambil menunggu makanannya datang. Sementara shani sibuk memandangi ciptaan Tuhan yang manis di hadapannya saat ini.

*

Setelah dari makan siang bersama, kini shani sudah membawa gracia di kantor sang papa. Bahkan sekarang keduanya sudah duduk di depan papa shani. Dengan tatapan mata papa Shani yang menatap tajam putri semata wayang nya itu.

"Gak bisa. Papa menolak keinginan kamu untuk menikah sama dia shani" Tunjuknya pada gracia

"Pa, inget ya sama perjanjian kita. Kalo papa gak akan protes sama calon yang aku cari sendiri" Kata shani

"Iya, papa gak akan protes. Tapi ya gak gini juga dong sayang"

"Bodo amat ah. Pokoknya shani cuma mau menikah sama gracia, Titik!" Kekeuh shani

Pria tua itu terlihat pasrah dengan kelakuan shani yang seperti ini.

"Apa kalian benar-benar saling mencintai?" Tanya papa shani dan kedua nya langsung mengangguk kompak

Ya gusti, tolong hamba. Kenapa anak secantik shani dan gracia jadi begini?. Tangis papa shani dalam hati

"Huhh, yaudah ok kalian papa restui untuk menikah. Tapi dengan dua syarat. Setelah menikah, salah satu dari kalian sudah harus ada yang hamil. Dan buat kamu shani, mulai bulan depan kamu sudah harus bekerja di kantor papa. Mengerti?!"

"Siap, mengerti!" Hormat shani pada sang papa

"Yaudah, kalo gitu kalian boleh pergi. Papa mau istirahat, papa stres mau menenangkan pikiran"

"Oh ok, aku sama gracia emang mau pergi kok. Kalo gitu kita pergi dulu ya pa, bye!" Pamit shani sambil menggandeng gracia keluar dari ruang kerja sang papa

Sesampainya di luar, gracia melepaskan tangan shani yang menggenggam tangannya.

"Kok dilepas? Biar aja begini" Kata shani yang kembali  menggenggam tangan gracia

"Ish, malu ci"

"Huhh, yaudah deh" Lalu shani berjalan mendahului gracia menuju parkiran

"Mau ngapain?" Tanya shani saat melihat gracia mengikuti nya

"Mau pulang lah sama kamu" Jawab gracia

"Enggak boleh" Tolak shani "kamu pulang naik taxi aja jangan bareng sama aku" Terlihat jelas ekspresi ngambek shani pada gracia

"Yaelah ci gitu aja ngambek, yaudah sini aku gandeng biar kamu gak ngambek lagi dan aku bisa pulang bareng sama kamu" Digandeng nya tangan shani oleh gracia, lalu gracia menarik shani ke arah parkiran

Sesampainya di parkiran, shani menahan tangan gracia yang ingin melepaskan gandengan mereka.

"Kenapa?"

"Aku mau setelah menikah nanti kita kaya gini, gandengan tangan. Entah itu disaat kita lagi berdua, atau lagi di tempat umum" Kata shani

"Are you kidding me?"

"No! Aku serius"

"Huhh, terserah kamu deh ci"

Shani tersenyum

"Ok, kalo gitu yuk aku anter kamu pulang"

Kedua nya pun kini sudah masuk ke dalam mobil mewah milik shani. Dan mobil itu sudah meninggalkan area parkir kantor papa shani.

⏩⏩⏩

Lanjut gak nih?

Kawin Kontrak [END]Where stories live. Discover now