Setelah berdiskusi panjang lebar dengan sang papa mengenai program hamil yang akan di lakukan shani. Akhirnya sang papa memutuskan untuk memulai program itu minggu depan. Dan menunda jadwal shani yang akan bekerja di perusahaan sang papa.
"Duh yang lagi latihan hamil, semangat bener"
"Ya harus semangat lah, emangnya kamu" Kata shani, membuat gracia langsung terdiam
"Hmm.... Ci"
"Apa?"
"Kalo minggu depan aku gak bisa nemenin kamu ke Singapura, gpp kan?"
Udah ku duga. Batin shani
"Emang kamu mau kemana sampe gak bisa nemenin aku?" Tanya shani
"Hmm... Aku mau pulang ke rumah, nemenin adik aku" Jawab gracia
Bantal kecil yang sejak tadi shani pegang tiba-tiba dilempar begitu saja ke sembarang arah oleh shani, membuat gracia kaget melihat nya.
"Terserah ge, itu hak kamu" Kata shani lalu keluar dari kamar dan meninggalkan gracia dengan keterkejutan nya melihat sikap shani tadi
Shani yang sudah keluar dari kamar sekarang sedang menuju ke halaman rumah nya. Dan duduk santai di ayunan yang biasa shani pakai untuk melamunkan banyak hal. Seperti sekarang, shani melamunkan tentang pernikahannya dengan gracia. Pernikahan yang membuat shani sadar kalau semua ini hanya buang-buang waktu saja.
"Apa sebaiknya aku sudahi aja ya pernikahan ini" Ucap shani yang di dengar oleh gracia
Gawat, kenapa ci shani punya pikiran kaya gitu? Apa karena sikap aku ke dia? Duh, jangan sampai ci shani ngelakuin itu. Karena aku masih butuh biaya untuk pengobatannya eve sampai dia sembuh total. Terus apa yang harus aku lakuin? Masa iya aku harus menye-menye sama ci shani? Ah geli banget. Batin gracia
"Non, ngapain berdiri disini? Jangan di tengah-tengah pintu, pamali" Kata Bi minah, membuat gracia kaget
"Gak ngapa-ngapain kok bi. Yaudah kalo gitu aku mau ke kamar dulu"
"Oh iya non silahkan"
Shani yang saat itu melihat dan mendengar nya hanya diam dan acuh saja.
••
Akhirnya hari yang ditunggu-tunggu oleh shani tiba juga. Kini shani sudah berada di rumah sakit yang ada di Singapura dan baru saja selesai melakukan program hamil. Dan selama di Singapura, shani ditemani oleh desy. Karena memang sejak awal shani sudah merencanakan minta ditemani oleh sahabat nya itu. Apalagi gracia juga tidak bisa menemani shani ke Singapura.
"Ci, tadi papa ada telfon gak?" Tanya shani
"Ada" Jawab desy
"Terus dia bilang apa? Jadi jemput kita gak?"
"Jadi kok, setelah pulang dari meeting ntar sore bokap lo langsung terbang kesini. Dan besok pagi baru kita balik ke Jakarta" Jelas desy
"Oh gitu, terus kalo gracia?"
Desy menggelengkan kepala
"Gak ada"
"Oh gitu, yaudah deh"
"Heem"
Setelah itu keadaan hening, desy sibuk memainkan handphone nya. Sementara shani hanya melamun menatap langit-langit kamar rumah sakit yang ia tempati.
"Mikirin apa shan?" Celetuk desy yang ternyata diam-diam memperhatikan shani yang sedang melamun
"Ngg.. Gak mikirin apa-apa kok ci" Bohong shani, padahal sejak tadi ia memikirkan gracia. Kenapa gracia tidak ada mengubungi nya sama sekali hanya untuk sekedar menanyakan bagaimana program hamilnya disini
"Bagus deh, gue harap lo gak lagi mikirin sesuatu yang gak penting sama sekali. Karena gue takut itu bisa mempengaruhi kesehatan lo dan program hamil lo ini" Kata desy
"Iya ci"
Keadaan pun kembali hening, shani memilih untuk memejamkan mata nya. Berusaha untuk tidur dan tidak memikirkan gracia terus menerus. Dan sama hal nya dengan shani, kini desy juga melakukan hal tersebut. Desy mulai memejamkan mata untuk mengistirahatkan diri.
