BAGIAN 3

138K 11.7K 1K
                                    

_______________________
_______________________

Kenzo mengacak rambutnya gusar, ia membanting kertas kertas ditangannya kearah laptopnya lalu mengubah posisi tidurnya yang tadinya telungkup menjadi telentang.

Ia menatap langit langit kamarnya yang berwarna putih bersih. Menghembuskan nafas panjang lalu menoleh kearah jam dinding.

Jam sudah menunjukan pukul 20.35 dan dia belum juga selesai mengerjakan tugasnya. Itu berarti sudah empat jam setengah dia berkutat dengan tugasnya.

Kenzo menghela nafas panjang, lalu memejamkan matanya.

TOK TOK TOK

Kenzo membuka matanya dengan kesal, baru saja ia ingin tidur sudah ada yang mengganggu saja. Ck, menyebalkan.

Dengan langkah malas, Kenzo berjalan menuju pintu lalu membuka pintu kamarnya, matanya melebar melihat siapa yang datang dengan membawa sepiring salad buah dan segelas susu diatas nampan itu.

BRAKK

Kenzo kembali menutup pintu kamarnya dengan kasar sama sekali tidak berniat menyuruh gadis diluar sana masuk. Tidak, gadis itu tidak boleh masuk ke kamarnya. Sampai kapanpun.

"Abaangg ihh Zia pegel pegangin nampan! Bunda Rahma bilang Abang belum makan dari sore."

"Abaaangg!!"

"Bangg Zoo!!"

"Abangg ihhh,"

TOKK TOKK TOKK

"Abaaanngg,"

TOK TOK TOK

Kenzo mengerang kesal ia kembali bangkit dari kasur lalu membuka pintu kamarnya.

Terlihat Kenzia yang masih setia memegang nampan dengan mata yang kini sudah berkaca kaca.

Kenzo mengambil dengan kasar nampan yang dipegang Kenzia mengabaikan susu nya yang tumpah setengah lalu berbalik dan masuk begitu saja meninggalkan Kenzia yang masih berdiri didepan pintu kamarnya yang terbuka.

Kenzia melongokkan kepalanya kedalam, matanya berputar mengamati setiap sudut kamar Kenzo yang berantakan. Ia melangkah masuk lalu duduk diujung ranjang milik Kenzo. Dan dari sini ia merasa semakin puas mencium aroma parfume yang biasa Kenzo pakai. Segar.

Kenzo menoleh lalu menatap kearah gadis kecil itu yang tengah duduk manis diranjangnya, matanya terpejam sambil hidung kecilnya mengendus sekitar, Kenzo berdecak, pemuda itu melangkah lebar kearah Zia lalu menarik kerah belakang baju Kenzia dan menariknya keatas.

"Gak ada yang nyuruh lo masuk!" Omelnya sambil menggiring tubuh kecil Kenzia tanpa melepaskan kerah belakangnya membuat Kenzia terlihat seperti anak kucing yang hendak dibuang.

"Aaaaa Zia pengen dikamar abang bentar, baunya wangi." Rengek Kenzia.

Kenzo mendengus, "Kamar lo bau apa emangnya? Bau bangkai? Makanya, kalau makan bangkai tu cepet cepet diabisin, jangan disisain."

Kenzia mencebikkan bibirnya saat Kenzo melepaskan kerah belakangnya, tepat didepan kamar pemuda itu.

"Abang pikir Zia bakteri apa makan bangkai segala,"

"Iya."

BRAKKK

Kenzo kembali membanting pintunya tanpa memikirkan Kenzia yang ada diluar sana, biarlah Kenzia pergi sendiri, waktunya terlalu berharga jika dilewatkan hanya untuk mengurusi bocah kecil itu. Meskipun ia penasaran kenapa anak itu ada dirumahnya malam malam begini. Tumben sekali.

Zo Untuk Zia Where stories live. Discover now