FaNa-Sembilan Belas

2.5K 250 104
                                    

°•°Ini Awal Kita °•°

°•°

"Hanaaa."

Di balik cadar Hana tersenyum seraya membalikkan badan. "Assalamualaikum."

Rike tersenyum merkah, "Waalaikumussalam." lalu memeluk Hana. "Gue kangen."

"Kalau lebih romantisnya, balasannya aku juga kangen kamu ya?" Rike tertawa, begitu juga dengan Hana.

"Bagaimana?" Rike menyudahi pelukan mereka. "Seneng banget kan? Liburan di tempat orang tua."

"Pasti lah. Kamu Gimana? Udah puas keliling Surabaya? Postingan instagramnya Masya-allah. Sampe capek aku like foto kamu. Tiap hari upload foto liburan terus."

Rike terkekeh. "Tapi itu belum semua, masih ada foto yang belum di masukkin." Rike melepaskan satu strab bahu, membuka ransel. "Oh ya, Gue ada sesuatu buat lo."

"Apa itu?" Tanya Hana dengan raut wajah di balik cadar kian cerah.

"Kue ini paling terkenal di surabaya. Gue yakin, lo pasti belum pernah makan." Rike mengeluarkan bingkisan dari dalam ransel. "Nihh kue blinjo."

Di balik plastik bening, Hana bisa melihat bentuk kue blinjo dari dalam kotak kue."Terima kasih. Sama seperti nastar ya?"

"Bentuknya iya. Tapi, rasanya beda. Bahan utama kue ini dari emping blinjo. " jelas Rike.

"Pasti enak. Enggak sabar nyobain."

Rike sedikit mendekat pada Hana. "Baiknya jangan makan di kelas. Nanti diminta. Kue ini banyak yang suka soalnya." bisiknya.

Hana menggangguk, seraya tertawa. Ia memasukkan kue ke dalam tas. "Aku juga ada sesuatu buat kamu." Paper bag yang berada di tangan kiri, di pindahkan ke tangan kanan.

"Apa ini?" Rike menerima paper bag dari tangan Hana. Setelah melihat apa isi tas kertas tersebut metanya melebar dengan binar bahagia. "Made in ummi?"

"Iya."

"Kalau buatan ummi pasti enak, rendang rumah makan padang di luar sana sudah pasti kalah." Puji Rike sumringah. "Titip salam dan bilang terima kasih ya Na. Ntar gue kabarin mama, paketin makanan khas surbaya ke Padang. Keluarga lo disana kudu wajib cobain oleh-oleh dari Surabaya, khususnya kue belinjo."

Hana tertawa agak canggung. "Terima kasih Ke-tapi aku kok jadinya rada sungkan ya?"

"Sungkan?" Kata Rike heran--sedetik kemudian tertawa. "Aduhhh Na, enggak ada yang namanya sungkan kalau sudah berteman. Apalagi dalam hal membalas kebaikan."

Hana terkekeh malu. "Makasih Ke."

"Untuk?"

"Oleh-oleh yang mau dikirim ke orang tua aku."

"Sama-sama terima kasih. Nanti gue beri kabar, udah dikirim apa belum. Biar keluarga di Padang enggak bingung dapat paket dari Surabaya. Eh tapi ongkirnya patungan yahh. Lumayan soalnya."

"Oke. Enggak papa. Kamu kabari aku kapan dikirim."

Rike tertawa. "Bercanda Na. Ya kali ngirim oleh-oleh dari keluarga gue, ongkirnya patungan sama lo. Lucu tauk."

FaNaWhere stories live. Discover now