Keesokan harinya..
Siang ini shani, desy dan sang papa baru saja tiba di jakarta tepat pukul 12 siang.
"Shan, memang nya adik nya gracia itu sakit apa? Kenapa dia sering banget izin pulang ke rumah orang tua nya. Bahkan buat nemenin kamu ke Singapura aja dia gak bisa karena harus menemani adiknya yang lagi sakit"
Gawat, papa udah mulai kepo nih. Batin shani was-was
"Hey, jawab? Kok malah bengong"
"Hmm... Itu pa, adiknya gracia sakit kanker otak. Jadi itu kenapa dia sering banget ijin pulang ke rumah nya" Jawab shani, membuat sang papa kaget mendengarnya
"Terus gimana keadaan adiknya sekarang?"
"Shani kurang tau pa, yang pasti adiknya sekarang lagi berobat jalan"
"Oh gitu, kasian ya. Kapan-kapan papa mau jenguk, kamu sama desy harus temenin papa, ok!"
Shani dan desy saling pandang, setelah itu keduanya mengangguk kompak.
"Ok pa"
"Ok om"
Tak terasa satu jam perjalanan dari bandara ke rumah, akhirnya mereka sampai.
"Ci, nanti langsung naik ke kamar ku ya. Ada sesuatu yang mau aku omongin ke cides"
Desy yang sedang mengeluarkan koper dari bagasi mobil hanya menganggukan kepala. Dan kini shani sedang menuju kamar nya dengan ditemani oleh sang papa.
"Pa"
"Ya"
"Kalau program hamil ku berhasil dan aku hamil. Boleh gak shani tinggal di jogja? Shani mau hamil dan melahirkan di sana. Soalnya shani pernah janji ke mendiang mama kalo shani punya anak akan hamil dan lahiran disana"
Papa shani nampak berfikir sambil menatap putri semata wayangnya itu.
"Papa sih boleh-boleh aja, tapi gracia gimana? Dia kan masih sering banget tuh bolak-balik pulang ke rumah nya" Kata sang papa
"Soal itu papa gak usah khawatir, di jogja nanti aku gak ditemenin sama gracia kok. Dan gak akan sendirian juga, karena sda cides yang bakal nemenin aku selama disana, iya kan cides?"
Desy yang baru saja tiba di atas langsung melongo bingung mendengar ucapan shani.
"Bener des kalo kamu bakal nemenin shani selama hamil di jogja?" Tanya papa shani pada desy yang masih terlihat bingung
"Hah? Nggh... "
Desy yang bingung melihat ke arah shani, dan ketika pandangan mereka bertemu. Shani menatap tajam desy yang berdiri tak jauh dari nya.
"Oh, iya om iya aku yang bakal nemenin shani selama di jogja" Kata desy yang pada akhirnya papa shani menyetujui permintaan putri semata wayang nya itu
"Ok, papa setuju kamu selama hamil tinggal disana. Terus gracia gimana? kamu tinggal dong dia disini?"
Shani mengangguk
"Iya pa, biar dia fokus sama adiknya yang lagi sakit dulu. Kasian kan kalo tiba-tiba adiknya butuh dia, jadi biar dia di jakarta aja. Nemenin papa juga kan disini, ya walaupun pasti papa sering ditinggal dia pulang"
"Huhh, yaudah kalo gitu papa mau ke kamar. Des, titip shani ya"
Desy mengangguk
"Iya om"
Setelah itu desy langsung menarik shani masuk ke dalam kamar nya.
"Ayo masuk kamar, lo harus jelasin semua ini" Kata desy
"Iya ci iya"
⏩⏩⏩
Siapa yang mau jadi cides? Nemenin bini orang hamil sampe lahiran? 🤭🤭🤭

YOU ARE READING
Kawin Kontrak [END]
Teen Fiction"Awalnya terpaksa, tapi lama-lama jadi terbiasa" ~ Shania Gracia "Shania Gracia, tanpa Shani itu jadi A Gracia" ~ Shani Indira Natio